TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tanda Perlu Menghindari Risiko, Situasi Tak Pasti Harus Hati-hati

Seberani apa pun kamu, jangan asal nekat!

ilustrasi melihat dokumen (pexels.com/Artem Podrez)

Risiko sebenarnya ada dalam setiap tindakan atau keputusan. Perbedaannya, ada tindakan atau keputusan dengan risiko besar dan kecil. Saking kecilnya risiko dari suatu sikap, kamu dapat sampai tidak merasa menanggungnya. Terlebih ketika apa yang dikhawatirkan tak menjadi kenyataan.

Dirimu bakal makin puas dan merasa telah berbuat dengan tepat. Untukmu yang punya jiwa pemberani, risiko tinggi barangkali terasa lebih menantang. Apalagi di balik risiko besar itu biasanya juga ada potensi keuntungan yang berlipat dibandingkan dengan bila kamu memilih tindakan berisiko kecil.

Akan tetapi, terlalu berani mengambil risiko juga akan membahayakanmu. Sebaliknya, cari aman atau menghindari risiko tidak selalu buruk, kok. Hasil dari mempertimbangkan risiko-risiko yang ada sebelum berbuat malah lebih baik untukmu. Jangan memaksakan diri buat seberani mungkin bila situasinya sebagai berikut.

1. Risiko terlalu besar untuk ditanggung

ilustrasi diskusi (pexels.com/veerasak Piyawatanakul)

Risiko yang aman untuk diambil ialah maksimal sesuai dengan kemampuanmu menanggungnya. Atau, sedikit lebih tinggi jika kamu yakin dapat dengan cepat belajar dan mencari cara untuk mengantisipasinya. Namun, jangan mempertaruhkan segalanya dengan dirimu nekat mengambil risiko yang terlalu berat.

Itu tidak akan memberimu apa-apa selain kegagalan yang hebat. Kamu harus tahu manajemen risiko. Ini dimulai dari memikirkan dengan cermat kesanggupanmu menghadapi berbagai tingkat risiko. Bukan dirimu baru memikirkan solusinya setelah semua risiko benar-benar menjadi masalah.

Bila itu yang dilakukan, kamu telah terlambat melakukan manajemen risiko. Tidak perlu malu mengakui bahwa dirimu gak siap dengan risiko sebesar itu. Bermain aman bukan tanda kamu seorang pecundang. Pemain terbaik di setiap pertandingan harus tahu kapan bertahan atau maju untuk menyerang. 

Baca Juga: 6 Alasan Menjadi Orang yang Bermanfaat bagi Kesehatan Fisik dan Mental

2. Ada cara lain yang minim risiko dengan hasil hampir sama

ilustrasi berpikir (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Suatu cara dengan risiko besar sering kali juga menjanjikan hasil yang amat menggoda. Akan tetapi, pilihannya hanya berhasil dengan gemilang atau gagal total. Jika sampai kamu gagal total, bayangan hasil yang memikat seketika sirna dan digantikan dengan berbagai risiko yang mesti ditanggung.

Sementara itu, ada cara lain dengan risiko yang lebih aman buat diambil. Meski umumnya, cara seperti itu memberikan hasil yang lebih kecil. Namun dengan tingkat risiko yang lebih rendah, peluangmu buat bisa mencapai hasil terbaiknya juga lebih besar. 

Toh, hasil yang lebih kecil itu pun tetap tanda keberhasilan. Bahkan dengan risiko yang lebih rendah, apa pun yang diusahakan akan berjalan lebih lancar. Kamu bisa terus meraih hasil itu dan setelah pencapaianmu ditotal dapat melampaui hasil yang dijanjikan dari cara yang lebih berisiko.

Hasil keduanya gak berselisih terlalu besar, tapi risiko satu cara 2 kali lipat dari cara yang lain. Secara logika, dirimu lebih diuntungkan dengan memilih cara dengan tingkat bahaya lebih rendah. Asal kamu gak tergiur dengan angka keuntungan yang lebih besar dan mengesampingkan hal-hal terburuk yang dapat terjadi.

3. Sedang banyak masalah, jangan menambahinya dengan high risk

ilustrasi bekerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kamu boleh bermain-main dengan sesuatu yang berisiko tinggi. Selain untuk memuaskan kesukaanmu akan tantangan, risiko yang lebih tinggi juga memacumu buat belajar lebih keras dan berhati-hati. Namun, hal-hal dengan risiko tinggi begini tak bisa diambil di sembarang waktu.

Dirimu mesti benar-benar memperhatikan kondisi saat ini. Apakah secara psikis kamu sedang cukup longgar untuk berpikir lebih keras? Segala hal yang berisiko besar tak cocok apabila hidupmu tengah banyak masalah. Bahkan sekalipun masalah tersebut tampak tidak berhubungan dengan tindakan atau keputusan yang sedang dipikirkan. 

Misalnya, kamu lagi punya banyak masalah dalam keluarga. Semua itu telah membuatmu lelah. Jangan menambah bebanmu dengan melakukan hal-hal berisiko tinggi dalam pekerjaan. Jika keberanianmu gak cukup buat bikin kamu berhasil, kegagalan malah menjadi tambahan masalah dalam hidupmu.

Walaupun persoalannya beda bidang, tetap saja dirimu yang harus menghadapinya. Satu orang versus banyak masalah bukan kondisi yang ideal untuk merasa bahagia. Memperkecil risiko dari keputusan apa pun sama dengan mencegah timbulnya persoalan serius dalam hidupmu. Kamu dapat tetap fokus pada masalah-masalah yang telah ada saja.

4. Situasi penuh ketidakpastian, cari yang aman-aman saja

ilustrasi bekerja (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Dalam situasi yang serba gak pasti, pilihanmu secara garis besar hanya dua. Yaitu, berusaha memastikan sesuatu yang buruk tidak terjadi atau atau bertindak lebih nekat dengan harapan sesuatu yang buruk gak menjadi nyata. Jika kamu ingin mencegah keadaan benar-benar memburuk, minimalkan risiko dari segala tindakanmu.

Memang ini tidak menjamin semuanya berjalan dengan lancar. Akan tetapi, setidaknya kondisinya tak akan menjadi seburuk kalau dirimu cuma modal nekat. Contoh situasi yang penuh ketidakpastian adalah ketika ekonomi nasional bahkan dunia mengalami perlambatan. Kamu harus sangat berhati-hati dalam menggunakan uangmu.

Tidak hanya saat dirimu berbelanja, tetapi juga ketika hendak berinvestasi. Investasi dengan risiko tinggi kurang dianjurkan. Pilihlah investasi berisiko lebih rendah sampai kondisi ekonomi membaik. Jangan terlalu banyak berspekulasi yang dapat mendorongmu membuat keputusan yang keliru.

5. Kamu bersama tim dan gak semuanya siap dengan risiko itu

ilustrasi memimpin rapat (pexels.com/Anna Shvets)

Mengambil risiko untuk ditanggung diri sendiri tidak sama dengan saat kamu bersama tim. Walaupun secara pribadi dirimu siap menanggung risiko yang besar, apa artinya bila anggota yang lain tidak berani? Kamu tak dapat hanya menuduh mereka bernyali kecil.

Mereka juga pasti punya pertimbangan di balik penolakan atas risiko besar itu. Alih-alih mengabaikan ketidaksetujuan mereka, kamu malah perlu mempertimbangkan ulang pemikiranmu. Tanyakan alasan setiap orang yang gak siap dengan suatu risiko.

Perhatikan baik-baik karena boleh jadi mereka benar juga. Apabila lebih banyak orang yang siap dengan risiko besar, minoritas perlu menyesuaikan diri dengan keputusan untuk tetap menghadapinya. Namun, kalian juga harus mengantisipasi risiko besar tersebut.

Tapi jika mayoritasnya justru gak sependapat denganmu, jangan pernah nekat. Sebab risiko besar yang menjelma nyata akan menjadi tanggung jawab seluruh anggota kelompok. Bukan kamu saja sehingga hindari sikap egois serta perasaan paling benar sendiri. 

Meski risiko akan selalu ada, mencari risiko terkecil bahkan menghindari risiko lebih disarankan agar kamu mudah mengatasinya. Risiko tinggi cuma boleh diambil ketika kamu benar-benar siap dan memiliki kapasitas diri yang sesuai. Toh, menyukai tantangan tak bermakna kamu harus membahayakan diri sendiri.

Baca Juga: 5 Tips Menghindari Kecelakaan di Persimpangan, Waspada!

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya