TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tips Memilih Buku Tebal atau Buku Tipis, Bukan Buat Book Shaming!

Jangan malu menenteng buku tipis

ilustrasi membaca (pexels.com/Karolina Grabowska)

Menjadi korban book shaming sangatlah tidak mengenakkan. Kamu dapat merasa malu bahkan bodoh di hadapan orang yang mengolok-olok pilihan bacaanmu. Mulai sekarang, kamu tak perlu rendah diri akibat olok-olok orang lain.

Sebagai pembeli dan pembaca, kamu sangat berhak memilih sendiri bukumu. Sebagai pedoman umum, dirimu dapat menerapkan lima tips di bawah ini. Gak usah malu ketahuan cuma suka membaca buku yang tipis.

1. Lihat dari perbandingan harganya

ilustrasi membaca (pexels.com/cottonbro studio)

Buku cetak yang tebal umumnya lebih mahal daripada buku dengan jumlah halaman yang lebih sedikit. Sesuaikan saja pilihan bukumu dengan bujet yang dimiliki. Daripada stok bacaanmu kosong, sah-sah saja untukmu membeli buku tipis yang harganya terjangkau.

Buku tebal yang menjadi incaranmu dapat dibeli bulan depan setelah kamu gajian. Akan tetapi, pertimbangan mana buku yang lebih murah juga bisa dilihat dengan membandingkan harga dan jumlah halaman secara lebih cermat.

Buku seharga 100 ribu rupiah dengan total halaman 300 menjadi jauh lebih murah daripada buku berharga 70 ribu rupiah dengan jumlah halaman 150. Tinggal kamu akan lebih fokus di harganya saja atau lebih memperhatikan jumlah halaman, kertas yang digunakan, dan hal-hal lainnya.

Baca Juga: 6 Tips untuk Memulai Baca Buku, Jadikan Habit di Tahun Baru

2. Kalau perlu ulasan yang lebih mendalam, buku tebal sering lebih sesuai ekspektasi

ilustrasi membaca (pexels.com/Liudmyla Honcharova)

Dengan jumlah halaman yang lebih banyak, buku tebal umumnya mengupas suatu tema dengan lebih tuntas. Buku seperti ini cocok buat dimasukkan ke daftar pustaka dalam karya tulis ilmiah. Atau, sekadar membantumu mempelajari sesuatu secara lebih mendalam.

Meski begitu, hindari terjebak dalam anggapan bahwa buku tipis pasti berkualitas lebih rendah daripada buku tebal. Buku juga bisa menjadi tebal sekali kalau tidak melalui proses penyuntingan yang baik. Isinnya cenderung berputar-putar dan banyak informasi yang hanya diulang-ulang.

3. Namun untuk teman bepergian, buku tipis lebih praktis dibawa ke mana-mana

ilustrasi membaca (pexels.com/Melike Benli)

Tebal tipisnya buku yang hendak dibawa bepergian tak akan jadi soal kalau kamu penikmat ebook. Namun bila dirimu membawa buku cetak, buku yang tebal sepertinya bukan pilihan yang bagus. Untuk membawanya saja, kamu sudah butuh ruang lebih dalam tas.

Apabila buku tertekan selama perjalanan, kemungkinan rusaknya menjadi lebih besar. Halaman-halamannya bisa sampai terlepas. Sementara itu, buku yang tipis bahkan bisa diselipkan di tas kecil.

4. Kamu yang gampang bosan saat membaca kurang cocok dengan bacaan yang tebal

ilustrasi membaca (pexels.com/George Milton)

Bukannya menarik, buku yang tebal malah akan terasa bertele-tele bagimu. Kamu tidak cukup sabar untuk membaca dari awal sampai akhir. Sayang juga kan, kalau dirimu sering melewatkan beberapa halaman sekaligus dan hanya mencari inti dari buku itu?

Buku tipis dapat menjadi pilihan supaya kamu betul-betul dapat membacanya sampai selesai. Apabila dirimu mampu membaca buku tipis hingga habis, kegiatan membaca menjadi lebih menyenangkan. Kamu bisa belajar atau menikmati kisah fiksi dengan totalitas.

Baca Juga: Lelah dengan Semuanya? 5 Buku ini Bisa Ubah Perspektifmu

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya