TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Tips Berkebun Secara Organik dari Rumah, Mudah Diterapkan!

Menanam sayuran dan buah yang sehat

ilustrasi berkebun (unsplash.com/cdc)

Berkebun menjadi salah satu aktivitas produktif untuk mengisi waktu luang. Dari sayuran yang kamu tanam, kamu mampu memenuhi kebutuhan nutrisi makanan sehari-hari. Dengan berkebun secara mandiri, kamu bisa menghasilkan sayuran organik yang lebih sehat.

Berkebun secara organik adalah menggunakan bahan-bahan alami pada saat penanaman, pemupukan, hingga penanggulangan hama. Sayuran dari pertanian organik punya keunggulan yaitu kualitas nutrisi dan gizi masih terjaga dengan baik, tidak mengandung residu kimia, dan tidak mendegradasi tanah. Berikut beberapa tips untuk mendapatkan sayuran organik yang berkualitas.

1. Pilih media tanam yang berkualitas

ilustrasi media tanam (unsplash.com/jediahowen)

Media tanam berfungsi sebagai penyedia unsur zat hara yang akan diserap tanaman. Pilihlah media tanaman yang berkualitas. Semakin bagus media tanam, maka tanaman dapat tumbuh dengan baik. Media tanam yang berkualitas mengurangi penambahan suplemen kimia penyubur tanah. Sehingga, kamu bisa menghindari penggunakan bahan kimia. 

Gunakan juga media tanam sesuai dengan jenis sayuran dah tahapan penanamannya. Misalnya saat penyemaian gunakan media tanam seperti cocopeat atau sekam arang. Jenis media tanam yang lembab dan kaya nutrisi mampu mempercepat biji berkecambah.

Sedangkan untuk media tanam bibit, kamu bisa menggunakan campuran berbagai jenis media tanam seperti tanah humus, sekam padi, dan pupuk kompos. Media tanam yang gembur membantu akar tumbuh dengan baik.

2. Pilih lokasi dan penempatan tanaman

ilustrasi menanam vertikal (unsplash.com/danifunes)

Lokasi kebun dapat menentukan tanaman dapat tumbuh dengan baik. Usahakan untuk membuat kebun dan meletakkan tanaman pada tempat yang mendapat cukup sinar matahari. Sehingga, suhu pada sekitar tanaman tidak terlalu lembab.

Jika kamu hanya memiliki sepetak tempat kecil untuk berkebun, gunakan metode menanam secara vertikal. Metode ini mampu menyediakan lebih banyak lahan untuk tanaman, serta mengurangi penyebaran hama.

Baca Juga: 5 Fakta Unik Bunga Petunia, Tanaman Hias yang Hanya Hidup Sekali

3. Menggunakan pupuk organik

ilustrasi merawat tanaman (unsplash.com/stefanasafti)

Pupuk kimia sangat banyak dipilih karena mampu mempercepat masa panen tanaman, serta menghasilkan buah dan sayur lebih besar. Namun, penggunaan pupuk kimia secara terus menerus mampu menurunkan kualitas tanah dan mematikan mikroorganisme alami yang mampu membunuh hama.

Jadi hilangkan segera pupuk kimia menjadi pupuk organik untuk merangsang pertumbuhan buah dan bunga pada tanaman. Pupuk organik dapat dibuat dari sisa-sisa makanan, dedaunan kering, dan kotoran hewan. Berkreasilah menggunakan berbagai jenis pupuk organik dari bahan alami.

4. Menghindari pestisida kimia

ilustrasi merawat tanaman (unsplash.com/cdc)

Kunci utama pertanian organik adalah menghindari bahan-bahan kimia yang merusak tanah dan menurunkan nilai gizi tanaman.

Pestisida kimia punya keunggulan membasmi hama secara efektif, sehingga tampilan sayuran lebih hijau, segar, dan tanpa bercak. Sayangnya, pestisida kimia meninggalkan residu kimia pada sayuran atau buah. Sehingga berbahaya jika dikonsumsi manusia.

Menggunakan pestisida alami atau bio-pestisida adalah solusi penanggulangan hama yang paling ramah lingkungan. Pestisida alami umumnya tidak sulit dibuat, mungkin di antaranya membutuhkan waktu beberapa minggu untuk difermentasi. 

5. Merotasi tanaman

ilustrasi berkebun (unsplash.com/ling_gigi)

Rotasi tanaman adalah pergantian jenis sayuran yang ditanam dalam satu lahan. Walaupun skala penanaman lahan kecil, tapi kamu tetap perlu merotasi tanaman. Manfaat merotasi tanaman sangatlah banyak, di antaranya unsur tanah tetap subur, meminimalisir hama, dan jenis tanaman yang dipanen lebih bervariaasi.

Rotasi tanaman dapat kamu praktikkan sesuai musim. Misalnya, di musim penghujan menanamlah sayuran atau buah yang tahan genangan air misalnya bayam, terong, sawi-sawian, dan lain-lain. Lalu, saat musim kemarau tiba, tanamlah jagung, timun, atau tomat.

Kamu juga bisa merotasi dari tanaman pertama adalah umbi-umbian, kemudian pada penanaman kedua kamu menanam jenis polong-polongan, ketiga kamu bisa menanam sayuran daun atau buah. 

6. Mengolah sisa sayuran menjadi kompos

ilustrasi pupuk (unsplash.com/conscious_design)

Sisa-sisa sayuran seperti akar, batang, atau bagian sayuran yang busuk bisa kamu manfaatkan kembali. Termasuk, sisa-sisa makanan dan sampah dapur juga dapat kamu olah menjadi pupuk kompos. Ini berguna untuk mencega food waste atau makanan sisa yang terbuang sia-sia.

Dengan mengolah sisa sayuran dan makanan, kamu sudah menyediakan secara mandiri pupuk tanaman. Ini berarti apa yang kamu tanam dan kamu konsumsi kembali pada alam, sehingga kamu tidak meninggalkan sampah atau jejak karbon.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Tanaman Taoge, Sering Diolah Jadi Beragam Makanan

Verified Writer

Ema Endrawati

Temannya burung hantu

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya