TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sarat Nilai Luhur, 4 Makna Tradisi Ngeuyeuk Seureuh bagi Wanita Sunda

Tradisi bagi calon pengantin wanita sebelum menikah

ilustrasi wanita Indonesia (pexels.com/Kakanda Yonik)

Tradisi Sunda dikenal dengan berbagai adat istiadat yang kaya dan penuh makna. Salah satu tradisi yang masih dijaga dan dilestarikan hingga kini adalah Ngeuyeuk Seureuh.

Ngeuyeuk Seureuh merupakan upacara adat yang dilakukan sebelum pernikahan, khususnya bagi calon pengantin wanita. Dalam upacara ini, calon pengantin wanita akan diberi berbagai nasihat dan petuah mengenai kehidupan berumah tangga oleh para sesepuh atau tetua adat.

Bagi masyarakat Sunda, tradisi ini bukan sekadar seremoni biasa, melainkan sarat dengan simbolisme dan doa-doa yang baik untuk pasangan yang akan menikah. Berikut empat makna tradisi Ngeuyeuk Seureuh yang penuh dengan nilai kebajikan.

1. Simbolisme dalam setiap rangkaian ritual

ilustrasi pernikahan (pexels.com/Danu Hidayatur Rahman)

Dalam tradisi Ngeuyeuk Seureuh, setiap rangkaian ritual memiliki makna simbolis yang dalam. Misalnya, daun sirih yang digunakan dalam upacara melambangkan kesuburan dan kesehatan bagi calon pengantin.

Selain itu, kegiatan memotong daun sirih bersama-sama juga mengajarkan kerjasama dan kebersamaan dalam mengarungi kehidupan berumah tangga. Tidak hanya daun sirih, bahan-bahan lain seperti kunyit, kelapa, dan beras juga memiliki makna tersendiri.

Kunyit melambangkan kekuatan dan ketahanan, kelapa melambangkan kesucian, dan beras melambangkan kesejahteraan. Semua simbolisme ini memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya nilai-nilai positif dalam membangun rumah tangga yang harmonis.

2. Mendoakan keberkahan

ilustrasi pernikahan (pexels.com/Labskii)

Dalam upacara Ngeuyeuk Seureuh, para tetua dan sesepuh memainkan peran yang sangat penting. Mereka tidak hanya memberikan petuah dan nasihat kepada calon pengantin, tetapi juga mendoakan agar kehidupan pernikahan yang akan dijalani penuh dengan keberkahan.

Kehadiran para tetua ini menegaskan pentingnya menghormati dan mendengarkan nasihat orang yang lebih tua. Selain itu, kehadiran para tetua juga memberikan rasa nyaman dan aman bagi calon pengantin wanita.

Dengan bimbingan dan doa-doa yang diberikan, calon pengantin wanita akan merasa lebih siap dan percaya diri untuk memasuki kehidupan baru sebagai istri. Tradisi ini mengajarkan pentingnya menjaga hubungan baik dengan keluarga dan menghormati orang tua.

3. Kesempatan mempererat hubungan keluarga

ilustrasi lamaran (pexels.com/Simón Gómez)

Ngeuyeuk Seureuh bukan hanya sekadar upacara, tetapi juga menjadi momen penting untuk mempererat hubungan keluarga. Kegiatan ini biasanya dihadiri oleh keluarga besar kedua belah pihak, sehingga menjadi ajang untuk saling mengenal lebih dekat dan mempererat ikatan kekeluargaan.

Momen kebersamaan ini sangat penting, terutama dalam memulai kehidupan berumah tangga. Tradisi ini juga mengajarkan calon pengantin wanita untuk selalu menjalin hubungan baik dengan keluarga besar.

Dengan adanya dukungan dari keluarga, calon pengantin akan merasa lebih kuat dan siap menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan pernikahan. Nilai-nilai kebersamaan dan kekeluargaan inilah yang membuat tradisi Ngeuyeuk Seureuh masih dilestarikan hingga kini.

Verified Writer

Heyleen

Mahasiswa ekonomi yang tertarik dengan tulisan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya