TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

8 Quote di Buku Pramoedya Ananta Toer yang Mampu Menginspirasi Hidupmu

Kau terpelajar, cobalah bersetia pada kata hati

leopardforlag.se

Pramoedya Anata Toer adalah sastrawan Indonesia yang produktif, dengan telah menghasilkan lebih dari 50 karya dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 41 bahasa asing. Pramoedya telah memulai kiprahnya di dunia literasi sejak zaman pra-kemerdekaan dengan menulis kritikan terhadap pemerintahan pada masa itu.

Bagi Pramoedya, pena yang ia genggam adalah pedang yang akan menghunus ketidakadilan yang ia saksikan. Berikut beberapa pesan Pramoedya Anata Toer dalam berbagai karyanya:

1.“Kau terpelajar, cobalah bersetia pada kata hati.” (Bumi Manusia)

goodreads.com

"Kau terpelajar, cobalah bersetia pada kata hati" merupakan pesan Pramoedya dalam bukunya yang berjudul Bumi Manusia. Kaum terpelajar pada masa ini diharapkan mampu membawa perubahan yang lebih baik dengan bersetia mendengarkan kata hati. Kondisi Indonesia yang sedang memanas belakangan ini setidaknya membuat kita berpikir ulang untuk kembali mendengar kata hati.

2.“Apa yang sudah dibaca Kartini digenggamnya terus di dalam tangannya, dan ikut memperkuat moralnya.” (Panggil Aku Kartini Saja)

riza-alhusna.blogspot.sg

Tokoh emansipasi wanita pada masa penjajahan, Raden Ajeng Kartini diceritakan kembali oleh Pramoedya Ananta Toer dalam buku biografi yang berjudul “Panggil Aku Kartini Saja”. Buku ini sangat cocok untuk pembaca yang menyukai dunia emansipasi maupun organisasi. Kita akan belajar memahami bagaimana Kartini dibesarkan pada masanya dan bagaimana hingga ia mampu membuat gerakan yang ditentang banyak pihak.

3.“Apakah sebangsamu akan kau biarkan terbungkuk-bungkuk dalam ketidaktahuannya? Siapa bakal memulai kalau bukan kau?.” (Jejak Langkah)

tokopedia.com

Jejak Langkah menceritakan tentang perjuangan seorang jurnalis dalam melawan penjajah pada masa Hindia Belanda dengan membuat sebanyak-banyaknya bacaan untuk pribumi. Buku ini menjelaskan, bahwa berjuang tidak hanya dengan menggunakan senjata namun juga menggunakan pena.

4.“Tidak semua kebenaran dan kenyataan perlu dikatakan pada seseorang atau pada siapapun.” (Arok Dedes)

goodreads.com

Kisah kudeta pertama dalam sejarah bangsa Indonesia khususnya di Jawa. Kudeta yang penuh dengan rekayasa kelicikan, lempar batu sembunyi tangan dan gambaran sempurna tentang Indonesia yang masih kental akan budaya Hindu- Budha. Pembaca akan dibawa dalam nuansa Indonesia tempo dulu dengan segala intrik dunia politiknya.

5.“Di sini ada hukum. Jika hukum tidak ditaati lagi, mari, mari kita panggil hakim.” (Gadis Pantai)

insureksionist.wordpress.com

Gadis Pantai merupakan karya Pramoedya Ananta Toer yang dikarang mulai tahun 1962-1965 ketika di penjara Pulau Buru ketika dalam tahanan Orde Baru. Buku ini berkisah tentang penindasan bangsawan terhadap penduduk kampung. Pada masanya, buku ini bahkan menjadi sebuah karya yang perlu dilenyapkan oleh pemerintah Indonesia kala itu. Kira-kira, kenapa ya?

Baca Juga : Berani Resapi 13 Ilustrasi Ini? Maka Hidupmu Bisa Berubah Lebih Berarti!

6.“Akhirnya manusia itu mati juga. Mati. Sakit.” (Bukan Pasarmalam)

ibbuku.blogspot.sg

Kisah tentang seorang anak revolusi yang harus pulang menengok ayahnya yang jatuh sakit karena TBC dan kenyataan bahwa segala hal telah berubah di dalam rumahnya. Sepertinya buku ini cocok untuk kalian yang sedang merantau dan jauh dari keluarga.

7."Perang, kekuasaan, kekayaan, seperti unggun api dalam kegelapan dan orang berterbangan untuk mati tumpas di dalamnya." (Arus Balik)

goodreads.com

Berkisah tentang masa kejayaan Majapahit, buku ini menceritakan tentang kejayaan wilayah maritim Indonesia. Bukan buku sejarah, buku ini seolah adalah buku sejarah yang dinovelkan dan dirangkai dengan apik oleh Pramoedya Ananta Toer.

Baca Juga : 6 Alasan Gus Dur Layak Jadi Panutan Anak Muda Dalam Hargai Perbedaan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya