TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Kesalahan saat Coba Berhemat, Gak Bikin Kaya Malah Jatuh Sakit

Ada cara biar penghematan berhasil tanpa stres

ilustrasi mencatat keuangan (pexels.com/olia danilevich)

Berhemat penting dilakukan agar berapa pun penghasilanmu cukup untuk sebulan. Kalau kamu gak bisa berhemat, pendapatan sebesar apa pun bakal terasa kurang terus. Penghematan juga kunci dari tercapainya tujuan finansialmu baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Tapi berhemat gak bisa asal dilakukan. Ini bukan sekadar usaha untuk memperkecil pengeluaranmu sampai sedemikian rupa. Jika hanya itu yang dilakukan, belum tentu akhirnya dirimu dapat mengumpulkan banyak uang. Malah bukannya saldo tabungan meningkat, kesehatanmu bisa drop dan kariermu tidak berkembang.

Lakukan penghematan dengan cerdas. Lagi berhemat bukan maknanya kamu harus sengsara. Berhemat bisa dilakukan sambil dirimu tetap merasa sejahtera secara fisik dan psikis. Jangan malah seperti di bawah ini yang hanya akan membuat penghematanmu gagal total. 

1. Makan diirit-irit, tapi beli suplemen mahal

ilustrasi minum suplemen (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Mengonsumsi suplemen boleh-boleh saja jika kamu memang membutuhkannya. Fungsi suplemen adalah melengkapi vitamin dan mineral yang kurang diperoleh dari makanan. Akan tetapi, suplemen sifatnya hanya tambahan. Tidak semua orang membutuhkannya dan harus memperhatikan dosis yang dianjurkan dokter sesuai dengan kondisimu.

Suplemen juga bukan pengganti makanan sehat dengan gizi seimbang. Bahaya apabila menu makanmu diirit sampai kandungan gizinya minim dan kamu mengandalkan suplemen yang harganya mahal biar sehat. Kesehatanmu justru sedang dipertaruhkan dalam jangka panjang. Mending bujet suplemen dipakai agar dirimu selalu mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan porsi yang cukup.

2. Berhemat sampai menjadi jorok

ilustrasi jemuran (pexels.com/Zuarav)

Penghematan tanpa membuat prioritas kebutuhan juga dapat dengan mudah mengubah kebiasaanmu menjadi jorok. Kamu mengesampingkan pembelian aneka produk pembersih demi menekan pengeluaran. Lantai rumah dan kamar mandi tidak pernah dibersihkan dengan cairan pembunuh kuman.

Pakaian kotor yang seharusnya dicuci pun cuma diangin-anginkan lalu dikenakan kembali biar irit detergen. Dirimu baru mencuci pakaian setelah luar biasa kotor sampai air bekas cuciannya berwarna cokelat kehitaman. Penghematan yang berujung jorok begini sangat membahayakan kesehatanmu. Orang-orang juga risi berdekatan denganmu atau memasuki tempat tinggalmu.

3. Berfoya-foya di awal bulan, penghematan ketat di tanggal tua

ilustrasi banyak uang (pexels.com/Jonas Wilson)

Caramu berhemat menyerupai mahasiswa yang belajar dengan sistem kebut semalam tiap menjelang ujian. Di awal bulan ketika kamu baru gajian, rem pengeluaranmu seperti tidak berfungsi. Dirimu menggunakannya secara boros untuk makan-makan di luar dan belanja di luar kebutuhan pokok. 

Di akhir bulan kamu baru terpaksa berhemat sekuat tenaga karena uangnya benar-benar nyaris habis. Metode penghematan seperti ini tidak akan berhasil menyelamatkan uangmu. Sisa gaji masih cukup sampai tanggal 31 saja sudah bagus sekali. Walau masih ada kemungkinan gagal dan dirimu harus menambal kekurangannya dengan mengambil tabungan atau pinjam seratus ke teman.

4. Penghematanmu merepotkan orang lain

ilustrasi makan bersama (pexels.com/fauxels)

Kamu yang berhemat dan memiliki tujuan finansial yang hendak dicapai. Orang lain seharusnya gak perlu terkena getahnya. Lebih bagus lagi mereka tak tahu kalau dirimu sedang mengencangkan ikat pinggang. Dengan begitu, tidak akan ada komentar yang melemahkan semangatmu dalam menata keuangan pribadi

Jangan malah orang lain menjadi repot dengan upayamu berhemat. Sebagai contoh, kamu sering minta traktir saat jalan bareng teman demi gak mengeluarkan uang sepeser pun. Dirimu juga menebeng ke mana-mana padahal tujuan kalian tidak sungguh-sungguh searah.

Ini sama saja dengan orang lain harus mengantarmu karena ia merasa gak enak bila hendak menurunkanmu di tengah jalan. Berhemat merupakan urusan pribadimu. Orang lain tidak boleh hingga menopang kehidupanmu dan membuat mereka lebih boros daripada biasanya.

Baca Juga: 5 Strategi Hemat Anak Kos, Jaga Kantong Tetap Aman!

5. Meniadakan pengembangan diri serta hiburan

ilustrasi memegang uang (pexels.com/Karolina Kaboompics)

Berhemat dengan berhenti membeli buku, mengikuti seminar yang penting, dan stop total aneka hiburan hanya akan membuatmu stres. Hidupmu juga malah tidak berkembang. Artinya, pekerjaanmu berjalan di tempat dan penghasilanmu tak naik secara signifikan.

Jangan lupa bahwa pengembangan dan kebahagiaan diri juga bentuk investasi. Jauh sebelum kamu bisa menjadi investor di pasar saham misalnya, kamu harus berinvestasi di pengembangan diri. Pun apa artinya kamu bisa menyisakan lebih banyak uang di akhir bulan, tetapi kesehatan jiwamu terganggu?

Kalau kamu sudah bekerja keras, dirimu juga berhak atas hiburan secukupnya. Dirimu hanya perlu lebih selektif dalam memilih jenis hiburannya agar tetap terjangkau. Berhemat bukan bermakna kamu dilarang menikmati hidup apalagi sekadar menghapus lelahmu dengan sedikit hiburan.

6. Berhenti beramal

ilustrasi gulungan uang (pexels.com/cottonbro studio)

Tidak semua amal hanya bisa dilakukan dengan mengeluarkan uang. Amalan yang tak memerlukan uang sepeser pun contohnya, membantu orang dengan tenaga dan pikiranmu. Bahkan sesederhana kamu menyingkirkan batu di jalan supaya orang-orang tidak tersandung pun sudah menjadi catatan amal.

Akan tetapi selama kamu masih menghasilkan uang dari suatu pekerjaan, bersedekahlah dengan sebagian pendapatanmu. Tetaplah bederma baik dalam keadaan lapang maupun sempitmu. Penghematan perlu lebih diarahkan ke belanja pribadimu yang hanya bersifat keinginan dan berbiaya mahal. Namun, beramal harus tetap jalan supaya harta yang ada di tanganmu mendatangkan lebih banyak kebaikan.

7. Uang hasil penghematan akhirnya dihabiskan juga

ilustrasi memegang uang (pexels.com/Mikhail Nilov)

Kamu sudah berusaha berhemat sedemikian rupa. Lalu, untuk apa uang hasil penghematannya? Jika dirimu gak memiliki tujuan yang jelas, uang ini pasti habis juga. Berkebalikan dengan poin 3. Kamu memang tidak berfoya-foya di awal bulan, tetapi justru di akhir bulan setelah berhasil melakukan penghematan.

Jika hal ini terus terulang, kamu berhemat sampai bertahun-tahun pun gak akan menambah saldo di rekening. Apalagi dirimu mampu membeli aset-aset untuk masa depan. Berpikirlah lebih jauh dari sekadar berhemat. Buat daftar apa saja yang perlu disiapkan sejak sekarang seperti rumah, tabungan pensiun, dan jenis-jenis investasi yang ingin dimiliki. 

Tidak semua orang merasa mudah untuk berhemat. Akan tetapi, kamu jangan merasa gampang puas hanya karena dapat melakukannya. Lihat kembali seperti apa penghematan yang selama ini dijalani. Bila masih banyak kesalahan seperti di atas, kamu harus segera memperbaiki caramu dalam berhemat.

Baca Juga: 5 Cara Efektif untuk Mengubah Kebiasaan Boros Menjadi Lebih Hemat

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya