TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Orang Bersikap Defensif di Depanmu, Tidak Percaya?

Saatnya introspeksi diri!

ilustrasi wanita (pexels.com/SHVETS Production)

Rasanya pasti menyakitkan ketika seseorang yang kamu anggap dekat dan akrab, ternyata bersikap defensif di depanmu. Ia tidak bisa tampil apa adanya karena selalu merasa gelisah. Alhasil, hubungan kalian tidak akan bekembang.

Setiap kamu ingin mengajaknya bercanda, ia menanggapi dengan maksud berbeda. Setiap kalian berselisih, ia akan langsung membela diri—padahal kamu ingin membicarakan baik-baik. Padahal dengan orang lain, ia bisa bersikap begitu santai. Kenapa hanya denganmu ia menutup diri? Bisa jadi, karena lima hal di bawah.

1. Ia selalu merasa “diserang” pribadi olehmu

ilustrasi wanita (pexels.com/Nikita Krasnov)

Tidak seorang pun suka dikritik dan dihina. Terlebih, ketika yang diserang ialah karakternya secara pribadi. Memberi masukan kepada seseorang secara tidak terduga atau bersikap ketus membuatnya akan merasa tidak nyaman. Tanpa disadari, ia akan mengecapmu sebagai pengkritik.

Alih-alih bersikap terbuka, mereka akan menutup dan membela diri sebagai respons impulsif. Solusinya ialah, bangun hubungan dulu dengan mereka. Buat ia mengenal karaktermu, dan hindari melontarkan kritik dengan kalimat pedas. Tidak semua bisa menerima itu dengan santai.

2. Kamu hanya berbicara tanpa aksi nyata

ilustrasi ngobrol (pexels.com/Alexander Suhorucov)

Sikap defensif lahir dari rasa tidak percaya. Sekarang, coba cross check ke diri sendiri. Jangan-jangan yang kamu katakan berbeda dengan yang kamu lakukan. Tak heran, orang jadi skeptis denganmu.

Alhasil, saat kamu memberi input—entah itu masukan, nasihat, atau teguran, orang itu akan bersikap defensif alih-alih mendengar. Ini karena, ia tidak menemukan teladan dalam dirimu.

Baca Juga: 7 Tanda Orang yang Suka Menghindari Tanggung Jawab, Bereaksi Defensif

3. Kamu dinilai sebagai pribadi yang terlalu kaku

ilustrasi bekerja (pexels.com/Mikhail Nilov)

Dalam beberapa situasi, bersikap kaku dan strict memang diperlukan. Tapi, bersikap terlalu kaku, terlebih saat membangun hubungan, hanya akan membuat orang lain sungkan denganmu. Bisa jadi, inilah alasan ia bersikap begitu defensif.

Tentu ini tidak bisa ditelan mentah-mentah. Misal, kamu perlu kaku dan tegas pada anak buah yang malas-malasan, tapi tidak perlu terlalu kaku saat membangun hubungan dengan mereka dari hati ke hati.

4. Kehadiranmu terlalu mengintimidasi

ilustrasi mengobrol (pexels.com/Karolina Grabowska)

Tidak ada yang membuat seseorang merasa lebih defensif dibanding rasa takut. Entah kamu dikenal sering mengritik atau marah sehingga membuatnya tidak tenang. Ini yang menciptakan jarak dalam hubungan kalian.

Untuk mengatasinya, coba renungkan setiap tindakanmu selama ini. Apa kamu bersikap tulus dan berintegritas? Apa kamu bersikap sama di dalam dan di luar?

Verified Writer

Caroline Graciela Harmanto

sedang mengetik ...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya