TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Ciri Orang yang Gak Bisa Jaga Perasaan, Tidak Sadar saat Menyinggung

Kehadirannya kerap tak diharapkan oleh teman-temannya

ilustrasi mengobrol (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Setiap orang memang bertanggung jawab atas perasaannya sendiri. Akan tetapi, jangan lupa bahwa ucapan dan perbuatanmu juga bisa memengaruhi suasana hati orang lain. Orang yang paling santai sekalipun dapat gak nyaman, apabila kamu tidak mengontrol diri ketika berinteraksi dengannya.

Kamu mesti ikut menjaga perasaan siapa pun tanpa menjadikannya beban, karena itu sudah semestinya dilakukan. Bukan malah sengaja menjadi penyebab emosinya memburuk. Bila terus membuat perasaan orang lain gak nyaman, wajar kalau mereka menjauhimu.

Jagalah perasaan orang lain seperti kamu juga ingin dibuat nyaman oleh orang-orang di sekitar. Jangan sampai enam ciri ini ada dalam dirimu karena abai dengan perasaan sesama ini ada pada dirimu. Lisan dan ketikan mesti dikendalikan oleh diri sendiri.

1. Suka menyindir

ilustrasi berbicara (pexels.com/RDNE Stock project)

Orang tidak akan menyindir kalau tak punya tujuan tertentu. Dengan sindiran itu, dia ingin membuat perasaan seseorang tersentil. Bila satu sindiran seperti belum berhasil, ia akan terus mengeluarkan jurus sindiran yang lain.

Baik dilakukan dalam pertemanan di dunia nyata maupun maya, kesukaan menyindir begini tentu bikin orang lain sakit hati. Namun, nanti ketika orang bertanya apakah dia sedang menyindirnya, biasanya ia tak berani mengakui. Pasti ada-ada saja alasannya mengelak.

Akan tetapi dengan atau tanpa pengakuannya, tetap saja perasaan orang lain telanjur tersakiti. Mungkin saja lama-kelamaan dia akan makin kebal terhadap sindiran itu. Namun, orang yang menyindir malah makin tersiksa karena harus berpikir lebih keras agar berhasil mengganggu perasaan orang lain.

Baca Juga: Jaga Perasaan Lawan Bicara, 5 Topik Ini Sebaiknya Dihindari

2. Sering melarang atau menyebut orang baper

ilustrasi percakapan (pexels.com/Kindel Media)

Bagaimana orang lain tak menjadi baper dengan perkataan maupun tindakannya yang menunjukkan hal-hal tertentu? Misalnya, seperti dalam poin pertama, ia terus menyindir seseorang. Setiap perkataannya mengarah pada orang tersebut.

Meski orang itu berusaha cuek, lama-kelamaan tentu ia tak tahan juga bila sindiran tidak kunjung berhenti. Seharusnya jika seseorang berharap orang lain gak baper, ia mesti mengimbanginya dengan kemampuan menjaga sikap serta ucapan. Bukan orang lain yang terlalu sensitif, melainkan kontrol diri serta empatinya pada sesama yang kurang.

Maka keliru kalau orang lain dilarang baper. Baper itu selalu ada alasannya, bukan sekadar sikap manja dan berlebihan. Coba saja ia sendiri yang mendapatkan perlakuan serupa, mungkin tingkat bapernya malah lebih parah. 

3. Gemar mencampuri privasi orang lain

ilustrasi mengobrol (pexels.com/EKATERINA BOLOVTSOVA)

Hargai privasi orang lain seperti halnya kamu menjaga privasi sendiri. Jangan maunya ranah pribadimu dihargai, tetapi kamu doyan sekali melanggar privasi orang lain. Sikap begini niscaya menimbulkan konflik dalam berbagai bentuk relasi.

Atas dasar kepedulian atau hal-hal lain, kurangi mengomentari urusan pribadi siapa pun. Ini adalah cara paling mudah untuk menghargai perasaannya. Jangan sampai orang lain merasa terganggu oleh kehadiranmu begitu kamu membuka mulut.

Dalam etika pergaulan, diam itu emas memang benar adanya. Utamanya saat kamu tidak tahu batas privasi orang lain. Tunggu saja orang lain yang terlebih dahulu membicarakan masalah pribadinya padamu.

Saat itu, barulah kamu boleh menanggapi. Namun, tanggapannya tetap secukupnya saja. Bukan dia curhat sedikit, tetapi pertanyaan atau nasihatmu banyak sekali.

4. Puas jika bisa bikin orang malu dengan tegurannya

ilustrasi suasana di kantor (pexels.com/MART PRODUCTION)

Orang yang tidak mampu menjaga perasaan orang lain berarti cenderung merusaknya. Salah satunya dengan mempermalukannya di depan orang banyak. Teguran yang mestinya dapat disampaikan di depan orangnya saja malah dikemukakan di depan publik.

Tujuannya menegur menjadi berbeda dari awalnya. Ia tak lagi sekadar ingin memperbaiki kesalahan seseorang. Dia justru ingin menjatuhkan martabatnya dengan menegur tanpa memperhatikan tempat dan situasi.

Orang yang ditegur tentu bisa kehilangan harga dirinya. Kesalahannya barangkali tak seberapa. Namun, orang yang menegur membuat kekeliruannya seolah-olah jauh lebih besar. 

Kesukaan mempermalukan orang dengan cara menegur yang tidak tepat biasanya gak mendorong perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Jika kebencian telah timbul di benak seseorang, ia malah bisa sengaja membuat kesalahan yang lebih besar. Di teguran kesekian yang disampaikan dengan cara negatif, konflik terbuka mungkin terjadi.

5. Fokus pada kegembiraannya saja dan abai pada kesulitan orang lain

ilustrasi mengobrol (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Orang yang egois pasti tidak bisa menghargai perasaan orang lain. Hal terpenting dalam hidupnya hanyalah dirinya. Tak heran jika kesedihan orang-orang di sekitarnya tak membangkitkan empatinya.

Dia bakal terus menceritakan serta mengekspresikan kegembiraannya di depan orang yang tengah bersedih. Ia tidak mampu menahan diri apalagi menghibur orang yang tengah ditimpa kemalangan. Padahal tanpa seseorang memiliki sifat dengki pun, ekspresi kebahagiaan orang lain yang berlebihan dapat membuatnya tambah nelangsa.

Maka, kalaupun kamu merasa perlu merayakan suatu keberhasilan, selalu lihat-lihat kondisi orang di sekitarmu. Utamakan untuk tetap menunjukkan empati pada orang yang tengah kurang beruntung. Baru nanti kamu bisa melakukan syukuran kecil-kecilan dan sebaiknya tidak di hadapannya.

Baca Juga: 6 Ucapan yang anti Dikatakan untuk Jaga Perasaan Pasangan

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya