TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Kesalahan yang Harus Dihindari dalam Dikotomi Kendali

Hal yang bikin dikotomi kendali kamu jadi kacau

ilustrasi berpikir (pexels.com/EKATERINA BOLOVTSOVA)

Apa sih dikotomi kendali itu? Dikotomi kendali adalah istilah psikologi yang mengukur seberapa besar kamu merasa punya pengaruh atas apa yang terjadi dalam hidup kamu. Ada dua macam dikotomi kendali, yaitu internal dan eksternal.

Kalau kamu punya dikotomi kendali internal, berarti kamu yakin bahwa keberhasilan atau kegagalan kamu tergantung pada usaha, kemampuan, atau kesalahan kamu sendiri. Tapi kalau kamu punya dikotomi kendali eksternal, berarti kamu cenderung ngerasa bahwa hal-hal di luar diri kamu, seperti nasib, situasi, atau orang lain, yang lebih menentukan nasib kamu.

Dikotomi kendali ini penting lho, karena bisa mempengaruhi banyak hal dalam hidup kamu, mulai dari prestasi, kesehatan, sampai hubungan sosial. Biasanya, orang-orang yang punya dikotomi kendali internal lebih sukses, sehat, dan bahagia daripada orang-orang yang punya dikotomi kendali eksternal. Tapi gimana sih cara menerapkan dikotomi kendali yang baik dan benar? Nah, berikut adalah lima hal yang bikin dikotomi kendali kamu jadi kacau. Simak yuk!

1. Jangan anggap dikotomi kendali itu sudah bawaan sejak lahir dan gak bisa berubah

ilustrasi berpikir (pexels.com/cottonbro studio)

Salah satu kesalahan yang sering dilakukan orang adalah mengira bahwa dikotomi kendali itu adalah sifat kepribadian yang udah ditetapkan sejak lahir dan gak bisa diubah-ubah. Padahal, kenyataannya adalah dikotomi kendali itu bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah orang tua. Orang tua bisa membentuk dikotomi kendali anak-anak mereka dengan cara memberi mereka kebebasan dan mengajarkan mereka hubungan sebab-akibat dari tindakan mereka.

Dengan begitu, anak-anak akan tumbuh menjadi orang-orang yang punya dikotomi kendali internal yang kuat. Selain itu, dikotomi kendali juga bisa berubah seiring waktu karena pengalaman hidup. Ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa dikotomi kendali seseorang bisa berubah seiring bertambahnya usia.

Baca Juga: 7 Faktor Eksternal yang Menghambat Pertumbuhanmu, Hindari

2. Jangan abaikan faktor-faktor eksternal yang memang penting

ilustrasi berpikir (pexels.com/Ivan Samkov)

Memiliki dikotomi kendali internal memang bagus, tapi bukan berarti kamu harus mengesampingkan faktor-faktor eksternal yang memang penting dan berpengaruh. Ada beberapa hal yang memang gak bisa kamu kontrol sepenuhnya, seperti bencana alam, ketidakadilan, atau kebijakan pemerintah.

Kalau kamu mengabaikan hal-hal ini, kamu bisa jadi stres, frustrasi, atau merasa bersalah tanpa alasan. Makanya, kamu harus belajar untuk mengenali dan menerima hal-hal yang gak bisa kamu kontrol dan mencari cara untuk menyesuaikan diri dengan situasi tersebut.

3. Jangan salahkan diri sendiri terus-menerus

ilustrasi berpikir (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Salah satu risiko dari memiliki dikotomi kendali internal yang terlalu tinggi adalah kamu jadi suka menyalahkan diri sendiri terus-menerus atas segala hal yang salah dalam hidup kamu. Ini bisa bikin kamu jadi rendah diri, depresi, atau bahkan gangguan makan.

Sebaiknya, kamu harus belajar untuk membedakan antara hal-hal yang bisa kamu kontrol dan hal-hal yang gak bisa kamu kontrol. Kamu juga harus belajar untuk memaafkan diri sendiri atas kesalahan-kesalahan yang kamu buat dan mengambil hikmah darinya.

4. Jangan salahkan orang lain terus-menerus

ilustrasi argumen (pexels.com/Liza Summer)

Salah satu risiko dari memiliki dikotomi kendali eksternal yang terlalu tinggi adalah kamu jadi suka menyalahkan orang lain terus-menerus atas segala hal yang salah dalam hidup kamu. Ini bisa bikin kamu jadi konflik dengan orang lain, gak mau bertanggung jawab, atau jadi defensif.

Sebaiknya, kamu harus belajar untuk mengakui dan bertanggung jawab atas peran kamu dalam menciptakan hasil yang kamu inginkan. Kamu juga harus belajar untuk menghargai dan bekerja sama dengan orang lain yang bisa membantu kamu mencapai tujuan kamu.

Baca Juga: 5 Kiat Tingkatkan Resiliensi Diri, Ketahanan saat Hadapi Tekanan

Verified Writer

Muhamad Aldifa

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya