TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Tanda yang Buktikan Kamu Hobi Jalan Kaki, Bagus untuk Kesehatan

Ada motor, tapi kamu lebih memilih jalan kaki selagi bisa

ilustrasi berjalan kaki (pexels.com/Uriel Mont)

Punya hobi berjalan kaki tidak sama dengan berjalan, karena terpaksa gak ada kendaraan. Kalau sekadar terpaksa, kamu sebisa mungkin akan berusaha menghindari jalan kaki. Misalnya, dirimu baru mau pergi bila sudah ada pinjaman sepeda motor atau minta dibonceng.

Sedang bila kamu memang gemar berjalan, justru dirimu mencari-cari kesempatan buat melakukannya bahkan sebelum tahu manfaat rutin dari berjalan kaki. Tak jarang kamu sampai menolak tawaran teman yang bisa mengantarmu sampai ke tujuan. Bukan semata-mata kamu gak mau merepotkannya. Melainkan meski melelahkan, jalan kaki tetap memberimu rasa senang.

Memiliki hobi ini tentu baik sekali karena amat membantu menjaga kebugaranmu. Dirimu menjadi tidak memerlukan waktu khusus buat berolahraga. Biar lebih yakin kamu termasuk penggemar jalan kaki atau bukan, cocokkan dirimu dengan enam tanda berikut ini.

1. Kalau jarak tak terlalu jauh, kamu memilih buat berjalan saja

ilustrasi berjalan kaki (pexels.com/Rosemary Ketchum)

Sesuka-sukanya orang akan aktivitas berjalan kaki, jarak yang terlalu jauh tentu menyulitkan. Kecuali, kepergiannya memang diniatkan buat mendaki gunung, misalnya. Dalam keseharian yang mesti berburu dengan waktu dan berbagai tugas, kamu cukup memprioritaskan jalan kali selama jaraknya masih terjangkau.

Misalnya, untuk makan siang di kantor dirimu hampir selalu berjalan kaki ke rumah makan di sekitar kantor meski butuh beberapa menit. Kamu gak memilih menitip teman saja buat membungkuskannya, menelepon pelayan kantin untuk mengantarnya ke ruanganmu, atau mengandalkan layanan pesan antar demi gak usah jalan kaki. Begitu pula saat dirimu di rumah dan perlu sesuatu.

Sekarang tak sedikit orang yang pergi ke rumah tetangga atau ke warung terdekat saja mengendarai sepeda motor. Namun, kamu memilih berjalan sekalipun kendaraan juga ada. Demikian juga ketika tujuanmu agak jauh dan sebagian besar orang memilih naik motor atau setidaknya bersepeda, dirimu masih menikmati berjalan kaki pergi dan pulang.

2. Gak takut berkeringat gara-gara jalan kaki

ilustrasi berjalan kaki (pexels.com/The Lazy Artist Gallery)

Jalan kaki memang mudah membuat siapa pun berkeringat. Apalagi jika dibandingkan dengan naik mobil yang berpendingin udara dan di siang hari. Berjalan kaki beberapa ratus meter di pagi hari saja sudah membuat ketiak lembap.

Namun, keringat yang muncul setelah berjalan kaki tak menjadi masalah buatmu. Sekalipun dirimu sudah bersetelan rapi seperti dalam ilustrasi, kamu tetap berani berjalan kaki lumayan jauh. Urusan keringat, kamu cukup mencegah bau tak sedap dengan memakai deodoran, baju yang menyerap keringat, serta minyak wangi yang tahan lama.

Dirimu justru merasa lebih segar dengan keluarnya keringat. Kamu selalu berpikir toh, nanti bisa segera ganti baju bila terlalu basah oleh peluh. Jika berjalan kaki bukan hobimu, mesti berkeringat karenanya pasti meningkatkan keenggananmu.

Baca Juga: 7 Cara Menjadikan Jalan Kaki Pagi sebagai Kebiasaan Rutin

3. Cuaca bukan halangan untukmu mengayunkan langkah

ilustrasi berpayung (pexels.com/Klaus Nielsen)

Baik di musim kemarau maupun hujan, kamu tetap setia berjalan kaki. Jika matahari sedang bersinar sangat terang, dirimu mengantisipasi sakit kepala saat berjalan kaki dengan memakai topi serta kacamata hitam. Sedang saat hujan, kamu tinggal membuka payung.

Tentu apabila hari tengah terlalu panas atau hujan begitu deras, wajar jika dirimu menunda bepergian. Akan tetapi, secara umum cuaca tidak menjadi hambatan besar buatmu berjalan kaki. Kamu dapat mengatur waktu pergi lebih pagi atau lebih sore di puncak kemarau agar panasnya gak terlampau menyengat.

Bisa juga, kamu menunggu hujan agak reda baru keluar rumah. Hal yang jelas, dirimu tidak pernah mengomel lantaran mesti berjalan kaki saat hari cerah dan panas, atau mendung serta hujan. Justru ada kenikmatan tersendiri, kala kamu berjalan di masing-masing cuaca tersebut yang memberikan sensasi berbeda.

4. Stresmu berkurang kalau sudah berjalan kaki

ilustrasi berjalan kaki (pexels.com/Noelle Otto)

Kamu tidak memerlukan tempat tertentu sebagai tujuan. Stresmu telah berkurang dengan sendirinya seiring dengan setiap ayunan langkahmu. Jadi, healing-mu tak membutuhkan wisata yang jauh atau mesti cuci mata di pusat-pusat perbelanjaan.

Obat yang ampuh buat kegelisahan serta rasa tertekanmu hanyalah aktivitas berjalan kakinya. Sebagai contoh, jarak kampus dengan kos-kosan sebetulnya lumayan jauh dan biasanya dirimu naik kendaraan umum. Namun, saat kamu merasa stres, dirimu memilih berjalan kaki buat meredakannya.

Bersama rasa pegal yang mulai terasa di telapak kaki hingga paha, perasaanmu menjadi lebih baik. Pikiran yang semula kacau pelan-pelan kian jernih. Ketika dirimu sampai di kos-kosan, rasa stres itu hampir tak bersisa lagi. Lebih-lebih setelah kamu tidur sejenak sekalian mengistirahatkan kaki, auto pulih!

5. Sengaja turun di halte yang lebih jauh demi berjalan kaki

ilustrasi berjalan kaki (pexels.com/Lukas Hartmann)

Pengguna kendaraan umum biasanya turun di halte yang paling dekat dengan tempat tujuannya. Namun, kamu malah sengaja turun satu halte lebih jauh demi berjalan kali lebih lama menuju kantor atau mana pun. Meski ini berarti dirimu juga harus berangkat lebih awal biar gak terburu-buru saat berjalan.

Jika kamu naik kendaraan umum bersama teman, kebiasaanmu ini bikin dia heran. Tujuan kalian sebetulnya sama, tapi kamu memilih turun duluan. Kadang kawanmu jadi ikut turun bersamamu atau tetap meneruskan perjalanannya sendiri sebab ogah berjalan kaki lebih jauh.

Begitu pula bila kamu membawa kendaraan sendiri, pasti sengaja memarkirnya di tempat yang cukup jauh. Kamu malah kurang nyaman jika turun dari mobil langsung masuk ke area lobi suatu gedung. Buatmu, berjalan kaki dari titik parkir sampai gedung yang dituju membantumu untuk tidak gugup.

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya