TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

David Andespin: Nyalakan Lilin, Lawan Abrasi dan Lestarikan Negeri

Bagi David, laut adalah hal yang dicintainya

foto David Hidayat penerima SATU Indonesia Awards 2022 (instagram.com/andespindeepwestsumatera)

Menyalakan lilin lebih baik daripada mengutuk kegelapan. Itulah ungkapan yang menjadi semangat dalam diri David Hidayat atau biasa dipanggil David Andespin dalam menyelamatkan pesisir Sungai Pinang. 

Laut selalu ada di hatinya. Ketika laut dan pantai meminta pertolongan karena dirusak oleh orang-orang tak bertanggungjawab, David pun tergerak.

Perjuangan David tentu tidak mudah. Meskipun telah diberi penyuluhan, masih ada tangan-tangan yang enggan melindungi laut. Namun David tidak menyerah. Bersama kawan-kawan penyelam, David membentuk kelompok Anak Desa Sungai Pinang (Andespin) dan melakukan berbagai kegiatan penyelamatan laut di tanah kelahirannya.

1. Berawal dari kegelisahan David terhadap fenomena abrasi

mangrove muda di pesisir Sungai Pinang (instagram.com/andespindeepwestsumatera)

Perjalanan panjang David dimulai pada tahun 2014, kala itu ia masih duduk di bangku kuliah. Di sekitar waktu itulah David menyadari pantai di kawasan Sungai Pinang mengalami abrasi parah. Banyak hutan mangrove rusak, begitu pula dengan terumbu karang. Kerusakan lingkungan ini berakibat langsung pada mata pencaharian penduduk sekitar yang kebanyakan merupakan nelayan.

David pun mengerti, kemungkinan warga memanfaatkan pohon mangrove untuk memenuhi kebutuhan mereka akan kayu. Kayu mangrove memang biasa digunakan warga untuk membetulkan rumah atau perahu. Terumbu karang yang rusak pun kemungkinan disebabkan oleh kegiatan melaut warga yang kurang mengerti cara menjaga pesisir.  

"Waktu itu saya masuk ke Negeri Sungai Pinang. Saya melihat banyak lokasi yang pantainya rusak. Saya tidak tahu kenapa." ungkap David dalam wawancaranya dengan IDN Times.

"Tapi kita tidak mau mencari kesalahan masyarakat. Kita harus berusaha memperbaiki." lanjut David.

Baca Juga: Eklin Amtor, Keliling Maluku Sebarkan Damai dengan Mendongeng

2. Kekuatan jabatan sebagai perangkat desa membantu mimpinya

pembibitan mangrove di Sungai Pinang (instagram.com/andespindeepwestsumatera)

Pada awal membentuk Andespin, David mengaku belum bisa fokus karena harus menyelesaikan kuliahnya di Universitas Bung Hatta. Sosialisasi pada warga ia lakukan sekedarnya. Namun pada tahun 2016 kesempatan emas itu datang.

David sebagai salah satu warga Sungai Pinang yang mengenyam bangku perkuliahan didapuk menjadi perangkat desa. Memang belum banyak lulusan universitas di desanya kala itu. Seperti gayung bersambut, David pun menerima tawaran tersebut dengan harapan dapat menularkan semangatnya menjaga laut pada warga sekitar.

Usai menggunakan seragam perangkat desa, warga mulai bisa menerima usulan David. Kebetulan David juga mengambil bidang yang berhubungan dengan pemberdayaan masyarakat. David pun banyak menyarankan program pemberdayaan masyarakat terkait merawat laut seperti penanaman mangrove dan revitalisasi terumbu karang pada pemerintah setempat.

3. Usaha David menyelamatkan pantai

Warga Sungai Pinang sedang melakukan pembibitan mangrove. (instagram.com/andespindeepwestsumatera)

Di satu titik David memutuskan untuk berhenti dari jabatannya sebagai perangkat desa. Namun David tak menghentikan usahanya melanjutkan perjuangan dalam menyelamatkan laut. Kali ini langkahnya jauh lebih ringan. Masyarakat setempat sudah mau berjalan bersama untuk menjaga laut yang menjadi sumber kehidupan mereka.

Awalnya David bersama masyarakat melakukan penanaman mangrove secara acak. Namun pada tahun 2018 pemerintah daerah mulai melakukan pemetaan terhadap hutan mangrove di kawasan Sungai Pinang. Sebagai permulaan, pemerintah melakukan penanaman mangrove seluas 3-4 hektar. David pun diajak turut serta dalam program penanaman tersebut.

Bukan hanya penanaman, monitoring pun dilakukan pada tanaman mangrove muda. Jika ada yang rusak, maka tanaman tersebut akan diganti dengan bibit baru. Berkat monitoring yang konsisten, kini tanaman mangrove yang ditanam David dan warga Sungai Pinang sudah mulai terlihat hasilnya.

Baca Juga: David Hidayat dan Aksi Heroiknya untuk Laut Pesisir Selatan

4. Laboratorium hidup mangrove menjadi hasil kerja keras David

David Hidayat di laboratorium hidup hutan mangrove (instagram.com/andespindeepwestsumatera)

Berkat hasil kerja keras David dan warga, kini hutan mangrove di pesisir Sungai Pinang mulai menghijau. David pun merasa bangga akan kerja kerasnya. Selain menjaga laut dari abrasi, hutan mangrove muda yang berhasil dibuat oleh David dan warga kini menjadi salah satu lokasi penelitian mahasiswa. David menyebut hutan mangrove ini sebagai laboratorium hidup hutan mangrove.

Kedatangan mahasiswa ke hutan mangrove juga memberikan efek positif pada warga sekitar. Kunjungan tersebut memberikan dampak langsung secara ekonomi lewat pelayanan warga pada para mahasiswa. Jasa pemandu, penginapan juga warung makan dadakan bisa menjadi tambahan penghasilan bagi warga.

Bukan hanya dampak ekonomi, warga juga memiliki kesempatan untuk berbincang dengan para mahasiswa dan dosen. Selain memberikan wawasan baru tentang menjaga laut, warga juga termotivasi untuk memberikan pendidikan tinggi pada anak-anak mereka.

5. Harapan David pada terumbu karang dan masa depan lautan

terumbu karang di pesisir Sungai Pinang (instagram.com/andespindeepwestsumatera)

Selain hutan mangrove, David dan kawan-kawan di Andespin juga fokus pada terumbu karang. Sosialisasi dilakukan pada warga sekitar tentang cara-cara menangkap ikan yang ramah lingkungan. Selain sosialisasi, David juga melakukan usaha revitalisasi terumbu karang.

Teknik revitalisasi yang dilakukan David bermacam-macam, tergantung dari jenis terumbu karang yang akan dipugar. Namun secara umum David dan kawan-kawan Andespin membuat struktur besi yang diberi pemberat beton, kemudian mengikat bibit terumbu karang di struktur tersebut dan meletakkannya pada lokasi tertentu di laut. Mengenai lokasi konservasi, pemerintah setempat juga turut memberikan saran.

Monitorisasi juga dilakukan pada terumbu karang baru ini. Biasanya David dan kawan-kawan yang memiliki sertifikasi selamlah yang melakukan pemantauan. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan Andespin bersama mahasiswa, pertumbuhan terumbu karang ini hanya sekitar 1-2 cm tiap tahunnya. Meskipun lambat, David yakin apa yang ia lakukan kini akan berarti besar di masa depan.

Baca Juga: Fish Go Bantu Nelayan Tingkatkan Hasil Tangkapan dengan Teknologi

Verified Writer

Anita Hadi Saputri

Seorang ibu | Freelancer

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya