TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Alasan Orang Gak Jadi Bicara, Lihat-lihat Suasana Hatimu Dulu

Akhirnya, kamu telanjur penasaran dan overthinking

ilustrasi dua perempuan (pexels.com/Tirachard Kumtanom)

Seseorang sudah berkata perlu membicarakan sesuatu denganmu. Namun, ia malah urung menyampaikannya setelah kalian bertemu. Mungkin juga dia sudah sempat sedikit bicara kemudian berhenti dan gak mau melanjutkannya, sekalipun dirimu telah berusaha membujuknya.

Sikapnya tentu terasa menyebalkan buatmu. Kamu telanjur penasaran, makin ingin tahu, serta sekarang menjadi overthinking. Perlu diketahui, bahwa keputusan seseorang untuk gak jadi bicara barangkali merupakan hal baik. Mungkin saja pembatalan niat itu disebabkan oleh enam hal ini.

1. Takut menyinggung

ilustrasi percakapan (pexels.com/Christina Morillo)

Sesuatu yang ingin dibicarakannya denganmu mungkin agak sensitif buatmu. Itu berarti ada potensi kamu bakal tersinggung jika caranya bicara sedikit saja kurang tepat. Sampai detik-detik terakhir menjelang pertemuan kalian, ia terus memikirkan peluang dirimu tersinggung atau tidak.

Kalau kemungkinan kamu merasa gak nyaman sepertinya lebih besar, dia mengurungkan niatnya membicarakan hal tersebut. Keputusannya malah bagus untukmu karena ia berusaha menjaga perasaanmu.

Kehati-hatian sebelum berucap memang penting, karena kata-kata yang telah terlontar gak dapat ditarik kembali. Hati yang tersinggung juga belum tentu mudah disembuhkan dengan permintaan maaf. Kalaupun topik tersebut ternyata biasa saja untukmu, orang juga tak menyesal telah mengurungkan niat untuk membahasnya. Berhati-hati lebih baik ketimbang sembrono berucap dan bikin hubungan kalian ke depannya kurang harmonis.

2. Perubahan dari yakin ke ragu atau sebaliknya

ilustrasi percakapan (pexels.com/Alexander Suhorucov)

Perasaan manusia mudah berubah mengikuti hasil pemikirannya. Di awal, ia mungkin yakin sekali akan sesuatu sehingga ingin menyampaikannya padamu. Akan tetapi setelah dipikir-pikir lagi dan melihat sejumlah hal, keyakinan itu memudar.

Ia perlu memikirkannya kembali baik-baik sebelum mantap bicara denganmu. Demikian pula perubahan dari ragu menjadi yakin bisa mengurungkan keinginan seseorang berbicara.

Misalnya, semula dia hendak berkonsultasi denganmu sebelum mengambil keputusan. Ketika itu ia bimbang tentang sejumlah hal serta memerlukan saran darimu. Namun, setelah memikirkannya ulang ternyata pikirannya jadi lebih cerah. Sekarang, saran darimu gak dibutuhkannya lagi dan dia dapat memutuskan suatu perkara sendirian.

Baca Juga: 5 Respek dalam Adab Mengobrol, Tahu Kapan Waktu Bicara dan Mendengar

3. Mempertimbangkan suasana hati

ilustrasi percakapan (pexels.com/Christina Morillo)

Suasana hati siapa yang dipertimbangkannya hingga membuatnya gak jadi bicara? Baik suasana hatinya sendiri maupun mood kamu dapat dipikirkannya. Seperti orang yang marah yang tadinya ingin mengungkapkan seluruh kejengkelannya.

Namun, ia ingat bahwa buruknya suasana hati bisa membuatnya sama sekali tidak bijaksana dalam memilih kata-kata. Salah-salah unek-uneknya keliru dipahami oleh orang lain dan memicu masalah baru.

Dia mungkin justru lebih cepat tenang dengan diam dulu atau urung bicara setelah melihat suasana hatimu seperti lagi kurang baik. Dia gak mau kamu tambah bad mood oleh perkataannya dan reaksimu menjadi tidak sesuai dengan harapannya. Ia menunda untuk membahasnya sampai suasana hatimu terlihat lebih kondusif.

4. Berada di bawah tekanan

ilustrasi dua pria (pexels.com/RDNE Stock project)

Adanya tekanan dari banyak orang atau satu orang saja tetapi memiliki power yang besar akan membuatnya merasa takut. Ada ancaman apabila dia tetap mengatakan sesuatu. Orang yang berada di bawah tekanan menjadi berpikir ulang tentang niatnya bicara.

Apakah ancaman itu hanya untuk menakut-nakutinya atau ada kemungkinan betul-betul bakal dilakukan? Meski seseorang tidak terlalu penakut, dia dapat batal bicara demi cari aman. Contohnya, ketika ia akan melaporkan perbuatan buruk seseorang di kantor pada atasannya.

Tekanan yang besar bisa bikin dia gak jadi speak up sekalipun ia tidak membenarkan perbuatan tersebut atau bersedia membantunya melancarkan aksi. Bila kamu berhadapan dengan orang yang seperti ketakutan saat akan bicara, waspadai kemungkinan dia dalam keadaan tertekan. Selidiki hal tersebut dan beri jaminan keamanan atas keberaniannya berkata jujur.

5. Waktu dan tempatnya gak pas

ilustrasi percakapan (pexels.com/Jopwell)

Pembicaraan apa pun mestinya memang memperhatikan waktu dan tempat. Apalagi kalau topiknya cukup berat atau terkait hal-hal pribadi, seperti rasa sukamu pada teman kantor.

Walaupun kalian paling sering bertemu di tempat kerja, tidak pantas mengatakannya di sela-sela kesibukan masing-masing. Terlebih ada orang lain di sana yang mungkin akan mendengarnya.

Daripada menjadi bahan pembicaraan seisi kantor, lebih baik cari waktu dan tempat lain yang lebih tepat buat membicarakan urusan hati. Selain terkait kesopanan dan profesionalitas yang harus dijaga, salah waktu serta tempat juga dapat berakibat buruk.

Orang yang diajak bicara bisa memberikan respons yang berbeda dari keinginannya. Masih dengan contoh di atas, aslinya dia juga menyukaimu, tapi kemudian cepat-cepat bilang gak dapat membalas perasaanmu, lantaran malu dengan teman serta ingin secepatnya mengakhiri percakapan. Setelah jam kantor berakhir, dia bingung cara meralat jawabannya.

Baca Juga: 6 Tanda Seseorang Ingin Bicara Serius Denganmu, Siapkan Diri

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya