TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Penyebab Tak Menyesali Kesalahan, Akibatnya Belum Tentu Buruk

#IDNTimesLife Ada yang positif, ada pula tanda matinya hati

ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Manik Mandal)

Kesalahan biasanya tidak disukai manusia dan berusaha untuk dihindari. Melakukan kesalahan identik dengan pelanggaran serta menyebabkan kegagalan dalam meraih suatu tujuan. Ini sebabnya orang sering dimarahi ketika berbuat salah. Bahkan dirinya sendiri merasa sangat terbebani oleh kesalahan yang diperbuat.

Penyesalannya amat kuat. Ia berandai-andai kalau kesalahan itu tidak terjadi pasti segala sesuatunya berjalan dengan baik. Dia sudah mengacaukan segalanya dan sikap terlalu menyalahkan diri seperti ini membuatnya tidak bahagia. Ia pun dapat sampai kehilangan keberanian untuk muncul di hadapan orang-orang saking malunya telah berbuat salah.

Akan tetapi, tidak semua kesalahan direspons dengan penyesalan. Terkadang justru timbul perasaan bangga atau penuh syukur atas terjadinya kesalahan baik yang disengaja atau maupun tidak. Berikut enam penyebab orang gak selalu menyesali kesalahan dalam hidupnya. Pernahkah kamu mengalaminya juga?

1. Benar-benar tidak tahu alias gak sengaja

ilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Rob Ruth)

Berbuat salah karena ketidaktahuan memunculkan respons yang beragam. Ada orang yang tetap merasa menyesal dan menganggap dirinya terlalu bodoh sampai hal seperti itu saja gak tahu. Ada juga orang yang menjadikan ketidaktahuannya sebagai senjata buat menyalahkan orang lain yang lebih tahu. 

Namun, beberapa orang bersikap lebih santai menghadapi kesalahan seperti ini. Pikirannya sederhana saja, namanya gak tahu mau bagaimana lagi? Mereka akan tetap meminta maaf untuk kesalahan tersebut. Akan tetapi jika orang lain terus menyalahkannya, dia hanya kembali mengulang pengakuan atas ketidaktahuannya.

Terserah orang lain bisa atau tidak menerima satu-satunya alasan tersebut, ia tak mau terlalu membebani diri. Tapi reaksi orang biasanya juga cukup mudah memaafkan segala bentuk kesalahan yang gak disengaja. Cuma sedikit orang yang seperti tidak mampu memahaminya dan bersikap lebih keras.

2. Kesalahan memberikan banyak pelajaran berharga

ilustrasi seorang pria (pexels.com/Atef Khaled)

Penyesalan akan timbul apabila seseorang tidak mampu melihat hal lain kecuali kesalahan itu sendiri. Baginya, kesalahan sama sekali tak ada manfaatnya bahkan menghancurkan proses dan keinginannya meraih sesuatu. Ia kaku sekali tentang kesalahan serta kebenaran. 

Sementara itu, orang yang lebih bijaksana selalu melihat kesalahan sebagai pembawa pesan. Isi pesannya adalah berbagai pelajaran yang akan membuat diri serta proses yang sedang dijalaninya lebih baik lagi. Syaratnya, ia harus mau belajar dari kesalahan itu.

Tentu dia juga berusaha mencegah kesalahan sering terjadi. Akan tetapi, bila kesalahan telanjur terjadi, fokusnya pada pelajaran yang dapat diambil. Makin banyak pelajaran yang bisa dipetiknya makin baik juga pandangannya atas kesalahan tersebut. Bahkan dia merasa beruntung hanya melakukan satu kesalahan, tapi memperoleh pelajaran lebih dari itu.

3. Kesalahan mendatangkan keuntungan tak terduga

ilustrasi ayam bakar (pexels.com/Anna Tarazevich)

Pelajaran berharga yang bisa dipetik dari satu kesalahan juga bagian dari keuntungan. Akan tetapi, keuntungan bermakna lebih luas dan sebagiannya bisa dirasakan secara langsung. Beda dengan pelajaran yang masih perlu diterapkan untuk usaha ke depannya. Contoh orang malah diuntungkan dengan kesalahannya adalah saat ia salah dalam proses memasak.

Dia memiliki usaha ayam atau bebek goreng dan bakar. Standarnya dalam proses memasak ialah jangan sampai daging ayam atau bebek ambyar karena terlalu lama direbus bersama bumbu. Setiap potongannya harus masih utuh dan tekstur dagingnya terasa ketika digigit.

Ayam atau bebek olahannya cukup laku sampai saat ini. Namun, suatu hari dia lupa mematikan kompornya yang berisi rebusan ayam atau bebek. Kesalahan dalam prosedur memasak ini bikin dagingnya terlalu lunak bahkan lepas dari tulangnya. Awalnya, dia kesal dengan kesalahan ini.

Akan tetapi, ayam atau bebek yang terlalu empuk itu ternyata malah lebih disukai pembeli karena bumbunya menjadi lebih terasa. Bukannya merugi, dia malah untung besar sebab jualannya lebih laku dari biasanya. Bermula dari kesalahan, ia kemudian sengaja memasak ayam atau bebeknya lebih lama biar sesuai dengan kesukaan pembeli.

Baca Juga: 5 Kesalahan Umum saat Mencatok Rambut, Hindari Rambut Basah

4. Sadar tak bisa mengubah masa lalu

ilustrasi seorang pria (pexels.com/cottonbro studio)

Penyesalan adalah pergumulan batin seseorang dengan masa lalu. Hal-hal yang disesali pasti tidak terjadi di masa kini atau masa depan. Bahkan jika sesuatu yang disesali baru terjadi satu detik yang lalu, itu pun telah menjadi masa lalu. Manusia sehebat apa pun gak bisa mundur ke masa lalu dan mengubah peristiwa yang sudah terjadi.

Kalau dia terus menyesali apa pun, itu akan membebani dirinya sendiri. Sekaligus menghambatnya dalam berbagai aktivitasnya hari ini. Menurutnya, penyesalan benar-benar tak berguna. Bila ada hal-hal yang perlu diperbaikinya, cukup lakukan sekarang dan tidak usah terbawa emosi oleh sesuatu yang sudah berlalu. 

Ia gak mau berandai-andai suatu peristiwa tak terjadi. Dia tidak takut menghadapi realitas bahwa dirinya bersalah dan hal buruk telah terjadi. Sekarang tinggal bagaimana ia menyikapi hal tersebut? Dia merasa setiap langkah praktis lebih menjanjikan solusi ketimbang sekadar penyesalan.

5. Menganggapnya balas dendam yang sepadan

ilustrasi seorang pria (pexels.com/Nick Sommer)

Orang dengan hasrat balas dendam yang tinggi jarang merasa menyesal atas perbuatannya. Tindakannya tidak terjadi secara spontan, melainkan sudah direncanakan. Kalaupun pada saat perencanaan tak mendetail tentang apa yang akan dilakukannya, intinya jelas. Ia hanya ingin merusak atau melukai orang lain melalui berbagai cara. 

Ketika kesempatan itu ada, baginya merupakan hal yang sudah dinanti-nantikannya. Dia segera melakukan tindakan balas dendamnya dan merasa puas. Tidak ada penyesalan sama sekali karena keinginan membalas dendam telah menipiskan empatinya pada orang lain yang menjadi target.

Pikirannya dipenuhi oleh keharusan membalas kesakitan atau kerugian yang diterimanya dari orang lain secara sepadan. Malah bila pembalasannya terasa belum setimpal, dia menyesal kenapa gak berbuat lebih dari itu. Pembalasan dendam didorong oleh kemarahan mendalam sampai tidak ada tempat buat penyesalan dalam hatinya.

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya