TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Tanda Kita Belum Cocok Bergaya Hidup Mewah, Sederhana Lebih Tepat

Mending sadar diri ketimbang terjebak gengsi

ilustrasi gaya hidup mewah (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sebagai milenial atau generasi Z, setiap hari kita terpapar oleh berbagai tontotan terkait gaya hidup orang lain melalui media sosial. Mayoritasnya bergaya hidup mewah. Lambat laun ini sangat memengaruhi pandangan kita tentang pentingnya bergaya hidup mewah.

Kita yang awalnya nyaman saja dengan gaya hidup sederhana, mulai merasa wajib ikut menunjukkan kemewahan. Masalahnya, apakah gaya hidup tersebut cocok dengan selera dan kondisi finansial kita? Berikut tanda kamu belum cocok untuk hidup mewah

1. Buat makan besok pun kita masih perlu banyak mikir

ilustrasi krisis keuangan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Apa lagi yang dipikirkan kalau bukan soal bujet uang makan dan menu yang akan dipilih? Ini artinya, soal makan saja kita masih perlu berhitung dengan cermat. Kita belum bebas mau membeli makanan apa saja dengan harga berapa pun.

Sekalipun kebahagiaan memang letaknya bukan cuma di perut, kiranya ini cukup sebagai pertanda bahwa gaya hidup mewah masih jauh dari jangkauan kita. Kita masih berkutat pada urusan makan. Jangan sampai kita nekat menyunat bujet makan untuk mengejar kemewahan. Bukannya terlihat kaya, kita malah menderita karena lapar.

2. Kebutuhan bulanan hampir menyamai total penghasilan

ilustrasi lelah menghitung (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Kita sudah berusaha berhemat seperti apa pun, nyatanya selisih antara penghasilan dengan kebutuhan bulanan masih terlalu tipis. Dari mana kita akan mampu membiayai gaya hidup mewah bila bukan dengan berutang? Ini yang wajib kita hindari.

Ketika mendongkrak penghasilan tak mungkin dilakukan dalam waktu singkat, kita tidak boleh kehilangan rasa syukur dan kemampuan menikmati hidup. Masih mending punya penghasilan yang mampu mencukupi kebutuhan hidup daripada sama sekali gak memilikinya.

Baca Juga: 5 Cara Mudah Memulai Gaya Hidup Minimalis, Biar Gak Boros Finansial!

3. Belum punya dana darurat apalagi investasi

ilustrasi menangis (pexels.com/Karolina Grabowska)

Memaksakan diri bergaya hidup mewah ketika kemampuan finansial masih jauh di bawahnya sama dengan memborong beban hidup di masa depan. Bahayanya jelas, yaitu masalah keuangan yang pelik. Padahal ada yang lebih penting buat disiapkan hari ini, yaitu dana darurat serta investasi.

Seandainya kita mampu menahan diri dari keinginan bergaya hidup mewah, kedua hal tersebut tentu tidak terlalu sulit untuk dimiliki. Kita bisa mengunci dana darurat di tahun pertama atau kedua sejak bekerja. Investasi pertama berupa deposito Rp10 juta pun akan menyusul dalam beberapa tahun saja diikuti instrumen investasi lainnya.

4. Masih punya cicilan

ilustrasi mencemaskan tagihan (pexels.com/Anna Tarazevich)

Sangatlah aneh bila kita bergaya hidup mewah di tengah utang. Ingat bahwa cicilan rumah, kendaraan, dan sebagainya juga bentuk utang. Kalau bergaya hidup mewah saja mampu, semestinya kita juga dapat membereskan seluruh cicilan itu.

Atau, kita akan bergaya hidup mewah dengan modal pinjam sana sini? Apabila begini, tepat seperti penjelasan dalam poin sebelumnya. Kita sedang memborong beragam beban hidup di masa depan. Yuk, minimal selesaikan dulu semua cicilan jika ingin bergaya hidup mewah. Jangan sampai salah prioritas.

5. Belum menyiapkan apa-apa untuk masa depan

ilustrasi pasangan (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Dana darurat dan investasi hanyalah dua di antara begitu banyak hal yang kudu kita siapkan sejak sekarang. Masih ada dana pensiun dan pendidikan anak. Bahkan jika hari ini kita masih lajang, baru menyiapkan dana pendidikan anak setelah kita menikah bakal bikin kewalahan.

Usia 3 atau 4 tahun saja anak sudah masuk PAUD. Lalu setelah itu TK dan masuk usia sekolah. Apabila anak mulai bersekolah, biaya pendidikan sudah tidak mungkin dihentikan. Biaya itu mengalir terus sampai kelak dia kuliah. Yakin kita masih menginginkan gaya hidup mewah dengan dalih mumpung masih muda?

Baca Juga: 12 Cara Frugal Living, Gaya Hidup Hemat yang Bikin Kamu Kaya Raya

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya