TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Sebab Kamu Sangat Fokus pada Kekurangan Orang Lain, Mengapa?

Kamu Gagal melihat dan mengapresiasi kelebihannya

ilustrasi kritik keras (pexels.com/Yan Krukau)

Kamu tidak perlu menutup mata dari kekurangan orang lain. Kekurangan itu memang ada, kok. Hanya saja, kamu harus menyikapi kekurangan serta kelebihan orang lain secara seimbang.

Kalau dirimu terlalu fokus pada kekurangannya saja, kamu terasa mendramatisasinya. Ia merasa sikapmu tidak adil serta tak mampu menghargai berbagai kelebihannya. Cari tahu mengapa kamu begini dan bagaimana seharusnya dirimu bersikap lewat lima penyebab di bawah ini.

1. Sifatmu yang perfeksionis

ilustrasi teman kerja (pexels.com/fauxels)

Belajarlah mengurangi sifatmu yang perfeksionis atau sifat itu mulai mengganggu kenyamanan orang lain. Ketika kamu menginginkan segala tentang diri dan hidupmu sempurna saja, kamu kerap merasa tersiksa. Apalagi bila kesempurnaan itu diberlakukan dalam kehidupan orang lain.

Sifat perfeksionismu akan makan korban. Mereka adalah orang-orang di sekitarmu yang kekurangannya selalu kamu sorot sekalipun mereka merasa baik-baik saja. Jika pun kamu tetap ingin bertahan dengan sifat ini, pastikan standar kesempurnaan itu cuma berlaku buat dirimu.

Baca Juga: 5 Alasan Perfeksionis Bisa Hancurkan Jiwa Optimis, Hati-hati!

2. Kelebihannya membuatmu insecure

ilustrasi teman kerja (pexels.com/RODNAE Productions)

Sebenarnya, kamu tahu bahwa seseorang punya lebih banyak kelebihan daripada kekurangan. Namun, dirimu memilih untuk menutup mata lantaran mengakui kelebihannya membuatmu merasa insecure. Lebih baik menyorot kekurangannya agar kamu lebih percaya diri.

Sayangnya, kepercayaan diri yang terbentuk tidaklah sehat. Kamu malah menjadi makin rentan. Kelebihan orang lain tak bisa terus diingkari. Setiap kali ia tampil menonjol berkat kelebihannya, dirimu merasa begitu buruk.

3. Merasa punya tanggung jawab untuk memperbaiki kekurangannya

ilustrasi teman kerja (pexels.com/Los Muertos Crew)

Biasanya ini terjadi apabila kekurangan itu dimiliki oleh orang yang cukup dekat denganmu, seperti adik. Atau, kamu merupakan pemimpin dalam hubungan kerja dengan sejumlah orang. Kamu merasa salah satu tugas terbesarmu ialah memperbaiki kekurangan mereka.

Pertanyaannya, bagaimana kamu akan dapat memperbaiki kekurangan orang lain kalau kekurangan diri pun tetap ada? Cita-citamu bukan lagi muluk, melainkan tidak masuk akal. Kamu perlu belajar menerima kekurangan orang lain daripada stres sendiri mendapati semua orang tetap punya sisi minus.

4. Kekurangannya menghambat urusan kalian

ilustrasi teman kerja (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Sebenarnya kamu tak akan mempermasalahkan kekurangan seseorang selama itu tidak mengganggu urusan-urusan bersama. Namun karena hal itu sudah menciptakan hambatan, enak tak enak dirimu harus menegurnya. Misalnya, rekan kerja punya banyak kelebihan dalam hal pengalaman dan kepintaran.

Akan tetapi, pengendalian emosinya rendah. Kekurangannya ini yang sering menimbulkan masalah ketika kalian bekerja sama. Kamu menghargai kelebihan-kelebihannya. Namun, dirimu bakal lebih menghormatinya bila emosinya lebih terkontrol.

5. Awal bertemu, kekurangannya sudah terlihat duluan

ilustrasi teman kerja (pexels.com/Ivan Samkov)

Kesan pertama yang kamu tangkap dari seseorang memang dapat sangat memengaruhimu. Tak terkecuali, ketika kekurangannya tampak menonjol di awal pertemuan kalian. Sebanyak apa pun kelebihannya yang kemudian kamu ketahui, bisa membuatnya tampak tak berarti bagimu.

Jika begini, kamu perlu membebaskan diri dari jebakan kesan pertama itu. Apa gunanya kalian telah lebih saling mengenal seiring berjalannya waktu apabila penilaianmu tentangnya tetap didominasi oleh satu kekurangan itu?

Baca Juga: 5 Alasan Jangan Jadikan Kekurangan Orang sebagai Candaan

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya