TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Sebab Diam Bisa Menjadi Bentuk Kepedulian, Tak Perlu Banyak Tanya

Sikap diam malah bikin merasa lebih tenang

ilustrasi dua perempuan (pexels.com/Aleksandar Andreev)

Kepedulian orang lain terhadapmu memang paling mudah diketahui dari perkataannya. Seperti seringnya seseorang menanyakan kabarmu, memberimu ucapan selamat ulang tahun dan berbagai apresiasi lain, serta menasihatimu tentang sesuatu. Namun, apakah ini artinya orang yang lebih diam cuek padamu?

Jangan salah menilai kepedulian hanya dari seberapa banyak seseorang berbicara denganmu atau mengenai dirimu. Teman yang memilih diam boleh jadi malah lebih peduli padamu dengan caranya sendiri. Kamu gak boleh merasa kecewa oleh sikap diamnya itu karena mungkin ini dilakukannya dengan mempertimbangkan kebaikanmu.

Bahkan kesejahteraan psikismu lebih diutamakan daripada keinginannya berkomentar. Dia gak cukup egois buat mengesampingkan kebutuhanmu demi memuaskan haknya bicara. Jangan lagi keliru memaknai diamnya seseorang karena tak sedikit teman yang malah menunjukkan kepeduliannya dengan cara ini. Berikut enam bukti diam bisa menadi bentuk kepedulian seseorang.

1. Gak sibuk bicara doang, tapi langsung bertindak

ilustrasi dua perempuan (pexels.com/Thirdman)

Kamu tentu merasa lega saat ada seseorang yang dari perkataannya menunjukkan kepedulian yang besar. Seperti ketika dirimu sedih kemudian teman bertanya kenapa kamu terlihat bersedih. Pertanyaannya menandakan ia memperhatikan perubahan raut wajah serta perilakumu.

Dia juga menunjukkan keingintahuannya sehingga memberimu kesempatan buat bercerita. Jika kamu tiba-tiba membicarakan masalahmu, takutnya lawan bicara ternyata malah sama sekali gak peduli. Tapi tak jarang persoalanmu membutuhkan lebih dari sekadar kepedulian berupa kata-kata seperti itu.

Sebagai contoh, saat kamu merasa tidak enak badan dan malas makan di kos-kosan. Ada kawan yang hanya bertanya kamu kenapa lalu meninggalkanmu setelah tahu jawabannya. Namun, ada juga teman yang gak bilang apa-apa tahu-tahu membuatkanmu minuman dan makanan hangat yang cukup menggugah selera. Itulah bentuk kepedulian yang langsung ditunjukkan dengan tindakan.

Baca Juga: 5 Cara Bikin Anak Mengerti Peraturan di Rumah, Sederhanakan Bahasanya!

2. Diam untuk menghargai kesedihanmu

ilustrasi dua perempuan (pexels.com/RDNE Stock project)

Saat kesedihanmu masih amat dalam, terlalu banyak ditanya oleh orang lain malah membuatmu merasa terganggu. Kamu lebih membutuhkan ketenangan agar bisa menguasai diri dan memperbaiki pandanganmu atas penyebab kesedihan. Kawanmu yang memilih diam di sisimu daripada menghujani dengan pertanyaan atau penghiburan tahu betul hal ini.

Kemungkinan dia pernah dalam situasi yang mirip denganmu atau setidaknya tingkat kesedihannya hampir sama. Maka mudah baginya berempati terhadapmu dan menahan dirinya dari ucapan-ucapan yang boleh jadi bakal tambah mengganggumu. Ia barangkali juga mengenal watakmu dengan baik. 

Dia tidak perlu sibuk bertanya. Nanti apabila suasana hatimu telah lebih kondusif pasti kamu akan membicarakan sendiri hal-hal yang membuatmu bersedih. Entah dirimu mengatakan padanya atau orang lain bukan hal terpenting baginya. Tugasnya sekarang cuma tak mengusikmu yang sedang dikuasai emosi negatif.

3. Lebih baik diam daripada sembarangan bicara

ilustrasi dua perempuan (pexels.com/Airam Dato-on)

Baik kamu dalam suasana hati yang buruk maupun amat baik, perkataan orang lain yang sembarangan dapat membuatmu kesal. Contohnya, dirimu dan sejumlah teman makan siang bersama. Ketika pesanan kalian datang tahu-tahu ada kawan yang menyeletuk kalau makanmu banyak sekali.

Begitu mendengarnya, dirimu mungkin seketika kehilangan nafsu makan. Ada perasaan malu dan tentunya sebal pada teman yang berkata seperti itu. Ketika seseorang menyadari bahwa ucapannya cukup sering kurang terkontrol, dia sebisa mungkin memilih diam. Terutama saat ia di dekatmu yang kurang dikenalnya atau perasaanmu terkenal sensitif.

Ini menjadi caranya supaya gak sembarangan mengatakan apa pun yang bikin kamu tidak berkenan. Begitu juga teman baikmu bisa memilih diam ketika orang lain menanyakan hal-hal tentangmu yang belum diketahuinya dengan pasti. Ia peduli pada akibat yang bakal ditanggung olehmu jika dia asal bicara dan ternyata salah.

4. Untuk menyimak perkataanmu

ilustrasi dua perempuan (pexels.com/cottonbro studio)

Bayangkan apabila orang-orang di sekitarmu tidak bisa diam sebentar saja. Selain mereka terlalu berisik, kamu pun menjadi gak punya kesempatan untuk bicara. Kalaupun dirimu nekat bersuara, percuma. Tak ada orang yang memperhatikan perkataanmu. Kamu akan sakit hati dan merasa diabaikan.

Maka jangan keliru mengartikan diamnya seseorang sebagai ia pasti malas menjadi teman bicaramu. Selama nanti dia masih merespons, berarti diamnya ketika kamu bicara semata-mata untuk memberimu perhatian penuh. Ia tak mau bikin kamu mesti mengulangi cerita karena kurang berkonsentrasi dalam mendengarkanmu.

Begitu pula ketika kamu melakukan presentasi atau mengemukakan pendapat dalam rapat. Diamnya audiens merupakan tanda mereka ingin dirimu terus berbicara. Apabila mereka bosan mendengarkanmu, perkataanmu bakal dipotong atau mereka sibuk mengobrol sendiri-sendiri sehingga ruangan menjadi gaduh.

5. Demi menjaga rahasiamu

ilustrasi dua perempuan (pexels.com/ALINA MATVEYCHEVA)

Berterimakasihlah pada orang yang mengetahui rahasiamu dan bisa menutup bibirnya rapat-rapat. Diam ketika ia menjadi satu-satunya orang yang mengerti rahasiamu bukanlah hal mudah. Dorongan untuknya membocorkannya pada orang lain menjadi lebih besar.

Dia merasa seperti sosok penting apabila mampu menyedot perhatian banyak orang dengan mengumbar rahasiamu. Jangankan orang yang memegang rahasia besarmu. Orang yang sebenarnya gak tahu apa-apa tentangmu saja dapat begitu semangat membicarakanmu demi kepuasannya pribadi.

Saat seseorang bertahan diam demi mengamankan rahasiamu, ini termasuk dalam sikap heroik. Sebagai pemilik rahasia, dirimu mesti mengapresiasinya. Dia gak mau membuatmu sakit hati atau menanggung kerugian lain seandainya rahasia itu sampai diketahui banyak orang. Ia bahkan menjaga rahasiamu lebih baik daripada dirimu sendiri. Kamu menceritakan rahasia itu padanya, tapi dia tak membagikannya pada siapa pun.

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya