TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Salience Bias, Kecenderungan Memilih yang Lebih Menarik

Fenomena di mana kamu lebih memilih hal yang menarik

ilustrasi menjual barang (pexels.com/cottonbro studio)

Intinya Sih...

  • Fenomena salience bias mempengaruhi cara kita memilih informasi yang menarik perhatian, terlepas dari pentingnya.
  • Salience bias dipengaruhi oleh faktor emosional, kognitif, dan lingkungan sekitar, memengaruhi penilaian dan pengambilan keputusan.
  • Dampak salience bias meluas dari tingkat individu hingga organisasi dan masyarakat, mempengaruhi prioritas isu publik dan kesalahan dalam pengambilan keputusan.

Pernahkah kamu merasa lebih tertarik dengan berita kriminal yang heboh di media sosial dibandingkan berita ekonomi yang penting? Atau lebih mudah tergoda dengan diskon besar-besaran di toko online dibandingkan dengan promo yang lebih kecil tapi lebih menguntungkan? Nah, fenomena ini bisa jadi karena kamu terpengaruh oleh salience bias.

Salience bias adalah kecenderungan kita untuk lebih fokus pada informasi yang menonjol dan mengabaikan informasi yang tidak menarik perhatian. Fenomena psikologis ini dapat memengaruhi cara kita berpikir, bertindak, dan bahkan mengambil keputusan.

Nah, berikut adalah lima fakta menarik tentang salience bias yang mungkin belum kamu ketahui. Memahami salience bias dapat membantu kita membuat keputusan yang lebih baik dan menghindari kesalahan dalam penilaian. Penasaran? Yuk, simak selengkapnya!

1. Salience bias menampilkan kecenderungan selektif

ilustrasi memilih (pexels.com/Liza Summer)

Salience bias muncul dari kontras (seringkali tak terduga) antara item dan lingkungannya. Misalnya, seekor domba hitam di tengah kawanan domba putih, atau alarm mobil yang berbunyi di tengah hari yang tenang. Ini bisa menjadi hasil dari sejumlah faktor emosional atau kognitif, bukan hanya dari ciri fisik yang bisa dilihat dengan jelas. Faktor-faktor ini termasuk pengalaman masa lalu, nilai-nilai pribadi, dan bahkan kondisi sosial yang mempengaruhi persepsi kita.

Kecenderungan selektif ini tidak hanya mempengaruhi apa yang kita perhatikan, tetapi juga bagaimana kita menilai pentingnya informasi tersebut. Kita cenderung memberi bobot lebih pada informasi yang menonjol, yang bisa mengarah pada penilaian yang bias dan tidak lengkap. Penting untuk menyadari kecenderungan ini agar kita dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampaknya pada pengambilan keputusan kita.

2. Salience bias mengarahkan perhatian kita

ilustrasi memilih (pexels.com/Alexandra Maria)

Kita cenderung fokus pada hal-hal yang provokatif daripada yang biasa, bahkan jika mereka secara objektif tidak relevan. Ini bisa terjadi karena otak kita diprogram untuk memprioritaskan dan memperhatikan informasi yang relevan dengan kebutuhan kita saat itu atau yang menonjol dengan cara tertentu. Perhatian kita sering kali tertarik ke arah yang bisa mengganggu kita dari informasi yang lebih penting namun kurang menonjol.

Perhatian yang teralihkan ini bisa berdampak pada berbagai aspek kehidupan, dari keputusan sehari-hari hingga pemahaman kita tentang dunia. Misalnya, berita yang mengejutkan atau gambar yang menggugah emosi bisa mendominasi pemikiran kita, sementara statistik dan fakta yang lebih kering dan objektif mungkin diabaikan. Ini menunjukkan pentingnya mencari keseimbangan dalam apa yang kita perhatikan dan bagaimana kita memproses informasi.

3. Salience bias mempengaruhi pengambilan keputusan

ilustrasi memilih (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Baca Juga: 5 Fakta Pessimism Bias, Fenomena yang Bikin Kamu Pesimis

Salience bias dapat dipengaruhi oleh emosi, keyakinan, dan pengalaman masa lalu seseorang, dan bisa menjadi sumber kesalahan dalam penilaian dan pengambilan keputusan. Untuk menghindari salience bias, penting bagi kita untuk menyadari bias kita sendiri dan berusaha mempertimbangkan semua informasi yang relevan saat membuat keputusan. Mengakui bahwa kita mungkin memiliki kecenderungan untuk memprioritaskan informasi yang menonjol dapat membantu kita membuat pilihan yang lebih seimbang dan tepat.

Dalam konteks bisnis, misalnya, manajer mungkin terlalu fokus pada proyek yang paling menonjol atau mendesak, sementara mengabaikan aspek penting lainnya yang kurang menarik perhatian. Ini bisa menyebabkan keputusan yang tidak optimal dan bahkan kerugian finansial. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan strategi yang memungkinkan kita untuk melihat gambaran yang lebih luas dan menghindari jebakan salience bias.

4. Salience bias memiliki dampak sistemik

ilustrasi memilih (pexels.com/Andres Ayrton)

Dampak dari salience bias pada tingkat sistemik sangat luas dan sangat berpengaruh. Misalnya, bisnis sering kali mengalami kesalahan perencanaan dan penundaan karena gagal memperhitungkan aspek operasi yang kurang menonjol seperti tugas administratif atau langkah-langkah pendukung lainnya yang harus diambil. Ini menunjukkan bagaimana salience bias dapat mempengaruhi tidak hanya individu tetapi juga organisasi dan masyarakat secara keseluruhan.

Di tingkat masyarakat, salience bias dapat mempengaruhi bagaimana isu-isu publik diprioritaskan dan ditangani. Isu yang lebih menonjol sering kali mendapatkan lebih banyak perhatian dan sumber daya, sementara masalah yang sama pentingnya tetapi kurang menarik perhatian mungkin diabaikan atau ditunda. Ini bisa memiliki konsekuensi jangka panjang pada kesejahteraan dan kemajuan sosial.

Verified Writer

Muhamad Aldifa

Menulis di saat senggang

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya