TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hal yang Membuat Harga Dirimu Diinjak-injak dalam Islam, Hindari! 

Hindari kebiasaan-kebiasaan ini, ya

ilustrasi direndahkan (pexels.com/Yan Krukau)

Harga diri adalah sikap yang harus dipertahankan oleh setiap muslim. Memilikinya, sama saja menjaga salah satu cabang iman yang jumlahnya 77. Iman seorang muslim amat berhubungan dengan perbuatan-perbuatan yang dilakukannya (ihsan).

Bersamaan dengan itu, orang gampang mengejek, menghina, hingga menjadikan kita bahan lelucon, itu lantaran kebiasaan buruk yang kita lakukan sudah terkenal di tengah-tengah masyarakat. Agar harga diri kita tetap terjaga, sebisa mungkin kita kurangi dan tinggalkan hal-hal tersebut. Berikut ini lima hal yang perlu kita tinggalkan agar harga diri kita tidak diinjak-injak.

1. Banyak tertawa

ilustrasi tertawa (pexels.com/Rodolfo Quirós)

Sejatinya, tidak ada larangan tertawa, hanya saja Rasulullah melarang kita untuk tidak berlebihan dalam tertawa (terbahak-bahak). Karena banyak tertawa, selain dapat menurunkan kualitas harga diri,  juga dapat mengeraskan hati. Ini yang perlu kita hindari sebagai seorang muslim.

Rasulullah bersabda:

وَلاَ تُكْثِرِ الضَّحكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحكِ تُمِيتُ الْقَلْبَ

“Dan janganlah terlalu banyak tertawa. Sesungguhnya terlalu banyak tertawa dapat mematikan hati.” (HR. Ibnu Majah: 4183 )

2. Suka meremehkan orang lain

ilustrasi merendahkan orang lain (pexels.com/Alex Green)

Gemar meremehkan orang lain termasuk salah satu perkara yang merusak citra kita. Sebagaimana hukum alamnya, ketika kita meremehkan orang lain, maka kita juga akan diperlakuan hal serupa. Berbeda pandangan itu maklum, namunb ada batasan yang perlu kita terapkan agar tidak menyinggung perasaan orang lain.

Kita juga boleh membenci sesuatu, tetapi bukan orangnya, melainkan karakter buruknya. Karakter buruk itu yang perlu kita benci dan hindari dalam diri seseorang. Sebab, ketika kita bersamanya, sifat itu dapat menular pada diri kita.

Rasulullah bersabda: 

“Jangan sekali-kali kamu meremehkan kebaikan sedikitpun, meskipun (hanya) kamu bertemu dengan saudaramu dalam keadaan tersenyum.” (HR. Muslim: 4760)

Baca Juga: 6 Tips Membuat Konten Sesuai Syariat Islam, Jangan Asal-asalan

3. Kebiasaan buruk telah jadi "karakter"

ilustrasi marah-marah (pexels.com/Moose Photos)

Salah satu sebab kita diremehkan orang lain adalah kebiasaan buruk kita telah dikenal oleh banyak orang. Misalnya hobi kita menonton video porno, kita akan dijuluki oleh masyarakat dengan sebutan si mesum atau Bejo (bengong jorok). Orang lain yang seharusnya memanggil kita dengan nama aslinya, faktor kebiasaan buruk kita, orang enggan memanggil sesuai nama.

Dilansir Nashaihul Ibad, Imam Nawawi Al-Bantani mengutip perkataan Ali bin Abi Thalib, bahwasanya harga diri seseorang, terletak pada keahliannya. Allah juga berfirman dalam Al-Qur’an:

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) fasik setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-orang zalim.” (QS. Al-Hujurat: 11)

4. Banyak bicara yang tidak bermanfaat

ilustrasi berbicara (pexels.com/KATRIN BOLOVTSOVA)

Banyak berbicara akan membuat harga diri kita diremehkan orang lain. Ciri khas dari banyak bicara adalah banyak dustanya. Ketika kita melakukan perkara ini, orang lain akan sulit percaya atas apa yang kita ucapkan. Meski hal itu bersifat kebenaran, orang akan lebih memilih mengambil informasi dari orang lain.

Rasulullah SAW bersabda:

"Seorang muslim (yang sejati) adalah orang yang mana orang muslim lainnya selamat dari (bahaya) lisan dan tangannya, dan seorang mukmin (yang sejati) adalah orang yang mana manusia lainnya selamat dari (bahayanya) pada darah dan harta mereka." (HR. Tirmidzi: 2551)

Writer

Salaful Amin

Lulusan Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ) Jakarta

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya