TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tanda Kamu Mengalami Pengabaian Emosional di Masa Kecil

Masih bisa diatasi, kok!

ilustrasi orang berusaha tegar (pexels.com/Hebert Santos)

Pengabaian emosional di masa kecil dapat meninggalkan bekas mendalam dalam kehidupan seseorang. Meskipun tanda-tandanya mungkin tidak selalu jelas, efek dari pengabaian ini sering kali muncul dalam bentuk perilaku dan perasaan yang sulit dijelaskan. Mereka mungkin merasa ada sesuatu yang salah, namun tidak dapat mengidentifikasi sumber dari perasaan tersebut.

Memahami tanda-tanda tak terlihat dari pengabaian emosional dapat membantu mengenali pola yang telah terbentuk sejak kecil. Dengan ini, kamu dapat mulai mengambil langkah-langkah untuk penyembuhan dan membangun hubungan yang lebih sehat. Berikut ini beberapa tanda yang menunjukkan kamu mungkin mengalami pengabaian emosional di masa kecil.

1. Merasa sangat malu dengan emosi sendiri sehingga memilih untuk tidak membagikannya

ilustrasi orang menutupi emosi (pexels.com/Charlotte May)

Ketika anak-anak tidak diajarkan untuk mengenali dan mengungkapkan emosi mereka secara sehat, mereka bisa tumbuh dengan perasaan bahwa emosinya tidak valid atau memalukan. Akibatnya, mereka belajar untuk menekan dan menyembunyikan perasaannya. Hal ini semata karena mereka takut dihakimi atau ditolak oleh orang lain.

Sebagai orang dewasa, kecenderungan ini dapat membuatmu kesulitan dalam membangun hubungan yang intim dan mendalam. Kamu mungkin merasa terisolasi secara emosional, meskipun dikelilingi oleh orang-orang yang peduli. Mengakui dan menerima emosi sendiri adalah langkah penting untuk menyembuhkan luka emosional dari masa lalu.

Baca Juga: 4 Ciri-ciri Kamu Sudah Self Love, Bikin Hidup Makin Bahagia

2. Merasa tertekan untuk menjadi orang yang kuat

ilustrasi orang berusaha tegar (pexels.com/cottonbro studio)

Sering merasa bahwa kamu harus menjadi orang yang kuat dan tidak menunjukkan kelemahan bisa menjadi tanda lain dari pengabaian emosional di masa kecil. Anak-anak yang tumbuh tanpa dukungan emosional merasa bahwa mereka harus selalu terlihat kuat dan mandiri. Pasalnya, mengandalkan orang lain tidak pernah menjadi pilihan yang aman bagi mereka.

Di masa dewasa, tekanan untuk selalu menjadi orang yang kuat ini dapat menyebabkan stres berlebihan dan kelelahan emosional. Kamu mungkin merasa bahwa menunjukkan kelemahan atau meminta bantuan adalah tanda kelemahan, padahal sebetulnya itu adalah bagian penting dari menjadi manusia dan membangun hubungan sehat.

3. Merasa bahwa emosimu adalah beban bagi orang lain

ilustrasi orang menutupi emosi (pexels.com/ROMAN ODINTSOV)

Jika merasa bahwa mengungkapkan emosi hanya membebani orang lain, ini bisa jadi tanda kamu mengalami pengabaian emosional di masa kecil. Anak-anak yang diabaikan secara emosional tumbuh dengan keyakinan bahwa perasaannya hanya akan merepotkan orang lain. Mereka belajar untuk menekan kebutuhan emosional agar tidak mengganggu orang-orang di sekitar.

Perasaan ini bisa terus terbawa hingga dewasa dan membuat orang sulit untuk meminta dukungan emosional saat membutuhkannya. Kamu mungkin merasa bersalah atau tidak nyaman ketika mengungkapkan perasaan. Padahal setiap orang berhak untuk didengarkan dan didukung secara emosional.

4. Merasa bahwa mengungkapkan perasaan membuat diri terlihat lemah

ilustrasi orang tertekan (pexels.com/John Diez)

Jika memiliki perasaan bahwa membagikan emosi akan membuatmu terlihat lemah, ini adalah tanda kuat dari pengabaian emosional di masa kecil. Anak-anak yang tidak didukung secara emosional sering kali merasa bahwa menunjukkan perasaan adalah tanda kelemahan yang bisa dimanfaatkan oleh orang lain.

Sebagai orang dewasa, perasaan ini bisa menghalangimu untuk membuka diri kepada orang lain dan membangun hubungan sehat. Kamu mungkin merasa sulit untuk mempercayai orang lain karena takut akan dihakimi atau dimanipulasi. Mengatasi ketakutan ini penting untuk membangun kepercayaan dan koneksi emosional yang sejati.

5. Kesulitan mempercayai emosi sendiri yang membuatmu berlebihan dalam segala hal

ilustrasi orang menutupi emosi (pexels.com/Dziana Hasanbekava)

Kesulitan dalam mempercayai emosi sendiri dan kecenderungan untuk berpikir berlebihan tentang segala hal bisa menjadi tanda pengabaian emosional di masa kecil. Anak-anak yang diabaikan secara emosional mungkin tumbuh tanpa bimbingan dalam memahami dan mempercayai perasaannya. Hal tersebut membuat mereka meragukan validitas emosiynya sendiri.

Sebagai orang dewasa, ini bisa menyebabkan kamu sering meragukan keputusan diri sendiri dan terus-menerus menganalisis setiap situasi secara berlebihan. Kamu mungkin kesulitan untuk mempercayai insting sendiri yang dapat mengganggu kemampuan untuk membuat keputusan yang cepat dan penuh percaya diri.

Kelima tanda tak terlihat di atas menunjukkan bahwa kamu pernah mengalami pengabaian emosional di masa kecil. Nah, memperkuat kepercayaan diri dalam merasakan dan mengungkapkan emosi adalah langkah penting dalam proses penyembuhan.

Baca Juga: 6 Orang dengan Trauma Sulit Memaafkan Kesalahan Ini

Verified Writer

Emma Kaes

Welcome to my alter ego :)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya