TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Tips biar Gak Merasa Lebih Baik daripada Orang Lain, Bias Penilaian

Diri sendiri jadi ukuran pasti menang terus

ilustrasi bersama teman-teman (pexels.com/Viktoria Danielová)

Manusia memang harus berlomba-lomba dalam kebaikan apa pun. Tidak sebatas tolong-menolong, melainkan juga membangun kehidupan masing-masing sebaik mungkin. Namun, kata berlomba-lomba jangan disalahartikan menjadi kamu harus mengalahkan orang lain.

Berlomba di sini lebih dalam arti memacu diri untuk gak puas di titik yang sekarang. Alhasil, kamu lebih termotivasi untuk memperbaiki segala aspek dalam kehidupanmu.

Supaya jika nantinya hidupmu dibuat grafik, garis kebaikan di berbagai aspek itu terus menunjukkan peningkatan. Misalnya, baik secara sosial dan ekonomi. Jangan malah sibuk mencari keunggulan diri dibandingkan orang lain.

Sikap seperti itu hanya akan menghasilkan penilaian yang penuh bias. Pasti muncul rasa bangga berlebih pada diri sekaligus merendahkan orang lain yang dianggap kurang baik dalam sejumlah hal. Cegah perasaan kamu paling hebat dibandingkan orang-orang di sekitarmu dengan enam cara berikut. Jangan overproud pada diri sendiri, ya.

1. Berhenti memercayai perkataan penggosip

ilustrasi bersama teman (pexels.com/Gustavo Fring)

Ada tiga tipe orang yang sebaiknya tidak terlalu dipercayai. Pertama, jelas pembohong karena mayoritas ucapannya pasti berbeda dari kenyataan. Kedua, orang yang plin-plan sebab ia bisa mengatakan hal yang berlainan ketika di depanmu maupun orang lain. Ketiga, orang yang gemar bergosip.

Pasalnya, penggunjing hanya fokus pada keburukan orang lain. Sekecil apa pun poin minus itu pasti dibesar-besarkannya supaya tampak jauh lebih negatif. Ini membuka celah untukmu merasa jauh lebih baik daripada orang yang sedang digosipkannya.

Padahal, kebaikan orang tersebut sebenarnya lebih banyak. Namun, kamu termakan ucapannya dan berpikir dia memang parah sekali. Masih mending dirimu yang gak seburuk itu. Jauhi pergaulan dengan orang yang suka bergunjing. Tidak ada orang yang baik dan layak dipuji di matanya. Bahkan kamu pun pasti pernah dibicarakannya tanpa sepengetahuanmu.

2. Berani mengakui dan mengapresiasi kelebihan orang lain

ilustrasi bersama teman-teman (pexels.com/Kenneth Surillo)

Kamu bisa merasa lebih baik dari orang lain hanya karena rendahnya kemampuanmu dalam mengapresiasi kebaikan mereka. Ada rasa gengsi yang menghalangimu buat mengatakan seseorang baik karena ini dan itu.

Sekalipun jelas-jelas dirimu menjadi saksi atas perbuatan baiknya, lisanmu mengingkari. Bisa juga kamu hanya diam saja dan merasa enggan untuk memberitahukan kebaikan itu pada orang lain.

Lebih baik buatmu apabila perhatian orang-orang tertuju padamu. Maka dirimu gak mau fokus mereka terhadapmu terpecah. Kamu berusaha keras untuk meyakinkan mereka bahwa dirimu lebih baik dari seseorang.

Mulai sekarang, turunkan rasa gengsimu dalam mengakui kelebihan atau kebaikan orang lain. Pujilah seseorang baik di depannya langsung maupun di belakangnya. Kalau ini sering dilakukan, kamu akan belajar darinya dan menyadari bahwa dirimu belum sempurna. Bukannya menyombong, kamu bakal belajar merendah.

Baca Juga: 5 Tips Hadapi Orang yang Merasa Lebih Baik darimu, Puji Habis-habisan 

3. Tetap rendah hati setelah dipuji

ilustrasi bersama teman (pexels.com/Kampus Production)

Hanya karena ada orang yang memujimu karena sesuatu, tidak berarti kamu pasti lebih baik daripada orang lain. Pujian bisa dilontarkan dengan ketulusan maupun sebatas pemanis dalam interaksi dengan sesama. Meski dirimu tetap perlu menyampaikan terima kasih, jangan menelannya mentah-mentah sebagai bukti keunggulanmu.

Kamu dipuji sebagai karyawan yang berdedikasi, misalnya, tidak berarti teman-temanmu sembrono dalam menjalankan tugasnya. Demikian pula saat dirimu disanjung karena sifat dermawan. Orang lain boleh jadi lebih banyak beramal dengan hartanya, tanpa sepengetahuanmu karena selalu melalui pihak ketiga sebagai penyalurnya.

Biarkan pujian-pujian untukmu mengalir seperti air yang membasahi jiwamu. Jangan menahan air itu agar kamu dapat berlama-lama menikmati indahnya pujian yang melenakan. Cegah pujian yang sebetulnya positif tersebut berubah negatif, karena sikapmu pada orang lain malah menjadi tak terpuji setelah menerimanya.

4. Sadari dirimu gak tahu semua hal tentang orang lain

ilustrasi bersama teman-teman (pexels.com/Tantray Junaid)

Kekurangan orang lain yang bikin kamu merasa lebih baik darinya hanya satu hal dari begitu banyak aspek hidupnya. Buat apa dirimu merasa menang karena satu hal itu? Boleh jadi jika seluruh aspek hidup kalian disandingkan dan dinilai oleh orang yang lebih objektif, kamu malah bakal kalah.

Pengetahuanmu tentang seseorang berikut kehidupannya amat terbatas. Perasaan lebih hebat ketimbang orang lain kerap kali muncul lantaran dirimu mengabaikan ketidaktahuanmu tentangnya. Misalnya, kamu merasa lebih baik dari segi kemapanan hidup selepas kalian sama-sama lulus kuliah.

Ukuran kemapananmu adalah sudah bisa beli rumah sedangkan dia belum. Padahal ia memang sengaja belum membelinya meski uangnya telah ada karena kemungkinan bakal ikut pasangannya setelah menikah. Bisa juga tahun depan dia akan dipindahtugaskan sehingga lebih baik membelinya setelah posisinya sudah menetap di suatu daerah. Alasan-alasan tersebut luput dari pengetahuanmu karena ia tidak menceritakannya.

5. Hindari mencari kemenangan dari merendahkan orang

ilustrasi bersama teman (pexels.com/Kampus Production)

Jika kamu ingin merasakan sensasi menjadi juara, ikutlah berbagai kompetisi yang jelas poin-poin penilaiannya serta ada juri yang objektif. Bukan dengan sekadar membandingkan dirimu dengan orang lain dalam satu hal yang memastikan keunggulanmu. Tak cukup sampai di situ, kamu juga seolah-olah mengejek orang lain.

Kesukaan mengolok-olok inilah yang memperbesar perasaan dirimu lebih hebat daripada dia. Padahal, orang-orang di luar sana bisa punya penilaian berbeda. Kamu hanya sedang memanjakan diri dengan cara yang kekanak-kanakan. Padahal, ejekanmu tidak berarti apa-apa jika ternyata seseorang lebih unggul darimu dalam banyak aspek lainnya.

Perasaan kamu lebih baik ketimbang orang lain bahkan dapat berkebalikan dari kenyataan. Maka berhati-hatilah terhadap rasa jemawa yang tumbuh dalam diri. Hidup ini bukan hanya tentang siapa yang menang atau kalah. Apalagi tindakan mengukuhkan diri sendiri sebagai pemenang atas orang lain. Jangan merendahkan siapa pun hanya agar kamu merasa lebih baik.

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya