TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Makna Hari Raya Galungan dan Kuningan bagi Umat Hindu

Hari kembalinya para leluhur

Ilustrasi sembayang (pexels.com/Agung Pandit Wiguna)

Intinya Sih...

  • Hari Raya Galungan dan Kuningan adalah perayaan besar dalam agama Hindu di Bali
  • Galungan menandai kemenangan dharma atas adharma, dengan umat Hindu melakukan persembahyangan dan sesajen sebagai rasa syukur kepada leluhur
  • Kuningan dirayakan sebagai penghormatan untuk leluhur yang kembali ke alam baka, dengan makna simbol pembersihan jiwa dan pengharapan akan kedamaian

Hari Raya Galungan dan Kuningan adalah dua perayaan besar dalam agama Hindu. Di Bali, yang merupakan daerah dengan umat Hindu terbanyak di Indonesia, Hari Raya Galungan jatuh pada tanggal 28 Februari dan 25 September 2024, sementara Kuningan dirayakan pada 9 Maret dan 5 Oktober 2024.

Kedua hari raya ini memiliki makna spiritual yang mendalam serta kaya akan nilai-nilai kebudayaan dan tradisi. Lantas, apa penjelasan lebih lengkap terkait makna Hari Raya Galungan dan Kuningan? Cari tahu selengkapnya di bawah ini!

1. Makna Hari Raya Galungan

Ilustrasi background Galungan dan Kuningan (freepik.com/freepik)

Hari Raya Galungan jatuh setiap 210 hari dalam kalender Bali (Pawukon) dan dirayakan pada hari Budha Kliwon Dungulan. Galungan menandakan kemenangan dharma (kebenaran) atas adharma (kejahatan). Umat Hindu percaya bahwa pada hari Galungan, para dewa dan leluhur turun ke bumi untuk memberi restu kepada manusia yang menjalankan kebenaran.

Pada hari Galungan, umat Hindu Bali melaksanakan persembahyangan di pura dan di rumah masing-masing. Mereka menghaturkan sesajen yang dipersembahkan kepada leluhur dan para dewa sebagai wujud rasa syukur atas karunia kehidupan. Pada perayaan ini, umat percaya leluhur kembali ke dunia untuk memberkati keluarganya.

2. Makna Hari Raya Kuningan

Ilustrasi pura Bali (Pexels.com/Guillaume Meurice)

Hari Raya Kuningan dirayakan 10 hari setelah Galungan, pada hari Sabtu Kliwon Kuningan. Hari Raya ini bermakna sebagai penghormatan untuk para leluhur yang kembali ke alam baka setelah memberikan restu kepada keluarganya selama masa Galungan.

Pada hari ini, umat Hindu Bali mempersembahkan sesajen yang terbuat dari bahan kuning sebagai simbol permohonan kemakmuran, kesejahteraan, dan perlindungan. Sesajen pada hari Kuningan biasanya lebih sederhana dibandingkan Galungan, namun memiliki makna yang sangat mendalam, yaitu sebagai simbol pembersihan jiwa dan pengharapan akan kedamaian. 

Baca Juga: Apa Arti Rahajeng Rahina Galungan? Ini Makna Perayaannya

3. Hubungan Galungan dan Kuningan

Ilustrasi background Galungan dan Kuningan (freepik.com/freepik)

Galungan dan Kuningan merupakan rangkaian perayaan yang saling berkaitan. Galungan menandai datangnya para dewa dan leluhur, sementara Kuningan adalah hari kembalinya mereka ke surga. Umat Hindu menganggap kedua hari raya ini sebagai waktu untuk merenungkan kehidupan, memperbaiki hubungan dengan alam semesta, dan memperkuat nilai-nilai spiritual dalam diri.

Kedua perayaan ini juga jadi kesempatan bagi umat Hindu untuk memperbaiki diri, memperkuat hubungan dengan keluarga, serta menjalankan kehidupan yang lebih harmonis dan damai. Kegiatan persembahyangan dan persembahan yang dilakukan diharapkan dapat membawa berkah dan kebaikan bagi kehidupan di masa mendatang.

Itu tadi makna Hari Raya Galungan dan Kuningan bagi umat Hindu. Semoga bermanfaat untukmu!

Baca Juga: 5 Makna Positif dari Ketidaknyamanan dalam Prosesmu Bertumbuh

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya