TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Audrey Hepburn, Artis “Broadway” yang Mendedikasikan Hidup untuk Menolong Sesama

#Paraperempuanhebat Hidup di tengah perang membuatnya sadar arti kebersamaan.

huffingtonpost

Audrey Hepburn, seorang artis dan pemain teater yang lahir di Belgia tahun 1929, menjalani hidup di bawah tekanan penjajah. Terlahir dari keluarga yang kaya membuatnya sekolah di Inggris. Pada masa itu, perang berkecamuk yang memperlihatkan kekejaman Jerman terhadap Inggris. Takut Audrey celaka di Inggris, orang tuanya menyuruhnya untuk kembali ke Brusells, Belgia.

Kembali ke Brusell bukan hal yang tepat.

huffingtonpost

Kembali ke Brusell membuat Audrey mengubur impiannya untuk menjadi seorang penari balet. Sayangnya pilihan mereka untuk kembali ke Brusell merupakan langkah buruk. Jerman menyerang habis kota Arnheim, kota dimana Audrey tinggal, dan melakukan pembunuhan secara massal. Audrey dan semua warga kota harus merasakan lapar karena berhari-hari mereka tidak mendapatkan bantuan. Audrey dan keluarganya pasrah akan hal tersebut. Ketika mereka pasrah, pasukan sekutu berhasil membuat Jerman mundur dan mengirimkan bantuan logistik makanan.

Kembali Ke Inggris.

huffingtonpost

Audrey terlahir menjadi seorang wanita yang cantik. Setelah ia kembali ke Inggris, ia melanjutkan cita-citanya sebagai penari balet. Sayangnya, ia harus mengubur impian karena fisiknya sudah tidak prima. Faktor kekurangan gizi dan mimpi buruk perang masih tidak bisa dilupakan olehnya.

Pertemuan dengan sutradara broadway.

https://www.youtube.com/embed/BMPC6C1e-EQ

Terlahir menjadi seorang yang cantik memudahkan karirnya di bidang lain. Ia mengikuti audisi broadway yang mana membawanya menjadi artis terkenal. Bahkan, Audrey berhasil meraih 1 piala Oscar sepanjang karirnya sebagai artis dan pemain teater.

Dedikasi terhadap sesama.

everythingaudrey

Setelah ia memutuskan untuk rehat dari dunia perfilman, Audrey muncul sebagai duta UNICEF. Pengalamannya yang kelam tentang kelaparan dan perang, membawanya menjadi duta kemanusiaan yang ia jalani selama 10 tahun. Kunjungannya ke Somalia dan Ethiopia mengembalikan pengalaman pahitnya ketika ia kecil. Merasakan kelaparan dan kedinginan di tengah perang. Banyak bayi meninggal dan kekurangan gizi menjadi pandangan yang ia sering lihat sepanjang perjalanan karir sebagai duta UNICEF.

Verified Writer

Fery Andriawan

Interested in writing and traveling. Check out my blog https://moneylesstraveler.blogspot.co.id/ Owner : @main_benang @fry_andr

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya