TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Tips Beli Jajanaan di Pasar Tradisional, Jangan Malu Bertanya

Datang awal jika perlu beli banyak buat arisan

ilustrasi membeli jajanan (pexels.com/Markus Winkler)

Jajanan pasar menjadi favorit banyak orang. Gak lengkap rasanya minum kopi atau teh di pagi hari tanpa ditemani aneka kudapan yang dibeli di pasar. Bahkan beberapa orang cukup sarapan dengan jajanan pasar. Makan besarnya nanti siang sekalian.

Pun jajanan yang dijual di pasar sangat bervariasi. Tidak hanya makanan tradisional, melainkan sering pula ada donat dan roti lainnya seperti yang dijual di toko modern. Bedanya jajanan itu dibuat oleh warga sekitar lalu dititipkan, bukan oleh koki. Bagi mereka yang terbiasa jalan-jalan ke pasar, membeli jajanan di sana tak perlu bingung-bingung lagi.

Namun, dirimu yang tidak pernah masuk ke pasar tradisional dan hanya biasa pergi ke toko roti pasti canggung. Kamu gak tahu jajanan apa yang enak serta takut salah membeli. Jangan khawatir, mulailah dengan tips beli jajanan di pasar tradisional demi membungkus beberapa jenis jajanannya yang lezat. Berikut enam tipsnya.

1. Kalau tidak tahu, jangan malu bertanya

ilustrasi jajanan pasar (pexels.com/Angel Obregon)

Di pasar yang cukup besar biasanya ada beberapa lapak yang khusus menjual aneka jajanan. Satu lapak saja dapat menawarkan belasan sampai puluhan jenis kudapan. Dari kue basah yang manis, aneka gorengan, sampai berbagai bubur manis. Berhadapan dengan macam-macam jajanan tradisional begini mungkin membuatmu bingung.

Cuma ada beberapa jajanan yang dirimu sudah tahu. Selebihnya malah baru pertama kali ini kamu melihatnya sehingga soal rasa pun tak mampu membayangkannya. Apalagi kalau kamu pendatang di suatu daerah, tentu ada makanan tradisional yang gak terdapat di daerahmu.

Daripada dirimu asal mengambil jajanan dan tidak sesuai dengan ekspektasi, mending tanya dulu ke penjualnya. Jangan malu bertanya walaupun pedagangnya tampak sibuk melayani pembeli. Sedikit keraskan suaramu agar dia mendengarnya di tengah hiruk pikuk pembeli yang mengerumuni lapak dan minta dilayani terlebih dahulu.

Baca Juga: 8 Kreasi Buatan Tangan Teenage Mutant Ninja Turtles, Beragam!

2. Tanyakan mana yang awet sampai sore

ilustrasi kue-kue (pexels.com/Laura James)

Roti di toko modern bisa awet sampai beberapa hari. Sementara itu, jajanan pasar cenderung lebih cepat basi karena bahan-bahan yang digunakan dan sama sekali tanpa pengawet. Jajanan tradisional yang mengandung santan dan kelapa parut gak tahan sampai siang atau sore.

Bubur sumsum pun bakal berair jika diletakkan di suhu ruang dari pagi hingga menjelang sore. Sementara itu, gorengan seperti martabak dan risoles dapat basi karena berisi sayuran. Jika kamu perlu membeli jajanan untuk dikonsumsi setelah siang, pastikan tanya dulu pada penjualnya.

Langsung saja minta ia menunjukkan jenis kudapan yang aman hingga sore hari. Atau, suatu makanan dapat bertahan lebih lama dan tetap enak bila disimpan di lemari pendingin. Kalau kebetulan gak ada jajanan yang kuat sampai sore, beli secukupnya saja untuk segera dikonsumsi.

3. Perhatikan ada atau tidaknya jamur di permukaan kue basah

ilustrasi jajanan pasar (pexels.com/Valeria Boltneva)

Tanpa bermaksud menganggap pasar tradisional tidak higienis, tetapi jelas di sini gak ada pendingin udara apalagi kulkas. Aneka jajanan diletakkan di suhu ruang. Banyak di antaranya telah dititipkan oleh pembuatnya sejak pagi buta. Artinya, proses memasaknya sudah sejak semalam.

Pun kue-kue basah terkadang masih dijual walaupun telah berumur lebih dari sehari. Pedagang yang baik mestinya mengembalikan jajanan yang gak laku pada pembuatnya. Begitu pula pembuatnya mesti siap menerima sisa produknya yang akan berkurang kualitasnya bila dijual lagi.

Untuk mengantisipasi kamu membeli kue yang sudah tidak layak konsumsi, cermati permukaannya. Apakah ada tanda telah tumbuhnya jamur, seperti bercak-bercak hijau kebiruan pada permukaan kue? Atau, jamur putih-putih menyerupai kapas. Meski kue dilapisi plastik, amati dulu buat memastikannya masih bagus.

4. Bentuk dan bungkus mirip, isi bisa berbeda

ilustrasi jajanan pasar (pexels.com/Meruyert Gonullu)

Buat kamu yang gak familier dengan jajanan pasar barangkali kesulitan membedakan arem-arem dengan lemper. Bungkusnya sama-sama daun pisang dan bentuknya juga silinder. Biasanya ukuran arem-arem lebih besar daripada lemper. Akan tetapi, ini sangat tergantung dari pembuatnya.

Padahal, arem-arem terbuat dari nasi sedangkan lemper dari ketan. Apabila dirimu menderita sakit lambung, makanan berbahan ketan akan membuatnya kambuh. Belum lagi ada arem-arem yang isinya daging ayam, sambal goreng hati, sambal goreng telur, bahkan sambal goreng tahu.

Isian yang berbeda berpengaruh terhadap harganya. Tanyakan pada penjualnya buat memastikan. Begitu pula jajanan nagasari sering dibungkus mirip dengan lemet. Meski sama-sama memiliki rasa manis, nagasari terbuat dari tepung dan pisang sedangkan lemet berbahan singkong parut yang diberi gula merah.

5. Kalau beli banyak, minta diskon atau bonus

ilustrasi memasak jajanan tradisional (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)

Jajanan pasar cocok sekali buat berbagai acara kantor maupun arisan di rumah. Kalau kamu baru sekali ini ketempatan arisan, beli saja jajanan pasar beberapa macam lalu nanti dikardus sendiri atau dihidangkan dengan piring. Namun bila dirimu hendak beli banyak begini, datanglah segera setelah pasar buka biar jajanannya masih lengkap dan jumlahnya sesuai dengan kebutuhanmu.

Karena kamu memborong, boleh sekali minta diskon atau bonus pada penjualnya. Biasanya dirimu membeli 20 potong saja sudah mendapat pengurangan harga atau tambahan jajanan sebagai bonusnya. Tidak perlu malu karena di pasar tradisional tawar-menawar seperti ini sudah biasa. 

Lain dengan di toko kue modern yang harganya sering kali telah pas. Kamu membeli berapa pun mungkin tidak ada potongan harga sama sekali. Malah kena tambahan biaya buat kardus dan kantong plastiknya. Meski diskon dan bonusnya gak seberapa, memintanya tanpa memaksa bakal bikin kamu lebih luwes berbelanja di pasar tradisional.

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya