TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Alasan Fase Quarter Life Crisis Sering Terjebak Perasaan Gak Puas

Karier dan keuangan belum stabil

ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/Antoni Shkraba Production)

Menjadi seorang dewasa muda adalah sebuah tantangan. Banyak hal ingin diwujudkan di usia muda. Apalagi kamu masih memiliki energi penuh. Namun, menjalani masa quarter life crisis juga butuh kekuatan mental.

Perasaan tidak puas ternyata sering hadir dan mendominasi diri. Hati dan pikiran tidak pernah tenang. Keingintahuan muncul mengapa menjalani dewasa muda justru lekat dengan perasaan tidak puas. Beberapa alasan bisa kamu jadikan bahan renungan.

1. Menghadapi ketidakstabilan finansial

ilustrasi memegang uang (pexels.com/Karolina Grabowska)

Kestabilan finansial menjadi tolok ukur kesuksesan. Dengan kondisi keuangan yang tertata, kesejahteraan hidup turut meningkat. Hal ini menjadi dambaan semua orang, tidak terkecuali kalangan generasi muda.

Tapi fakta justru menunjukkan kondisi jauh dari harapan. Saat berada di fase quarter life crisis, justru menghadapi ketidakstabilan finansial. Kondisi ini yang memicu perasaan tidak puas. Akibat kondisi finansial yang masih belum tertata, banyak tujuan hidup tidak tercapai

2. Didominasi ambisi menggebu-gebu

ilustrasi sosok ambisius (pexels.com/Olia Danilevich)

Ambisi menjadi pendorong seseorang agar menunjukkan kinerja terbaik. Apalagi bagi generasi muda, mereka termotivasi menjadi kalangan produktif. Seluruh potensi dan kemampuan diri dimaksimalkan demi pencapaian terbaik.

Meskipun begitu, generasi muda juga identik dengan ambisi yang menggebu-gebu. Tentu ini menjadi alasan mereka sering terjebak perasaan tidak puas. Tujuan jangka panjang dipaksakan tercapai dalam waktu singkat. Sedangkan kapasitas diri masih sangat terbatas.

Baca Juga: 5 Tips agar Tak Merasa Stuck saat Mengalami Quarter Life Crisis

3. Menghadapi tekanan ekspektasi sosial

ilustrasi berdiskusi (pexels.com/Kindel Media)

Hidup di lingkungan masyarakat, kamu harus siap menghadapi tekanan ekspektasi sosial. Pasalnya, setiap orang memiliki standar masing-masing. Standar yang kamu miliki bisa jadi berbeda dengan standar orang lain.

Ternyata ada alasan mengapa masa quarter life crisis sering terjebak perasaan tidak puas. Hal ini dipicu oleh tekanan ekspektasi sosial berlebihan. Baik ekspektasi dalam hal pendidikan, karier, maupun kestabilan finansial yang harus segera dicapai.

4. Ketidakpastian karier masa depan

ilustrasi merasa kelelahan (pexels.com/Arina Krasnikova)

Perencanaan karier termasuk tujuan jangka panjang. Namun, meraih kemapanan karir di usia muda juga bukan perkara mudah. Kamu harus siap menghadapi banyak tantangan, termasuk menguatkan mental dan pikiran.

Ketidakpastian karier masa depan juga menjadi alasan fase quarter life crisis erat dengan perasaan tidak puas. Kamu belum menemukan passion yang tepat untuk karier jangka panjang. Lebih buruk lagi jika kamu belum memiliki perencanaan karier sama sekali.

5. Perbandingan dengan orang lain

ilustrasi obrolan rekan kerja (pexels.com/Edmond dantes)

Masing-masing orang memiliki lika-liku kehidupan yang harus dihadapi. Proses yang kamu jalani dengan orang lain tentu sudah berbeda. Kondisi demikian ini harus siap dihadapi pada saat usia muda.

Beberapa orang gemar saling membandingkan satu sama lain. Hal ini yang membuat fase quarter life crisis terjebak perasaan tidak puas. Perbandingan secara berkelanjutan bisa memicu persaingan tidak sehat. Seseorang rela melakukan segala cara untuk pencapaian sesaat.

6. Identitas diri yang terombang-ambing

ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ketika seseorang mengenali identitas diri dengan baik, kehidupan lebih terarah. Prinsip dan pendirian bisa menjadi pedoman kuat dalam menjalani hidup. Namun menjadi permasalahan saat identitas diri masih terombang-ambing.

Fakta ini harus siap kamu hadapi saat menjalani fase quarter life crisis. Menjadi seorang dewasa muda, identitas diri belum terbentuk dengan jelas. Kamu masih sering terpengaruh oleh pengaruh-pengaruh tertentu. Bahkan tidak bisa berpikir matang atas suatu persoalan

Baca Juga: 5 Kesalahan Gen Z saat Hadapi Quarter Life Crisis, Coba Hindari!

Verified Writer

Mutia Zahra

Let's share positive energy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya