TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Cara Mengatasi Persahabatan Kodependen, Tetapkan Batasan!

Saatnya menjalin hubungan persahabatan yang sehat

ilustrasi persahabatan (unsplash.com/Elevate)

Tidak selamanya hubungan persahabatan yang erat itu baik. Terkadang, hubungan yang terlalu dekat justru bisa menjadi salah satu tanda persahabatan kodependen.

Melansir Mind Body Green, seorang terapis dan pendiri Take Root Therapy, Saba Harouni Lurie, LMFT, mengatakan bahwa persahabatan kodependen ditandai dengan hilangnya batasan dan dinamika yang tidak seimbang karena adanya satu pihak selalu menjadi pemberi, sedangkan pihak yang lain selalu menjadi penerima. Hilangnya batasan dalam persahabatan akibat kedekatan yang berlebihan juga bisa membuat seseorang terlalu bergantung pada teman lainnya demi mendapatkan dukungan, pengakuan, dan persetujuan.

Nah, supaya hubungan persahabatan yang beracun ini tidak terus berlanjut, kamu bisa mempraktikkan enam cara berikut untuk mengatasi persahabatan kodependen. Yuk, simak sampai akhir!

1. Ketahui penyebabnya

ilustrasi seorang wanita sedang biacara serius dengan temannya (unsplash.com/Yolanda Suen)

Agak sulit untuk membedakan antara perasahabatan yang sehat dengan persahabatan kodependen. Akan tetapi, jika kamu menyadari bahwa kamu lebih banyak memberi atau mengusahakan kebutuhan temanmu dibandingkan diri sendiri, bisa jadi kamu mengalami persahabatan kodependen. Untuk itu, cobalah mencari tahu apa penyebabnya.

Menurut Meaghan Rice, PsyD, LPC, seorang terapis, dikutip Talkspace, biasanya seseorang bersikap terlalu bergantung pada orang lain, lantaran dipengaruhi oleh sesuatu yang ia alami di masa kecil. Misal, ketika seorang anak tidak mendapatkan dukungan, cinta, dan pengakuan dari pihak keluarga, ini bisa mendorong mereka mengembangkan keterampilan dalam mengatasi masalah demi bertahan hidup.

Jika keterampilan tersebut berubah menjadi kebiasaan yang mengakar, ini bisa membuat mereka berusaha menyelesaikan dan memenuhi kebutuhan orang lain untuk mendapatkan cinta, dukungan, dan pengakuan dari orang tersebut.

“Pengabaian sejak dini, rendahnya harga diri, kesulitan dalam menghadapi situasi sosial adalah penyebab kodependensi dalam persahabatan,” jelas Rice.

2. Lakukan komunikasi secara terbuka dan jujur

ilustrasi berbicara dengan teman (unsplash.com/Eliott Reyna)

Penting untuk berkomuniaksi secara terbuka dan jujur tentang perasaan dan kebutuhanmu dalam persahabatan. Sebab, persahabatan yang sehat ditandai dengan adanya sikap saling terbuka. Komunikasikan dengan cara yang tidak menghakimi bahwa kamu masih peduli dan ingin hubungan yang lebih sehat dan seimbang.

Meskipun terkadang sulit untuk dilakukan dan mungkin akan ada rasa kecewa, namun hal ini penting demi membangun hubungan yang positif dan menguntungkan. Jadi, mulailah bersikap jujur kepada sahabatmu dan ajak mereka untuk melakukan hal serupa.

Baca Juga: 5 Tips Membangun Persahabatan yang Solid ala Naruto Uzumaki

3. Belajar untuk berkata 'tidak'

ilustrasi menghirup aroma teh (freepik.com/lookstudio)

Walaupun kamu sudah terbiasa membantu dan memecahkan masalah orang lain, tapi bukan berarti kamu tidak pernah merasa lelah, bukan? Membantu orang lain sekalipun itu adalah sahabatmu boleh-boleh saja, tapi perlu diingat bahwa ada sesuatu yang lebih berharga, yaitu dirimu sendiri.

Jangan biarkan dirimu mengalami kelelahan fisik dan mental karena terus berusaha tersedia untuk orang lain. Sebaliknya, beri belas kasih kepada diri sendiri dan belajar untuk berakata ‘tidak’.

“Ini bisa sangat sulit karena kamu mungkin takut jika mereka tidak mau menjadi temanmu lagi karena kamu tidak terus-menerus memberi secara berlebihan. Meskipun begitu, meminta pertanggungjawaban dan memberi mereka kesempatan unruk berubah adalah pilihan yang lebih baik daripada berdiam diri,” ujar Lurie, dikutip Mind Body Green.

4. Berani menetapkan batasan yang sehat

ilustrasi seorang wanita berambut pendek sedang duduk (pexels.com/Liza Summer)

Sangat penting untuk menetapkan batasan yang sehat dalam hubungan apa pun, terutama dalam persahabatan kodependen, baik itu batasan waktu, dukungan emosional, dan lain-lain. Persahabatan yang sehat ditandai dengan rasa dekat dan mendukung tanpa harus menjadi terlalu intens atau terikat. Setiap individu juga dapat menjalani kehidupannya dan tetap memiliki hubungan yang baik serta saling percaya.

Hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh Lurie bahwa teman sejati tidak akan pernah meminta atau mengharapkan temannya mengorbankan diri demi memenuhi kebutuhannya. Sebaliknya, dalam persahabatan yang sehat akan ada hubungan timbal balik.

“Dalam pertemanan apa pun, akan ada saat ketika temanmu membutuhkanmu untuk mendapatkan dukungan dan perhatian, namun ada juga saat ketika kamu membutuhkan hal yang sama dari mereka, dan mereka bersedia serta mampu memberikannya,” terang Lurie, dikutip Mind Body Green.

Baca Juga: 5 Bahaya Menjalani Persahabatan yang Tak Sehat dan Cara Menghindarinya

Verified Writer

Delvi Ayuning

Menulis bukan hanya menuangkan kata-kata lewat tulisan, tapi lebih dari itu.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya