TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Dampak Negatif Tidak Memahami Literasi Finansial di Usia 20-an

Kehidupan finansial tidak terencana

ilustrasi dompet kosong (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Memasuki usia 20-an, kita tumbuh menjadi sosok dewasa muda. Masa ini berbeda jauh dengan saat kita masih remaja. Terutama mengenai tanggung jawab dan cara dalam mengelola keuangan. Memasuki usia 20-an, pemahaman akan literasi finansial harus sudah mulai terbangun.

Namun, apa jadinya jika kita tidak memahami literasi finansial? Bahkan tidak mengetahui cara mengelola pendapatan secara efektif dan tepat sasaran. Sudah tentu konsekuensi akan ditanggung. Berikut akibat buruk saat tidak memahami literasi finansial di usia 20-an.

1. Dihadapkan dengan utang yang semakin menumpuk

ilustrasi memegang uang (unsplash.com/Viacheslav Bublyk)

Memasuki usia 20-an bukan lagi sebagai seorang remaja. Dalam fase ini, kita tumbuh menjadi sosok dewasa muda. Cara dalam mengelola keuangan sudah tentu harus diperhatikan dengan matang. Karena ini merupakan fase awal membangun kestabilan finansial.

Menjadi hal buruk saat di usia 20-an kita tidak memahami apa itu literasi finansial. Dampak negatifnya akan dihadapkan dengan utang yang semakin menumpuk. Hal ini bisa menjerumuskan seseorang dalam lingkaran utang yang sulit untuk dilunasi.

2. Tidak memiliki dana darurat sama sekali

ilustrasi uang (pexels.com/breakingpic)

Seharusnya usia awal 20-an kita sudah harus mulai sadar tentang pentingnya literasi finansial. Terutama dalam mengelola keuangan agar mampu mencukupi kebutuhan dasar. Kemudian sisanya dimasukkan ke dalam tabungan dan dana darurat. Tapi apa yang terjadi saat seseorang justru tidak memahami literasi finansial?

Kemungkinan buruk kita tidak akan memiliki dana darurat sama sekali. Pendapatan hanya habis untuk memenuhi tuntutan hidup yang mengedepankan gengsi dan sikap konsumtif. Di usia menjelang dewasa, seseorang mungkin tidak siap menghadapi situasi darurat seperti kehilangan pekerjaan, biaya medis, atau kerusakan kendaraan.

Baca Juga: 5 Tips Mengatur Keuangan Saat Jadi Mahasiswa Rantau, Cukup Berhemat?

3. Kebingungan mengalokasikan pendapatan secara efektif dan efisien

ilustrasi dompet uang (pexels.com/Ahsanjaya)

Keuangan yang menjadi aspek penting yang harus diperhatikan dalam menjalani hidup. Karena ini yang akan menjamin kesejahteraan dalam jangka panjang. Terutama cara kita dalam mengelola keuangan di usia 20-an. Literasi finansial tentu menjadi pondasi yang kuat.

Suatu hal buruk Ketika seseorang tidak memahami literasi finansial di usia 20-an. Otomatis mengalami kebingungan mengalokasikan pendapatan secara efektif dan efisien. Dalam situasi seperti ini, pengeluaran justru lebih besar daripada jumlah pemasukan.

4. Kehidupan finansial yang tidak terencana

ilustrasi dompet kosong (pexels.com/Ahsanjaya)

Seharusnya di usia 20-an kita sudah mulai memahami tentang literasi finansial. Keuangan tidak hanya dialokasikan untuk pengeluaran. Namun juga perlu memperhatikan tabungan dan dana darurat. Lantas, bagaimana dampaknya jika seseorang tidak memahami literasi finansial di usia dewasa muda?

Bisa dipastikan memiliki kehidupan finansial yang tidak terencana. Tanpa pemahaman yang baik tentang literasi finansial, seseorang mungkin tidak memiliki rencana keuangan jangka panjang. Hal ini dapat menyebabkan tekanan finansial di masa depan.

Verified Writer

Mutia Zahra

Be grateful for everything

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya