5 Sebab Gagal Menciptakan Kehidupan yang Mindfulness
Terlalu mementingkan validasi sosial
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tujuan menjalani hidup bukan hanya untuk merasakan kebahagiaan sesaat atau terpaku pada standar yang berlaku di lingkungan sosial. Terpenting yang perlu diterakan adalah membangun kehidupan yang mindfulness agar segala sesuatunya terasa bermakna dan berharga.
Tidak terkecuali dengan kebahagiaan yang berasal dari hal-hal kecil dan sederhana. Namun, sayangnya masih banyak orang gagal membangun kehidupan yang mindfulness. Alih-alih memperoleh kebahagiaan dalam jangka panjang, kehidupan justru penuh masalah. Fenomena demikian menarik untuk diketahui lebih lanjut. Kurang lebih, terdapat lima hal yang menjadi sebab mengapa kamu gagal menciptakan kehidupan yang mindfulness.
1. Kecanduan validasi sosial
Menjalani hidup tentu kita ingin merasakan momen yang bermakna. Inilah yang dimaksud dengan kehidupan mindfulness. Kebahagiaan tidak hanya diukur berdasarkan pencapaian sesaat, namun demikian, tidak jarang seseorang justru gagal menciptakan kehidupan yang mindfulness. Sudah pasti ada sebab-sebab di baliknya.
Salah satunya karena kecanduan validasi sosial. Ia berusaha hanya untuk memenuhi tuntutan dan standar yang berlaku di lingkungan masyarakat. Namun tidak menyesuaikan kembali dengan prinsip dan nilai-nilai yang dianut. Meskipun meraih pencapaian sesuai yang diinginkan, namun tidak terdapat kepuasan di dalamnya
Baca Juga: 5 Tips Membeli Perabotan untuk Anak Kos, Jangan Asal Pilih
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.