Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Imposter syndrome adalah perasaan tidak mampu, ragu-ragu, atau tidak aman yang dapat menghalangi seseorang mencapai tujuan. Sindrom ini memengaruhi orang-orang dari segala usia, jenis kelamin, dan latar belakang. Sindrom ini juga dapat terjadi dalam berbagai situasi, mulai dari wawancara kerja hingga acara berbicara di depan umum.
Dr. Valerie Young yang menciptakan istilah imposter syndrome menemukan bahwa tidak semua yang mengalami imposter syndrome mendefinisikan kompetensi dalam hal cara yang sama. Dia menemukan lima tipe yang berbeda dimana masing-masing individu akan memiliki satu tipe yang paling dominan.
1. The Perfectionist
ilustrasi presentasi (pexels.com/Christina Morillo) Perfeksionisme dan imposter syndrome sering kali berjalan beriringan. Orang yang perfeksionis menetapkan tujuan yang terlalu tinggi untuk diri sendiri dan ketika gagal mencapai suatu tujuan, mereka menjadi ragu pada diri sendiri.
Meskipun menetapkan standar yang tinggi dapat memberi motivasi untuk mencapai tujuan, obsesi terhadap kesempurnaan juga dapat menimbulkan konsekuensi negatif. Orang yang perfeksionis selalu mengejar kesempurnaan, yang mengakibatkan kritik diri berlebihan, kecemasan, dan kelelahan.
Tanda-tanda tipe the perfectionist antara lain:
- Tidak tahu cara mendelegasikan tugas
- Terobsesi dengan detail-detail kecil
- Kesulitan pengambilan keputusan
- Memiliki standar tinggi dan ekspektasi yang tidak realistis
- Memiliki ketakutan yang luar biasa terhadap kegagalan atau kesalahan
2. The Superhuman
ilustrasi multitasking (pexels.com/Karolina Grabowska) The perfectionist selalu berusaha untuk berbuat lebih baik, sementara the superhuman ingin berbuat lebih banyak dan lebih banyak lagi. Bagi the superhuman, kompetensi bertumpu pada kemampuan untuk menjalankan berbagai peran dengan baik. Mereka yakin bisa melakukan semuanya dan tidak bisa mengatakan 'tidak' meskipun kesulitan untuk melakukannya.
Tanda-tanda tipe the superhuman antara lain:
- Tidak bisa menangani kritik dengan baik
- Merasa stres saat tidak bekerja
- Merasa bersalah saat istirahat atau menikmati aktivitas santai
- Memberikan banyak tekanan pada diri sendiri untuk melakukan yang terbaik
3. The Natural Genius
ilustrasi seorang wanita sedang mengerjakan coding (pexels.com/ThisIsEngineering) Tipe ini menganggap bahwa kompetensi sejati berarti memiliki kecerdasan dan kemampuan bawaan. Mereka percaya bahwa kesuksesan selalu datang dengan mudah kepada mereka, meskipun tanpa benar-benar berusaha. Akibatnya, ketika memasuki lingkungan yang sangat kompetitif, hal ini bisa memberatkan mereka karena dipaksa untuk menantang diri mereka sendiri.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Tanda-tanda tipe the natural genius antara lain:
- Di masa lalu, kesuksesan pernah datang dengan mudah
- Kepercayaan diri sangat menurun ketika menghadapi kemunduran
- Percaya bahwa kesuksesan berasal dari kemampuan yang melekat, bukan dari usaha dan kerja keras
- Memiliki standar yang sangat tinggi untuk diri sendiri
Baca Juga: 5 Sisi Positif jika Kamu Punya Imposter Syndrome
4. The Soloist
ilustrasi seorang pria bekerja di kantor (pexels.com/Yan Krukau) The soloist ditandai dengan perasaan mandiri dan kebutuhan untuk mencapai kesuksesan sepenuhnya sendirian. Dalam benak mereka, satu-satunya pencapaian yang benar-benar berarti adalah pencapaian yang dicapai sendiri. Mereka biasanya menolak bantuan untuk membuktikan nilainya sebagai individu.
Tanda-tanda tipe the soloist antara lain:
- Merasa perlu menyelesaikan semuanya sendiri
- Merasa tidak kompeten jika membutuhkan bantuan
- Kesulitan menerima kritik yang membangun