TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Mindset Kebahagiaan yang Sering Keliru

Salah satunya menganggap punya banyak uang pasti bahagia

ilustrasi bahagia (pexels.com/Kawê Rodrigues)

Kebahagiaan adalah hal yang diinginkan oleh semua orang. Namun, terkadang konsep kebahagiaan bisa keliru dipahami. Banyak orang berpikir bahwa kebahagiaan selalu bersifat mutlak dan dapat diukur dengan hal-hal materi atau pencapaian dalam hidup. Namun, sebenarnya ada beberapa mindset kebahagiaan yang sering keliru dipahami.

Berikut lima mindset kebahagiaan yang sering salah kaprah, dan mengapa pemahaman yang benar tentang kebahagiaan sangat penting untuk meraih kehidupan yang memuaskan. Langsung simak sama-sama, yuk!

1. Harus selalu bahagia

ilustrasi bahagia (pexels.com/Matheus Bertelli)

Salah satu kesalahpahaman umum tentang kebahagiaan adalah menganggap bahwa seseorang harus selalu bahagia sepanjang waktu. Kebahagiaan bukanlah kondisi yang konstan, sebab bahgia itu adalah perasaan yang datang dan pergi dalam kehidupan sehari-hari. Merasa sedih, marah, atau cemas adalah bagian alami dari pengalaman manusia, dan tidak ada yang perlu merasa bersalah karena merasakannya.

Menerima berbagai emosi sebagai bagian dari kehidupanmu adalah langkah pertama menuju kebahagiaan yang sejati. Menghargai dan memahami emosi-emosi ini dapat membantu kamu tumbuh dan belajar dari pengalaman hidupmu, yang pada gilirannya akan membantumu meraih kebahagiaan yang lebih mendalam.

2. Banyak uang pasti bahagia

ilustrasi banyak uang (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Seringkali orang mengaitkan kebahagiaan dengan jumlah uang yang dimiliki. Meskipun uang dapat memberikan kenyamanan dan memenuhi kebutuhan dasar, kebahagiaan sejati tidak dapat dibeli dengan harta. Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa orang yang memiliki banyak uang tidak selalu merasa lebih bahagia dibandingkan dengan mereka yang memiliki sedikit harta.

Kebahagiaan yang sejati datang dari hubungan yang baik, kesehatan mental dan fisik yang baik, serta memiliki tujuan hidup dan makna dalam kehidupanmu. Alih-alih mengukur keberhasilan dan kebahagiaanmu dengan jumlah uang yang dimiliki, fokuslah pada hubungan sosial yang sehat, kegiatan yang memberikan kepuasan, dan pengalaman hidup yang berharga.

Baca Juga: 6 Mindset Harus Dihilangkan saat Punya Pacar Baru

3. Bahagia jika sudah mendapatkan sesuatu atau seseorang

ilustrasi bahagia (pexels.com/Sam Lion)

Ada anggapan bahwa kebahagiaan hanya akan ditemukan jika seseorang telah mendapatkan hal atau orang yang diinginkan. Namun, kebahagiaan sejati tidak dapat bergantung pada eksternalitas semata. Merasa bahagia haruslah berasal dari dirimu sendiri, bukan dari hal-hal atau orang lain di sekitarmu.

Bekerja pada perkembangan diri, menghargai hal-hal kecil dalam hidup, dan bersyukur atas apa yang kamu miliki saat ini adalah langkah-langkah yang dapat membantumu meraih kebahagiaan tanpa harus tergantung pada eksternalitas. Memahami bahwa kebahagiaan sejati berasal dari dalam dirimu sendiri akan membantumu merasa lebih puas dan memuaskan.

4. Tujuan hidup menjadi bahagia

ilustrasi bahagia (pexels.com/Stephan Seeber)

Sebagian orang menganggap bahwa tujuan utama dalam hidup adalah mencari kebahagiaan. Namun, mencari kebahagiaan itu sendiri sebagai tujuan hidup dapat menjadi tekanan yang membebani. Sebaliknya, fokus pada pengembangan diri, kontribusi pada masyarakat, dan menciptakan hubungan yang mendalam dengan orang lain dapat membawa kebahagiaan yang lebih bermakna.

Melibatkan diri dalam kegiatan sosial, memberikan bantuan kepada orang lain, atau mengejar passion dan minatmu adalah cara-cara yang dapat membantumu merasakan kebahagiaan yang berkelanjutan. Tujuan hidup yang lebih besar dari sekadar mencari kebahagiaan pribadi akan memberikan makna yang lebih mendalam pada kehidupanmu.

Baca Juga: 7 Mindset Jadul tentang Kesuksesan, Sudah Saatnya Diubah!

Verified Writer

Annisa Nur Fitriani

Don't sleep on me

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya