TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tips Menulis Resensi Buku untuk Pemula, Kembangkan Hobimu Membaca

#IDNTimesLife Semua buku ada sisi menarik yang bisa dikupas

ilustrasi menulis resensi (pexels.com/Christina Morillo)

Hobi yang berkaitan dengan buku ada bermacam-macam. Ada orang yang hobi membaca buku, mengoleksi buku dengan atau tanpa membaca setiapnya, sampai menulis resensi atau ulasan tentang buku yang dibaca. Kalau selama ini kamu cuma suka beli buku dan membacanya, hobimu dapat diperluas dengan mencoba menuliskan resensinya.

Ini dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan di waktu luang. Bahkan jika orang-orang di sekitarmu gak suka membaca, menulis ulasan seperti menggantikan teman diskusi. Apa-apa yang kamu pikirkan terkait isi buku yang baru saja dibaca dapat dituangkan ke dalam tulisan.

Kegiatan ini juga membantumu untuk berpikir kritis dan mengingat isi bacaan dengan lebih baik. Buku apa saja sebenarnya dapat diulas. Tapi untuk pemula akan lebih mudah bila bukunya secara pribadi menarik bagimu. Kalau kamu belum pernah menulis resensi buku, lima tips berikut bisa membantu. Dapat pula diterapkan buat tugas sekolah.

1. Harus baca bukunya dulu sampai habis

ilustrasi membaca buku (pexels.com/Christina Morillo)

Menulis resensi buku tidak boleh dilakukan dengan sembarangan karena berkaitan dengan karya orang lain. Kalau kamu sampai keliru dalam mengulas dan ulasan tersebut dipublikasikan secara luas, penulis serta penerbitnya bisa dirugikan. Padahal, kesalahan itu cuma disebabkan dirimu kurang tekun dalam membaca.

Hati-hati kalau kamu merasa bosan ketika membaca buku. Bila dirimu tidak berhasil membacanya hingga selesai, jangan pernah menuliskan resensinya. Tulisanmu nanti bisa banyak gak tepatnya karena ada bagian-bagian yang dilompati ketika kamu membaca. Penulis resensi harus tekun dan teliti dalam membaca.

Untuk pemula yang belum mampu melahap buku apa saja bisa latihan meresensi bacaan yang menurutmu bagus sehingga kamu membacanya sampai tuntas. Jangan sampai kamu bikin pernyataan yang tak akurat tentang isi buku. Seperti dirimu cuma membaca sedikit-sedikit di bagian awal, tengah, dan akhir buku tetapi menulis seakan-akan sudah membaca seluruhnya. 

2. Tulis identitas buku dengan jelas

ilustrasi menulis resensi (pexels.com/Czapp Árpád)

Identitas buku meliputi judul, nama penulis, penerjemah jika buku tersebut diterjemahkan, penerbit, tahun terbit, cetakan pertama atau seterusnya, jumlah halaman, dan bila perlu ukuran buku. Kalau bukunya terjemahan, tulislah judul versi terjemahan yang kamu baca. Jangan judul dalam bahasa aslinya karena itu merujuk buku dari penerbit yang berbeda, yaitu penerbit di luar negeri.

Nama penulis juga jangan disingkat sesukamu. Tulis sesuai dengan nama yang tertera di sampul buku. Tak ketinggalan, nama penerjemah perlu dicantumkan untuk menghargai kerja kerasnya melakukan alih bahasa yang gak mudah. Pun buku yang sama apabila diterjemahkan oleh penerjemah yang berbeda sedikit banyak memengaruhi hasil terjemahannya.

Nama penerbit untuk buku terjemahan juga seperti penulisan judul. Jika kamu membaca terjemahan dalam bahasa Indonesia, maka tulis penerbit yang berada di Indonesia. Jangan penerbit yang berada di luar negeri. Nanti orang lain kesulitan kalau hendak membelinya. Cetakan kesekian juga perlu dicantumkan sebab antara cetakan pertama dan berikutnya bisa ada sedikit perbaikan isi.

Baca Juga: Format Resensi Buku Non Fiksi, Cara hingga Contohnya!

3. Jangan membocorkan seluruh isi buku

ilustrasi menulis resensi (pexels.com/Yan Krukau)

Walaupun kamu sudah membaca sebuah buku sampai habis, jangan menuliskan semua isinya ke dalam ulasanmu. Seperti dirimu meresensi novel dan membongkar cerita dari awal sampai akhirnya. Ulasan yang seperti ini merugikan penulis dan penerbit.

Orang-orang menjadi tahu seluruh isi buku serta gak tertarik lagi buat membelinya. Pembaca pun umumnya tidak suka dengan model ulasan begini karena mengurangi antusiasme mereka terhadap buku yang belum dibaca. Seperti kamu kesal kalau belum sempat menonton sebuah film, tetapi temanmu yang sudah nonton duluan berisik menceritakan detailnya.

Dalam menulis resensi buku, dirimu cukup memberikan gambaran buku tersebut tentang apa. Misalnya, novel yang menceritakan tentang misteri pembunuhan yang menimpa seorang tokoh. Lalu dirimu dapat mengupas tentang alur yang digunakan penulis. Apakah alur maju, mundur, atau campuran? Jangan malah kamu membuka misteri itu dalam ulasan.

4. Ulas kelebihan dan kekurangannya secara etis

ilustrasi membaca (pexels.com/Ila Bappa Ibrahim)

Menulis resensi buku untuk dibaca banyak orang juga mesti memperhatikan etika. Meski penilaianmu atas buku tersebut bersifat subjektif, perhatikan cara penyampaiannya. Jangan sampai ulasanmu malah dianggap menjelek-jelekkan karya seorang penulis.

Lihatlah kelebihan dan kekurangan buku secara seimbang. Bagaimanapun juga, ulasan memengaruhi persepsi orang lain yang belum membaca buku tersebut. Hindari menggiring opini mereka menjadi menyukai atau tidak menyukai buku itu. Tempatkan dirimu sebagai pembaca yang netral.

Ketika dirimu amat mengidolakan karya-karya dari penulis tertentu pun sama. Jangan terlalu memujinya karena dapat menimbulkan kekecewaan ketika pembaca resensimu mencoba membaca buku yang sama. Secara pribadi, kamu boleh lebih menyukai satu penulis daripada yang lain. Tapi sebagai penulis resensi, lebih objektif dalam menilai buku akan lebih baik.

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya