TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Dampak Negatif Hyperbolic Discounting pada Kehidupan Sehari-hari

Yuk, diskusi tentang dampak hyperbolic discounting!

ilustrasi pembuat sepatu (pexels.com/Gustavo Fring)

Pernah gak sih kamu merasa yakin banget dengan rencana-rencana hebat untuk masa depan yang cery, tapi tiba-tiba, semuanya berubah karena godaan diskon atau promo yang muncul tiba-tiba? Atau, mungkin saat kamu bertekad untuk mulai hidup sehat mulai besok, tapi kemudian ada teman yang ngajak kamu makan all you can eat, dan kamu pun berpikir, “Ah, besok aja deh mulai hidup sehatnya”? Itulah yang namanya hyperbolic discounting.

Hyperbolic discounting adalah sebuah jebakan pikiran yang sering kali membuat kita memilih kepuasan sesaat ketimbang manfaat jangka panjang yang lebih besar. Fenomena ini gak cuma berpengaruh pada keputusan kecil, tapi juga bisa berdampak besar pada aspek-aspek penting dalam kehidupan kita.

Dari mengatur keuangan hingga menjaga kesehatan, hyperbolic discounting bisa jadi musuh yang gak terlihat tapi berbahaya. Yuk, kita ulas lebih dalam tentang dampak negatif yang mungkin gak kamu sadari dari hyperbolic discounting ini.

1. Keputusan keuangan yang kurang bijak

ilustrasi uang (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Kamu pernah gak sih tiba-tiba belanja online padahal sebenarnya lagi nabung buat liburan? Nah, itu salah satu contoh hyperbolic discounting. Kita sering kali tergoda oleh kepuasan sesaat dan mengabaikan tujuan finansial jangka panjang. Keputusan untuk membeli sesuatu sekarang ini bisa mengorbankan kemampuan kita untuk menghemat atau berinvestasi untuk masa depan.

Bukan cuma soal belanja, lho. Misalnya, saat ditawari promosi kartu kredit dengan banyak bonus di awal, kita mungkin gak mempertimbangkan biaya tahunan yang lebih besar. Jadi alih-alih menghemat, kita malah bisa jadi lebih boros.

2. Kesehatan terabaikan

ilustrasi berpikir (pexels.com/Andrea Piacquadio)

“Pernah dengar gak orang yang bilang ‘Nanti aja deh mulai dietnya’?” Itu juga karena hyperbolic discounting. Kita cenderung memilih kenikmatan makanan yang lezat sekarang daripada memikirkan kesehatan di masa depan. Makanan cepat saji yang enak mungkin terlihat menggoda, tapi sering kali kita gak memikirkan efek jangka panjangnya terhadap tubuh kita.

Dan gak hanya diet, kebiasaan buruk seperti merokok juga dipengaruhi oleh hyperbolic discounting. Sensasi cepat dari nikotin atau alkohol sering kali diutamakan daripada memikirkan dampak jangka panjangnya, seperti risiko kesehatan yang serius atau biaya perawatan medis di masa depan.

Baca Juga: 5 Fakta Menakutkan Gejala Prokrastinasi, Harus Segera Dihilangkan!

3. Prokrastinasi

ilustrasi bermain gawai (pexels.com/Karolina Kaboompics)

Tugas kuliah atau kerjaan kantor sering ditunda? Hyperbolic discounting membuat kita memilih untuk bersantai atau main game daripada menyelesaikan tugas yang deadline-nya masih lama. Ini bisa berakibat pada penumpukan tugas dan stres yang meningkat ketika deadline mendekat.

Prokrastinasi ini gak hanya berdampak pada pekerjaan atau studi, tapi juga pada proyek pribadi dan resolusi tahun baru. Kita sering menunda-nunda rencana untuk belajar bahasa baru atau berolahraga karena kita lebih menghargai waktu luang sekarang daripada hasil yang akan kita dapatkan nanti.

4. Kecanduan

ilustrasi berbincang (pexels.com/MART PRODUCTION)

Hyperbolic discounting juga berperan dalam kecanduan, seperti rokok atau alkohol. Sensasi cepat dari nikotin atau alkohol sering kali diutamakan daripada memikirkan dampak jangka panjangnya. Kita mungkin tahu bahwa merokok itu buruk, tapi keinginan untuk merasakan nikotin sekarang ini sering kali mengalahkan kekhawatiran tentang kesehatan di masa depan.

Dan gak cuma rokok atau alkohol, kecanduan teknologi juga bisa jadi masalah. Misalnya, scrolling media sosial bisa memberikan kepuasan instan, tapi bisa menghabiskan waktu yang seharusnya digunakan untuk aktivitas yang lebih produktif atau membangun hubungan sosial yang lebih nyata.

Verified Writer

Muhamad Aldifa

Menulis di saat senggang

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya