Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Adakalanya seseorang menaruh ekspektasi begitu tinggi. Ekspektasi terhadap diri sendiri. Maupun ekpektasi yang tinggi terhadap orang lain. Setelah berharap tidak ekspektasi tersebut masih terwujudkan di dunia nyata.
Namun demikian, tidak semua orang memiliki pemikiran demikian. Beberapa orang justru tidak mau berekspektasi tinggi. Mereka lebih memilih berfokus pada keadaan yang sebenarnya. Apa sebenarnya alasan seseorang ogah berekspektasi tinggi pada sesuatu? Tentunya ada beberapa alasan logis yang mengimbangi.
1. Pengalaman masa lalu yang buruk
ilustrasi bersedih (pexels.com/Liza Summer) Biasanya beberapa orang menetapkan ekspektasi yang tinggi atas suatu hal. Bahkan tidak menyesuaikan dengan batas kemampuan diri. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan tetap ada orang yang memilih tidak menetapkan ekspektasi tinggi.
Sikap dan tindakan yang mereka ambil tidak salah. Orang-orang tersebut juga memiliki alasan tersendiri. Salah satunya mengenai pengalaman masa lalu yang buruk. Pengalaman tersebut membuatnya enggan melambungkan harapan tinggi seperti sebelumnya.
Baca Juga: 5 Cara Jaga Silahturahmi dengan Rekan Kerja Pasca Resign
2. Rasa takut yang besar atas kekecewaan
ilustrasi merasa takut (pexels.com/Aliaksei Lepik) Tidak semua orang siap dihadapkan dengan kekecewaan. Apalagi sedari awal sudah menaruh ekspektasi tinggi. Kenyataan ini bisa menghancurkan semangat dan motivasi. Bahkan memilih terpuruk dan pasrah dengan situasi tak berdaya.
Rasa takut yang besar akan kekecewaan juga menjadi alasan seseorang tidak mau berekspektasi tinggi. Ia tidak mau semangat dan motivasi yang dibangun hancur tak tersisa. Bahkan mereka berusaha menekan ekspektasi serendah mungkin.
3. Rendahnya keyakinan diri
ilustrasi merasa minder (pexels.com/Liza Summer) Keyakinan diri berkaitan erat dengan sifat optimis. Ketika seseorang berekspektasi tinggi, tentu diiringi keyakinan pasti bisa meraih hasil terbaik. Namun yang terjadi, tidak semua orang memiliki sikap demikian. Ada juga beberapa orang yang memilih tidak memiliki ekspektasi sama sekali.
Hal ini dipicu oleh rendahnya keyakinan diri. Takut akan kecewa adalah alasan umum mengapa seseorang mungkin memilih untuk tidak memiliki ekspektasi yang tinggi. Mereka mungkin merasa bahwa dengan memiliki ekspektasi yang rendah, dapat menghindari rasa kecewa dan frustrasi.
4. Sadar akan risiko yang terlalu tinggi
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
ilustrasi berpikir (pexels.com/Athena) Setiap langkah yang kita ambil pasti berkaitan dengan risiko. Baik dalam hal kecil maupun besar. Keberadaan risiko bisa menjadi tantangan tersendiri jika kita terlalu nekat menghadapi. Apalagi tidak mempertimbangkan dengan cermat sejak awal.
Jangan heran dengan orang-orang yang tidak mau berekspektasi tinggi. Karena mereka sudah sadar akan risiko di baliknya. Orang-orang tersebut merasa bahwa risiko yang dihadapi terlalu besar atau tidak sebanding dengan potensi hasil yang mungkin mereka dapatkan.
5. Pilihan untuk tetap realistis
ilustrasi berpikir realistis (unsplash.com/Attentie Attentie) Sudahkah kamu memiliki kemampuan berpikir realistis? Segala sesuatunya dipertimbangkan berdasarkan logika dan situasi nyata. Bukan hanya berpikir dengan menggunakan gejolak emosi sesaat. Saat seseorang memilih tetap realistis, ia tidak mudah mengalami kekecewaan.
Hal ini pula yang menjadi alasan beberapa orang tidak mau berekspektasi tinggi. Mereka memilih untuk tetap realistis atas situasi yang terjadi. Orang-orang tersebut memilih berfokus pada hasil yang nyata daripada mempertaruhkan waktu untuk ekspektasi sia-sia.
6. Keinginan untuk menghindari tekanan
ilustrasi perempuan bahagia (pexels.com/Designecologist) Banyak hal yang menjadi sumber seseorang merasa tertekan. Tidak harus berasal dari lingkungan luar. Adakalanya hal itu justru disebabkan oleh diri sendiri. Salah satunya kekecewaan karena tidak berhasil meraih ekspektasi.
Tentu ini menjadi alasan bagi beberapa orang untuk tidak menaruh ekspektasi tinggi. Mereka hanya berusaha untuk menghindari tekanan yang mungkin muncul. Seseorang memilih menaruh ekspektasi yang rendah agar tidak memicu stres dan kecemasan.