TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tips Hadapi Teman yang Bilang Tidak Menyukaimu, Hati Bisa Berubah

Pasti mengejutkan, tetapi penting untuk tenang

ilustrasi menangis di kelas (pexels.com/Mikhail Nilov)

Selama apa pun kamu berteman dengan seseorang, tidak menjamin dirimu tahu seluruh perasaannya padamu. Kedekatan kalian dan tiadanya konflik berarti sejauh ini tak berarti dia selalu berpikir dan merasa positif tentangmu. Hati setiap orang dapat berubah-ubah dengan atau tanpa alasan yang kuat.

Hingga suatu hari, kamu dikejutkan oleh pengakuannya yang tanpa basi-basi. Temanmu berkata bahwa ia tak menyukaimu. Pernyataan yang singkat dan jelas ini dapat didahului oleh perdebatan di antara kalian atau semuanya terasa baik-baik saja. Bagaimana kamu akan merespons perkataannya? Dapatkah ini dianggap candaan saja?

Kalau dia tidak cepat mencabut kata-katanya dengan raut riang karena berhasil mengelabuimu, maknanya ia memang serius. Apalagi bila kalimatnya masih panjang dan semuanya memperjelas perasaannya yang sesungguhnya padamu. Walaupun ini terasa sebagai pukulan keras bagimu, cukup sikapi dengan lima tips berikut daripada kamu tambah syok.

1. Kontrol ekspresi keterkejutanmu

ilustrasi konflik antarteman (pexels.com/Monstera Production)

Tentu saja kamu sangat kaget mendengar ucapan temanmu yang di luar dugaan. Tapi jika ekspresi keterkejutanmu tidak dikendalikan, akibatnya bisa lebih buruk untukmu. Orang yang tak menyukaimu dan sedang berusaha keras untuk membuatmu mengerti tentang hal itu dapat makin bersikap kejam.

Ia akan seperti terus membombardir dengan perkataan-perkataan lain tentangmu yang bikin kamu tambah  down. Kamu menganggap serta menghargainya sebagai teman. Namun, ternyata dia punya pandangan yang amat bertolak belakang terhadapmu. Kendalikan kekagetanmu untuk mencegah ia dengan mudah mengetahui titik lemah perasaanmu.

Jangan biarkan titik itu menjadi sasaran tembaknya berikutnya. Kalau rasa kaget saja perlu dikontrol, apalagi air mata. Walaupun kamu sedihnya bukan main sebab dibenci oleh teman sendiri, hadapilah ia dengan tegar.

Sama-sama akhirnya dirimu menangis juga, lakukan nanti saja setelah kamu pulang. Jika dirimu tampak tenang, orang lain tak mampu menyakitimu lebih dalam lagi.

2. Pertimbangkan untuk menanyakan alasan atau tidak perlu

ilustrasi konflik antarteman (pexels.com/Yan Krukau)

Hal pertama yang terlintas dalam benakmu begitu mendengar pengakuan teman mungkin ingin tahu alasannya. Kamu tidak habis pikir bagaimana bisa kalian seperti tak ada masalah, tapi ternyata ia memendam kebencian sebesar itu padamu? Tapi sebelum pertanyaan ini terlontar, pikirkan dulu baik dan buruknya.

Baiknya cuma satu, pertanyaanmu terjawab. Buruknya, jawabannya dapat makin mengagetkan dan melukaimu. Misalnya, teman kerja berkata bahwa alasannya membencimu adalah kamu mendapatkan posisi bagus di kantor karena mau menjadi selingkuhan atasan. Langit dapat terasa meruntuhi kepalamu jika dirimu yakin tidak pernah melakukannya.

Kamu tak menyangka bahwa tuduhan sekejam itu bisa diutarakan oleh teman sendiri. Terlepas dari alasannya cukup masuk akal atau tidak, dia telah memutuskan untuk membencimu. Tak ada satu cara pun buat kamu dapat mengubah perasaannya terhadapmu.

Ia membencimu karena persepsinya padamu yang negatif. Maka, kebencian itu juga cuma bisa dilunturkan seandainya dia mau berusaha memperbaiki pandangannya tentangmu. Hingga kawan sendiri berkata ia membencimu berarti perasaan negatifnya padamu sudah melebihi 90 persen bahkan mungkin mencapai 100 persen. 

Baca Juga: 5 Cara Tetap Tenang saat Ada Orang yang Membencimu tanpa Alasan

3. Jika bertanya, jangan mendebat jawabannya

ilustrasi konflik antarteman (pexels.com/Keira Burton)

Kalaupun kamu tak tahan untuk mencoba mencari tahu alasannya langsung dari dirinya, jaga hati setelah mendengar jawabannya. Sering kali tanya jawab ini berujung pada perdebatan sengit. Dia punya alasan buat membencimu. Kamu memiliki keinginan kuat buat membela diri sekaligus meluruskan pandangannya terhadapmu.

Kalian seperti dua orang yang berjalan dari dua arah dengan kecepatan tinggi. Akan terjadi benturan yang sangat keras di antara kalian. Kebenciannya padamu bukannya menurun, justru makin kuat. Demikian pula emosimu yang terpancing membuatmu memandangnya secara negatif pula. Padahal, tadinya perasaanmu baik-baik saja.

Apa pun yang dikatakannya, dengarkan saja. Termasuk bila ia menuduhmu macam-macam. Memang tuduhan itu perlu dibuktikan keliru. Tapi waktunya bukan sekarang ketika dia gak bisa menerima apa pun yang berbeda dari keyakinannya tentangmu. Sekali kamu bertanya harus kuat mendengarkannya hingga selesai.

Lalu katakan hal-hal singkat seperti, "Aku tidak ingin dibenci oleh siapa pun. Namun, jika itulah perasaanmu padaku, aku menghargainya." Kalimat ini tidak akan menaikkan kembali ketegangan dalam dirinya. Ia malah bisa dengan cepat menyesali perkataannya barusan dan segera memikirkan cara untuk mengobati rasa terpukulmu.

4. Berintrospeksi sambil tetap mewaspadainya

ilustrasi konflik antarteman (pexels.com/Yan Krukau)

Meski kamu perlu tetap tenang ketika di hadapannya, tentu setelah ini dirimu wajib berintrospeksi. Orang bisa saja membencimu tanpa kamu pernah benar-benar merugikannya. Namun, hargai pula perasaan temanmu dengan kesediaanmu berintrospeksi. Sebab dia gak membencimu sejak dulu. 

Kalau hubungan kalian pernah begitu baik, kemungkinan memang ada masalah yang kurang disadari olehmu. Barangkali sikapmu padanya beberapa kali keterlaluan. Pikirkan lagi setiap momen yang kurang menyenangkan di antara kalian. Juga jangan terlalu cepat menyangkal alasan-alasan kebenciannya bila dia mengatakannya.

Di sisi lain, kewaspadaanmu terhadapnya juga mesti dijaga. Karena ucapannya bisa berpengaruh amat besar terhadap psikismu yang sedang terguncang. Kamu dapat secara otomatis membenarkan seluruh perkataannya dan menyalahkan diri. Ingat bahwa teman terbaik pun bisa berubah menjadi musuh ketika mempunyai kepentingan yang hanya dapat berjalan mulus jika kamu disingkirkan.

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya