TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Berhentilah Bertanya "Kapan Punya Anak?", Ini Alasannnya!

Stop bertanya, mulailah berempati!

unsplash.com

Di Indonesia, orang yang baru saja menikah pasti akan mendapatkan beragam pertanyaan dari orang-orang di sekitarnya. Misalnya pertanyaan kapan punya anak. Sebab, dalam pikiran mereka, menikah identik dengan segera memiliki keturunan. Hal itulah yang kadang kala secara tidak sadar membuat yang ditanya merasa tidak enak hati. Mengapa?

1. Si cewek akan stres karena tekanan sosial dan bisa-bisa menyebabkan depresi.

nymag.com

Bukan tidak mungkin cecaran pertanyaan dari orang sekitar yang menanyakan kapan punya anak akan membuat si cewek terus-menerus memikirkannya dan berdampak tidak baik. Karena tekanan sosial dari pertanyaan itulah jiwanya lantas terganggu. Ia mungkin saja depresi karena keinginan memiliki anak tak segera terwujud, ditambah desakan dari lingkungan sekitar.

2. Bisa saja mereka memang menunda punya anak karena alasan tertentu yang orang gak perlu tahu.

giphy.com

Pasangan yang baru menikah hidupnya tentu belum terlalu mapan, terutama soal keadaan keuangan. Mereka masih merintis bersama-sama. Karenanya, sebelum mencapai keadaan yang stabil, mereka tidak ingin memiliki anak dulu. Sebab, keduanya tak mau ketika si jabang bayi lahir, ia turut merasakan penderitaan orang tuanya. Bisa juga pasangan muda tersebut belum siap menyekolahkan dan membesarkan anak di waktu yang belum tepat.

Baca Juga: Sejatinya Kamu Gak Perlu Menyesal Saat Salah Ambil Keputusan, Ini Alasannya!

3. Membuat pasangan jadi gak percaya diri buat ke mana-mana karena takut ditanyain hal itu.

giphy.com

Hal ini sering terjadi kepada pasangan yang sudah menikah lebih dari 2 tahun, tapi belum juga dikaruniai keturunan. Daripada ditanya-tanya, mereka lebih baik mengurung diri di rumah. Hubungan sosial dengan orang pun jadi kurang baik.

4. Pasangan jadi sering uring-uringan sendiri karena tekanan sosial itu menuntut mereka segera punya anak, tapi Yang Kuasa belum memberi.

giphy.com

Pertanyaan-pertanyaan orang sekitar yang membuat mereka berpikir tersebut otomatis akan mempengaruhi kehidupan rumah tangga. Istri jadi kerap marah-marah dengan suaminya, begitu pula dengan si suami. Keduanya menjadi sangat sensitif.

5. Pasangan jadi merasa malu lantaran dikira gak subur.

giphy.com

Belum punya anak dalam waktu yang lama bukan berarti pasangan itu gak subur. Mungkin memang belum waktunya diberi momongan. Namun tekanan dari orang sekitar membuat mereka justru rendah diri dan merasa dianggap tak subur.

6. Kinerja jadi memburuk, pikiran terpecah ke sana-kemari.

giphy.com

Bila pertanyaan itu sudah mengganggu, hal tersebut akan mempengaruhi aktivitas mereka, termasuk bekerja. Banyak kemungkinan terjadi lantaran pertanyaan “kapan punya anak” terus menghantui. Salah satunya produktivitas di kantor menurun.

7. Dibanding-bandingkan dengan orang lain oleh mertua sendiri.

giphy.com

Desakan dari orang sekitar tak hanya mengusik pasangan, tetapi juga orang tua. Bedanya, kecenderungan orang tua akan membanding-bandingkan anak atau menantunya dengan orang lain.

Itu loh dia baru menikah kemarin, tapi sudah punya anak.

8. Akibatnya gairah punya anak bukan karena keinginan pribadi, tapi karena tuntutan.

giphy.com

Keinginan memiliki momongan lantas bergeser. Tidak lagi timbul dari dalam hati, tapi lantaran desakan orang-orang sekelilingnya. Hal itu akan berdampak buruk bagi kondisi kejiwaan, utamanya untuk istri. Karena, secara batin ia belum siap, tapi lingkungan sekitar terus mendesaknya agar segera punya anak.

Baca Juga: 20 Pertanyaan Ini Bisa Mengindikasikan Apakah Hubunganmu Dengannya Baik-baik Saja

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya