TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Bahaya Sikap Perfeksionis yang Menyebabkan Rasa Takut Gagal

Apabila mengalami kegagalan, maka akan kecewa mendalam

ilustrasi merasa takul gagal (pexels.com/Liza Summer)

Perfeksionis sejatinya bisa menghambat diri sendiri apabila dilakukan dengan berlebihan. Sikap demikian berkaitan dengan kecenderungan seseorang untuk mencapai kesempurnaan dalam segala aspek. Imbasnya, orang yang bersikap demikian cenderung takut pada kegagalan.

Hal tersebut dapat terjadi lantaran kegagalan baginya adalah perusak kesempurnaan. Sebuah celah yang bisa membuatnya tidak bisa mencapai standar tinggi yang diinginkan. Berikut beberapa bahaya sikap perfeksionis yang bisa menyebabkan munculnya rasa takut akan kegagalan.

1. Kegagalan membuat seorang perfeksionis merasakan kecewa yang mendalam

ilustrasi perempuan murung (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Perfeksionis membuat seseorang memiliki standar yang tinggi terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Ia selalu berusaha dengan keras untuk mencapai hasil yang sempurna menurutnya. Hal tersebut mendorong kecenderungan untuk tidak melakukan kesalahan saat melakukan segala hal.

Orang perfeksionis akan memiliki harapan yang tinggi terhadap hasil yang diperoleh. Namun nyatanya, hal tersebut cenderung menimbulkan kekecewaan mendalam apabila realitas tidak berjalan selaras dengan kehendak. Imbasnya, ia akan merasa takut dengan kegagalan sehingga cenderung menghindarinya.

2. Kegagalan kerap dianggap akhir dari segalanya

ilustrasi berpikir berlebihan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Orang yang bersikap perfeksionis tidak menyukai kekurangan dalam hal apapun. Sehingga ia selalu memastikan bahwa semua hal berjalan sesuai dengan rencana. Kesempurnaan menjadi tujuan utamanya yang sudah semestinya untuk diraih.

Pola pikir demikian sejatinya menghambat seseorang untuk bertumbuh. Ia dengan sikap perfeksionisnya kerap menganggap kegagalan sebagai hal yang mutlak, yakni ketetapan akhir. Padahal sejatinya tidak demikian, kegagalan dapat dimaknai dengan sudut pandang yang lebih luas selama mau bersikap terbuka pada setiap proses yang terjadi tanpa menuntut kesempurnaan.

Baca Juga: 5 Cara Atur Sisi Perfeksionis dalam Diri agar Gak Berlebihan, Fokus!

3. Kegagalan dianggap merusak mimpi yang diharapkan

ilustrasi perempuan merenung (pexels.com/Mikhail Nilov)

Sejatinya, tantangan bagi sosok perfeksionis yakni kegagalan. Seseorang dengan sikap perfeksionisnya cenderung merasa takut gagal lantaran hal itu baginya menjadi sebuah retakan yang mampu menghambat tujuan. Kegagalan dianggap sebagai perusak impian yang didambakan.

Ketakutan terhadap kegagalan sejatinya muncul lantaran cara pandang yang diadopsi. Sehingga sudah semestinya rasa takut tersebut dihilangkan lantaran gagal bukan hal yang buruk, melainkan sebuah proses untuk melangkah ke titik yang lebih baik. Hal demikian yang seharusnya dipahami oleh sosok perfeksionis supaya tidak melulu mengharapkan jalan yang mulus.

4. Kegagalan dianggap membuat esensi kesempurnaan itu hilang

ilustrasi menyalahkan diri sendiri (pexels.com/Karolina Grabowska)

Bagi seorang perfeksionis, kegagalan menjadi hal yang menakutkan. Pasalnya momen gagal dianggap mampu membuat esensi dari makna kesempurnaan menjadi hilang. Seolah ada celah yang bisa menjadi hambatan untuk menuju keutuhan.

Jika mindset demikian terus dipelihara, maka seorang perfeksionis tak akan mengalami kemajuan. Pasalnya kegagalan justru menjadi pelengkap dari proses menuju hal yang diinginkan. Tanpa mengalami hal tersebut, seseorang tak akan pernah sampai di titik puncak lantaran gagal adalah bagian dari tangga-tangga menuju kesuksesan.

Verified Writer

Izah Cahya

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya