TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Tips Hadapi False Positivity, Terima Emosi Meski Bentuknya Negatif

Jangan abaikan fakta

ilustrasi perempuan sedang bersedih (pexels.com/Austin Guevara)

"Gapapa, semuanya bakal baik-baik aja!"

Kamu pasti pernah mendengar ungkapan tersebut saat sedang down, bukan? Sebenarnya tidak ada yang salah dengan hal tersebut. Hanya saja, dukungan dari orang lain bisa membuat kita gak menyadari emosi lain yang sedang kita rasakan. Gak cuma itu, kadang pikiran yang terlalu optimis dan menganggap semua akan baik-baik saja bisa mengarah kepada false positivity juga, lho.

False positivity sebenarnya merupakan keadaan di mana seseorang memaksakan attitude yang positif setelah mengalami kejadian yang tidak menyenangkan. False positivity jadi bikin kamu menunda untuk menerima kesulitan dan memasang topeng bahagia seperti tidak ada yang terjadi sebelumnya. Jadi, bagaimana, sih, cara agar kita bisa terhindar dari false positivity dengan mengahadapi emosi sesungguhnya? Cari tahu, yuk!

Baca Juga: 5 Tanda Lingkungan Kerja Kamu Terinfeksi Toxic Positivity, Waspada!

1. Terima segala emosi meski bentuknya negatif

ilustrasi perempuan sedang berlari (pexels.com/Elina Sazonova)

Saat sedang berduka tentunya banyak orang yang menghibur kamu dengan perkataan positif. Hal ini memang bisa bikin perasaan tenang sesaat, tapi emosi lain seperti sedih dan marah jadi tertahan di dasar hati. Ujung-ujungnya bakal timbul masalah lain. Kamu jadi lebih mudah marah dan gak bisa menerima perasaan negatif lagi.

Padahal, dengan menerima situasi yang ada dan memvalidasi emosi negatif, kamu bisa belajar bagaimana menghadapi situasi yang sama dengan lebih baik. Secara emosional, kamu bakal jadi lebih tangguh dan bisa berubah ke arah yang lebih baik. Mulai sekarang, terima segala emosi yang sedang kamu rasakan, ya! Sedih dan marah bukan hal yang memalukan, kok!

Baca Juga: 5 Cara Hadapi Toxic Positivity di Tempat Kerja, Jangan Resign Dulu!

2. Hindari menghakimi perasaan orang lain

ilustrasi pasangan sedang bertengkar (pexels.com/Alena Darmel)

Saat orang lain bercerita tentang kesusahannya kepadamu, coba untuk dengarkan dan empati. Bila orang lain telah membuka diri dengan berkeluh kesah kepadamu, itu artinya ia sudah memercayai dirimu. Hargai perasaan orang lain meski apa yang mereka ceritakan bukan hal yang harus dipermasalahkan menurutmu.

Seringkali, orang menceritakan pengalaman buruknya karena mereka gak punya orang lain yang bisa mevalidasi perasaan mereka dan mendengarkannya secara aktif. Jadinya, mereka bingung bagaimana cara menghadapi situasi yang sedang terjadi. Bantulah mereka agar merasa lebih baik supaya mereka bisa menemukan jalan keluar yang efisien.

3. Jangan abaikan fakta yang ada

ilustrasi perempuan sedang melamun di depan jendela (pexels.com/Alena Darmel)

Saat mengalami masalah yang darurat, mengabaikannya bukanlah solusi terbaik. Kalimat dan pemikiran yang terlalu positif bahkan dapat memperburuk situasi. Cobalah untuk mendalami fakta yang ada dan tetap realistis agar masalah bisa terselesaikan dengan baik.

Orang yang kehilangan pekerjaan lebih membutuhkan solusi bagaimana ia bisa mendapatkan pekerjaan baru untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Meski kalimat positif memang dibutuhkan, akan lebih baik bila kamu membantunya melihat lagi mengapa ia harus kehilangan pekerjaan. Bantu ia meningkatkan skill dan mencari peluang kerja baru.

Verified Writer

Fani Ariska

Im just writing.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya