Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Kita tidak bisa memungkiri kenyataan jika hidup pasti berhadapan dengan masalah. Sosok manusia berkualitas pasti berani menghadapi permasalahan yang datang. Sedangkan sosok pengecut cenderung lari, meski sebenarnya ia yang memulai permasalahan tersebut.
Keputusan ada di tanganmu, apakah memilih menjadi sosok pemberani atau sosok pengecut. Setidaknya, terdapat enam bentuk sikap mempermasalahkan masalah yang harus dihindari. Sikap demikian justru memperkeruh situasi dan keadaan.
1. Saling melempar tanggung jawab
ilustrasi terlibat konflik (pexels.com/Alex Green) Kehadiran masalah sudah seharusnya diselesaikan karena masalah yang dibiarkan berlarut-larut bisa memicu persoalan baru. Tapi tidak semua orang berani menghadapi masalah. Alih-alih mencari jalan keluar, permasalahan justru disikapi dengan cara keliru.
Salah satunya ditunjukkan dengan sikap saling melempar tanggung jawab. Tidak ada yang mau ambil bagian untuk mencari solusi dari permasalahan. Setiap orang sibuk mencari aman sendiri. Termasuk mereka yang ditunjuk sebagai pemimpin.
2. Berusaha untuk mengkambing hitamkan orang lain
ilustrasi terlibat konflik (pexels.com/Ketut Subiyanto) Untuk membedakan seseorang pemberani dan pengecut ternyata tidak susah. Kamu bisa mengamati dari caranya dalam menghadapi masalah. Apakah berusaha mencari solusi, atau justru mempermasalahkan masalah dengan memperkeruh suasana.
Dia ntara bentuk sikap mempermasalahkan masalah adalah mengkambing hitamkan orang lain. Mereka yang sudah berbuat kesalahan tidak berani mengambil pertanggungjawaban. Sebaliknya, justru menjadikan orang lain sebagai tameng. Manusia tak tahu apa-apa dijadikan umpan untuk menutupi sisi kesalahannya.
Baca Juga: 6 Alasan Indah untuk Tetap Bertahan Hidup meski Masalah Terasa Berat
3. Mengisi pikiran dengan sudut pandang negatif
ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/Andrea Picquadio) Mempermasalahkan masalah tidak akan pernah ada habisnya. Untuk sesaat mungkin merasa tenang. Tapi permasalahan yang belum terselesaikan kelak pasti muncul kembali. Tentunya menimbulkan kekacauan yang lebih besar.
Apa saja bentuk sikap mempermasalahkan masalah yang harus dihindari? Termasuk di antaranya mengisi pikiran dengan sudut pandang negatif. Kamu memenuhi pikiran dengan rasa takut dan kegelisahan. Padahal prasangka buruk itu belum tentu terbukti kebenarannya, justru menghambat terciptanya solusi.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
4. Memandang masalah sebagai akhir perjuangan
ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/Alex Green) Menjalani hidup harus siap berhadapan dengan masalah. Seorang manusia pemberani pasti mampun menghadapi setiap persoalan yang hadir. Tapi lain halnya dengan seseorang yang memiliki jiwa pengecut. Mereka justru mempermasalahkan masalah tanpa henti.
Terdapat sikap mempermasalahkan masalah yang harus dihindari, termasuk memandang permasalahan sebagai akhir perjuangan. Cara ini tidak akan menghentikan rasa takut dan kegelisahan. Sebaliknya, konsentrasi terganggu sehingga kamu gampang mengambil tindakan ceroboh.
5. Menjadikan masalah sebagai pemicu konflik dan perpecahan
ilustrasi terlihat konflik (pexels.com/Liza Summer) Menyikapi permasalahan memang harus hati-hati. Fokus utama bukan untuk mempermasalahkan masalah, tapi dengan mencari jalan keluar agar permasalahan segera selesai. Sudahkah kamu memiliki keterampilan tersebut dalam menghadapi masalah?
Sebaiknya hindari sikap mempermasalahkan masalah. Salah satu di antaranya menjadikan persoalan sebagai pemicu konflik dan perpecahan. Situasi yang sudah tidak terkendali semakin memanas. Dari satu permasalahan bisa menimbulkan persoalan baru yang tidak kalah rumit
Baca Juga: 5 Waktu yang Tepat Melibatkan Orang Lain dalam Menyelesaikan Masalah