TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hal Bijak dalam Menanggapi Seseorang yang Ingin Mengakhiri Hidup

Arahkan pada pilihan yang tepat tanpa memaksanya, ya

ilustrasi kesedihan (pixabay.com/3938030)

Rasanya semua orang di muka bumi ini memiliki persmasalahan hidupnya masing-masing, ya. Sayangnya, tidak semua orang mampu dan berhasil melewati masalah dalam hidupnya.

Tak jarang, banyak orang merasa masalah yang dihadapinya terlalu kompleks dan tidak sebanding dengan kemampuan yang ia miliki. Berangkat dari hal tersebut, beberapa orang beranggapan bahwa mengakhiri hidup adalah satu-satunya solusi yang tersisa. 

Mendengar kata bunuh diri rasanya mungkin begitu menyeramkan bagimu. Ternyata, hal yang menyeramkan itu ada dihadapanmu saat orang sekitarmu mengatakan tidak kuat menjalani hidupnya dan ingin mengakhiri hidup. Lantas, apa yang harus kamu lakukan? Simak hal bijak dalam menghadapi seseorang yang ingin mengakhiri hidup berikut ini.

Baca Juga: 5 Pertolongan Pertama Hadapi Pemikiran Ingin Mengakhiri Hidup

1. Jangan katakan, “Emang mengakhiri hidup bisa menyelesaikan masalahmu?“

ilustrasi masalah hidup (pixabay.com1388843/)

Hal pertama dan utama yang perlu kamu lakukan ialah dengan tidak menghakiminya, fokuslah mendengarkan ceritanya. Mungkin kamu bisa memahami jalan masalahnya, tapi kamu tidak akan pernah bisa memosisikan diri sebagai dia.

Terlebih lagi, seseorang yang mengatakan ingin mengakhiri hidup itu rasanya berpikir bahwa memang masalahnya tidak akan selesai. Tetapi, setidaknya ia tidak perlu bertemu dengan orang yang menyakitinya. Pemikiran seperti ini yang biasanya bersemayam dalam hidupnya. 

2. Jangan mengadu nasib dengan cerita orang yang lebih tragis

ilustrasi aku dan orang lain (pixabay.com/NoName_13)

Mungkin kamu berpikir ingin meyemangatinya hingga membuatnya bersyukur dengan menceritakan kisah orang lain yang lebih tragis. Sayangnya, alih-alih jadi mengurungkan niatnya mengakhiri hidup, bisa jadi ia malah emosional terhadapmu, lho.

Ingat, ia bercerita padamu karena percaya ke kamu, tetapi kamu malah mengadu nasibnya. Padahal, ia berharap kamu bisa paham untuk tidak membandingkan lukanya dengan luka orang lain. Yang mana mungkin luka itu memang lebih kecil, tapi kemampuannya ternyata juga jauh lebih kecil dari itu. Jadi, kamu tidak bisa menyamarakatan kehidupan semua orang, ya.

3. Validasi rasa dukanya

ilustrasi persahabatan (pixabay.com/Greyerbaby)

Lagi-lagi tentang kepercayaan yang ia berikan kepadamu dengan menceritakan kisah tragisnya. Dengan begitu, cobalah untuk memahaminya dengan memberikan validitas atas cerita dukanya. 

Munculkan rasa empati dengan menempatakan dirimu sebagai dia. Bukan hanya memiliki lukanya, tapi kemampuannya yang sudah tidak sanggup lagi. Dengan begitu, ia cerita kepadamu itu bisa jadi lega dengan berbagi beban kepadamu.

Baca Juga: 5 Hal Ini Akan Terlewat saat Mengakhiri Hidup, Banyak yang Berharga!

4. Berikan pertimbangan bijak padanya

ilustrasi persahabatan (pixabay.com/Anemone123)

Setelah kamu berhasil menjadi pendengar yang baik, kini saatnya masuklah dari hati ke hatinya. Saat ia sudah selesai bercerita dan lega, tentu ia berharap sedikit banyak dapat masukan dari kamu.

Nah, inilah saatnya kamu bisa memberikan pertimbangan yang bijak kepadanya. Berikan masukan objektif yang tidak mungkin terpikirkan olehnya karena sedang diselimuti emosional atas lukanya. Misalnya saja dengan mengajaknya untuk berkonsultasi ke ahli atas permasalahannya.

Verified Writer

Melinda Fujiana

Have a nice day!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya