Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Banyak orang yang gemar melakukan wisata kuliner atau memasak. Namun, hanya sedikit yang mau menuangkannya ke dalam sebuah tulisan. Sebab, gak semua orang dibekali kemampuan mendeskripsikan sebuah rasa ke dalam aksara.
Namun, belakangan ini sudah mulai bermunculan penulis artikel kuliner di media online, lho. Artikel kuliner yang ditulis gak semata terbatas pada resep atau rekomendasi kuliner saja.
Kalau kamu tertarik menjajal untuk menulis artikel kuliner, ada sejumlah hal yang harus kamu perhatikan, nih. Apa saja? Yuk, kepoin di bawah ini!
1. Pantang memberi label pada makanan
ilustrasi mencicipi makanan (pexels.com/Cliff Booth) Sebagai seorang penulis artikel kuliner, tentu kamu gak boleh memberi label pada makanan tertentu. Salah satunya dengan memberi label makanan A enak atau tidak enak. Meski pada kenyataannya makanan yang kamu ulas tidak sesuai dengan selera kamu pribadi, kamu harus berada pada posisi netral.
Apalagi kalau kamu menulis artikel kuliner daerah, pantang hukumnya bagi kamu menjelek-jelekkan apalagi memberi label enak dan tidak enak pada makanan tersebut. Sampaikan apa adanya tanpa memberi label tertentu, menjelekkan atau melebihkan tulisanmu.
Baca Juga: 5 Tips Menulis Artikel Fashion, Gak Cuma Ulas OOTD Kece
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
2. Pintar mencari angle penulisan artikel kuliner agar makin menarik
ilustrasi mengetik (unsplash.com/Brooke Cagle) Menjadi penulis artikel kuliner mengharuskan kamu untuk menjadi individu yang lebih kreatif. Berawal dari kata kunci yang sama, kamu bisa mengembangkannya menjadi berbagai angle supaya artikel buatanmu jadi makin menarik.
Misalnya, setelah menengok Google Trends, kata kunci yang sedang banyak dicari adalah sate ayam. Kamu harus kreatif dalam mencari angle. Daripada menulis resep sate ayam, kamu bisa menulis kesalahan dalam membuat sate ayam, tips memilih daging ayam, tips memasak sate ayam, cara membuat sambal kacang untuk sate ayam, menu sate ayam di berbagai negara, sate ayam paling enak di Indonesia, atau rekomendasi tempat makan sate ayam paling enak di daerahmu.
Hanya dari satu kaca kunci, tapi kamu bisa mengembangkannya menjadi berbagai macam angle dan perspektif, bukan? Inilah salah satu seni dalam menulis artikel kuliner yang mungkin gak akan kamu temui saat menulis artikel lain.
3. Latih indera perasa agar bisa mendeskripsikan rasa ke dalam sebuah tulisan
ilustrasi mencoba makanan (pexels.com/RODNAE Productions) Manfaatkan hobi wisata kuliner yang kamu miliki sebagai salah satu upaya untuk melatih indera perasa. Semakin banyak makanan yang kamu cicipi semakin peka pula lidahmu dalam mendeteksi rasa. Jangan pernah ragu untuk menjajal berbagai macam makanan.
Semakin banyak jenis makanan yang kamu coba semakin mahir pula kamu dalam mendeskripsikan rasa ke dalam sebuah tulisan. Sebagai penulis artikel kuliner kamu diwajibkan mahir melakukan story telling, supaya pembaca dapat membayangkan bagaimana rasa dari makanan tersebut tanpa harus mencicipinya secara langsung.
4. Jago memasak jadi poin plus, tidak bisa memasak juga bukan persoalan
ilustrasi memasak (unsplash.com/Conscious Design) Banyak yang ragu menulis artikel kuliner karena mengira harus ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi. Salah satu yang dikhawatirkan karena banyak yang menyangka menulis artikel kuliner harus jago memasak. Tapi, bila kamu jago memasak akan jadi poin plus tersendiri.
Apalagi jika kamu jago memasak dan punya pengetahuan yang luas tentang dunia kuliner malah akan membuat isi tulisan dalam artikelmu makin kaya. Meski kamu gak bisa memasak, tapi memiliki kemauan dalam menulis serta memiliki pengetahuan yang luas mengenai dunia kuliner jelas bukan jadi persoalan.
Baca Juga: 5 Tips Menulis Artikel Life, Jadikan Pengalaman Sebagai Ide!