TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Hal yang Perlu Diperhatikan saat Menulis Fiksi Realisme

Bikin ceritamu lebih meyakinkan dan realistis

ilustrasi menulis (freepik.com/lookstudio)

Ketika membuat cerita fiksi realisme, penulis memegang peranan utama dalam menciptakan dunia yang hidup dan memikat pembaca. Setiap kata, detail, dan kejadian, membentuk kerangka yang memadukan imajinasi dan logika. Dalam proses ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh penulis. 

Perhatian pada detail, riset yang teliti, serta membuat elemen cerita yang masuk akal adalah hal yang tidak boleh dilupakan penulis. Hal tersebut akan dibahas lebih lanjut dalam artikel ini. Mengetahui apa saja yang harus diperhatikan penting bagi penulis agar dapat membuat karya yang nyata dan mudah diterima pembaca. 

1. Melakukan riset yang akurat dan teliti

ilustrasi observasi di coffe shop (freepik.com/freepik)

Riset yang akurat dan teliti adalah fondasi penting dalam menulis fiksi realisme. Hal ini berguna untuk menghadirkan kehidupan dalam cerita sehingga tidak terkesan dibuat-buat. Penulis harus memperhatikan detail sehari-hari yang mendukung latar belakang cerita. Misalnya, jika cerita mengambil latar tempat perkotaan, lakukan riset tentang arsitektur bangunan, kehidupan sehari-hari, atau cuaca yang mendukung. 

Selidiki pula aspek emosi dan psikologis karakter. Ini mencakup pemahaman tentang latar belakang, kepercayaan, nilai yang dianut, watak, dan sebagainya. Untuk mengetahui bagaimana emosi dan psikologis yang mendukung karakter cerita, penulis dapat observasi, riset di internet, wawancara, atau membaca literatur.

Misalnya, penulis hendak membuat cerita tentang orang yang memiliki trauma masa kecil. Riset diperlukan agar penulis memahami bagaimana trauma itu memengaruhi keputusan dan hubungan karakter. Oleh karena itu, riset yang akurat dan teliti sangat penting guna mendukung cerita fiksi yang utuh dan hidup. 

2. Pengembangan karakter harus kuat

ilustrasi menulis (freepik.com/prostooleh)

Pengembangan karakter yang kuat adalah inti dari cerita realistis. Ini memainkan peran penting dalam membangun hubungan emosional antara pembaca dan tokoh fiksi. Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah konsistensi karakter. Karakter harus memiliki sifat dan perilaku yang konsisten sepanjang cerita, sehingga pembaca dapat memahami dan merasakan perkembangan yang wajar.

Selain itu, motivasi karakter juga perlu dirinci dengan baik agar pembaca dapat mengerti mengapa mereka melakukan tindakan tertentu. Pengembangan karakter yang kuat juga membutuhkan ketelitian dalam menggambarkan latar belakang, trauma, atau pengalaman hidup yang membentuk kepribadian mereka. Semua elemen ini harus ditulis secara hati-hati untuk menciptakan karakter yang kompleks dan memikat.

Baca Juga: 6 Tips Menulis Meta Description untuk Artikel SEO

3. Latar cerita yang autentik

ilustrasi menulis (pexels.com/MART PRODUCTION)

Dalam menulis fiksi realisme, latar cerita harus dibuat dengan autentik. Penulis perlu merinci lingkungan tempat cerita berlangsung dengan teliti, memperhatikan elemen-elemen seperti waktu, tempat, dan suasana.

Dengan memberikan deskripsi yang rinci, pembaca dapat merasakan atmosfer yang nyata dan meresapi nuansa kehidupan dalam latar tersebut. Riset yang cermat tentang budaya, kebiasaan, dan peristiwa sejarah, juga perlu dilakukan untuk membentuk latar belakang cerita dengan akurat.

Bukan hanya latar belakang statis, penulis juga harus memperhatikan bagaimana elemen dinamis memengaruhi perkembangan plot dan karakter. Misalnya, bagaimana karakter berinteraksi dengan lingkungannya atau bagaimana perubahan latar memengaruhi perkembangan cerita. Dengan membuat latar cerita yang autentik, cerita fiksi dapat meyakinkan dan menggambarkan kehidupan sehari-hari. 

4. Membuat plot yang masuk akal

ilistrasi menulis (pexels.com/George Milton)

Membuat plot yang masuk akal dalam fiksi realisme memerlukan perhatian khusus terhadap konsistensi, motivasi karakter, dan keterhubungan antara satu kejadian dengan yang lain. Penulis harus memastikan bahwa plot yang dibuat telah sesuai dengan logika cerita.

Selain itu, motivasi karakter menjadi kunci dalam menjelaskan tindakan-tindakan yang karakter lakukan. Setiap perubahan dalam plot harus diperkuat oleh alasan yang masuk akal dari sudut pandang karakter, sehingga pembaca dapat memahami dan merasakan perjalanan emosional atau perubahan kepribadian yang dialami oleh karakter tersebut.

Selain itu, hubungan antar kejadian juga harus diperhatikan. Perubahan-perubahan harus terasa sebagai bagian dari keseluruhan cerita, bukan bagian yang patah. Penulis perlu memastikan bahwa setiap elemen dalam plot, baik itu konflik, puncak klimaks, atau penyelesaian konflik, memiliki dasar yang kuat dan saling mendukung. Dengan plot yang dibuat masuk akal, cerita dapat lebih meyakinkan dan  dapat merangkul pembaca. 

5. Menulis dialog yang natural

ilustrasi menulis (pexels.com/Artem Podrez)

Ketika menulis fiksi realisme, dialog yang ditulis sebaiknya tidak dibuat-buat. Untuk mencapai ini, penulis harus memperhatikan keragaman dan hubungan dalam percakapan karakter.

Bahasa yang digunakan harus sesuai dengan kepribadian dan latar belakang karakter. Tidak hanya itu, penulis juga perlu memperhatikan ritme dan tempo dialog, sehingga menggambarkan nuansa percakapan sehari-hari dan tidak terkesan memaksa.

Penting juga untuk mempertimbangkan tujuan komunikasi dalam setiap percakapan. Dialog yang masuk akal harus memiliki tujuan yang jelas memberikan informasi yang relevan dengan alur cerita dan mendukung perkembangan karakter. Memahami cara karakter berbicara, mendengarkan satu sama lain, dan merespons situasi dapat menghasilkan dialog yang lebih natural. 

Baca Juga: 5 Alasan Menulis dengan Tangan Tetap Penting di Era Digital

Verified Writer

Annisa Isnaini H.

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya