5 Mitos Mengenai Self Compassion, Jangan Sampai Keliru

Self compassion itu bukan berarti mengasihani diri sendiri

Self compassion merupakan keadaan di mana kita dengan tulus menerima kita sendiri apa adanya, menerima bahwa kita bukanlah orang yang sempurna dan bisa berbuat kesalahan. Self compassion nembantu kamu menghibur diri ketika dalam kesusahan dan mengalami kegagalan. Meski terdengar positif, sering kali kita menatap self compassion sebagai sesuatu yang lemah dan negatif.

Dilansir Psychological Development, menurut peneliti Kristen Neff, self compassion terbukti mampu meningkatkan kepedulian terhadap sesama. Orang-orang yang memiliki self compassion yang tinggi mampu memahami apa yang sesamanya alami, terutama terhadap kenangan yang menyakitkan. Namun sayang, masih ada mitos gak benar berterbangan mengenai self compassion ini. Berikut 5 mitos mengenai self compassion.

1. Self compassion berarti mengasihani diri sendiri 

5 Mitos Mengenai Self Compassion, Jangan Sampai Keliruilustrasi seorang laki-laki (pexels.com/Markus Spiske)

Banyak orang takut menjadi orang dengan self compassion yang tinggi akan mengakibatkan mereka merasa bersalah dan terus menerus mengasihani dirinya sendiri. Mereka menganggap self compassion sebagai orang yang sering mengeluh tentang hal buruk yang terjadi pada diri mereka sendiri. Padahal sebenarnya gak begitu.

Self compassion mengajarkan kamu untuk bisa menerima, mengalami, dan memahami perasaan-perasaan yang buruk dengan kebaikan, dan pada akhirnya belajar untuk bisa merelakannya. Sebuah penelitian di University of Leuven oleh Filip Raes menunjukkan bahwa mereka dengan self compassion yang tinggi cenderung jarang merenungkan kesalahan dan mengasihani diri mereka sendiri. Karena itulah, mereka gak akan mudah depresi.

2. Self compassion itu kelemahan

5 Mitos Mengenai Self Compassion, Jangan Sampai Keliruilustrasi siluet seorang laki-laki (pexels.com/Zachary DeBottis)

Menerima dengan tulus dan memahami diri kita apa adanya bukanlah suatu kelemahan. Banyak yang menganggap self compassion sebagai kelemahan dan membuat kamu gak lagi terlihat kuat di depan orang lain.

Nyatanya, dilansir Greater Good Magaizine, peneliti mengungkapkan bahwa self compassion merupakan sumber paling kuat dalam mengatasi masalah yang ada. Ketika kita mengalami masalah besar dalam hidup, self compassion membantu kita bisa bertahan. Bukan tentang apa yang kamu hadapi di hidupmu, tapi tentang gimana kamu memahami dirimu sendiri ketika masalah terjadi.

3. Self compassion membuat kamu cepat merasa puas 

5 Mitos Mengenai Self Compassion, Jangan Sampai Keliruilustrasi seorang perempuan sendiri (pexels.com/Keenan Constance)
dm-player

Self compassion juga sering dianggap bisa membuat diri kamu cepat merasa puas. Dengan memahami dan mengerti setiap kegagalanmu, kamu berusaha membenarkan dan membiarkan tiap masalahmu. Toh sudah terjadi, gak ada yang bisa kamu lakukan untuk memperbaikinya. Pada akhirnya, kamu malah kehilangan motivasi untuk mau bangkit berubah dan memperbaiki diri. Hal ini terjadi karena kamu kurang keras sama dirimu sendiri.

Padahal sebenarnya gak seperti itu. Faktanya, self compassion membantu meningkatkan motivasi untuk bisa berubah menjadi lebih baik. Penelitian di Universitify of California oleh Juliana Breines dan Serena Chen telah membuktikannya. Karena itu, hukuman dan kritik gak selalu mempan untuk memperbaiki diri, pengertian juga dibutuhkan.

Baca Juga: 5 Tips Self Love untuk Anak Muda, Tetap Ceria walau Sibuk

4. Self compassion itu narsistik 

5 Mitos Mengenai Self Compassion, Jangan Sampai Keliruilustrasi seorang perempuan memeluk diri sendiri (pexels.com/Sasha Kim)

Untuk kamu yang kurang familiar, narsistik merupakan gangguan kepribadian di mana orang tersebut menilai dirinya terlalu tinggi dan menganggap dirinya paling penting sehingga harus dikagumi. Self compassion sering kali dikaitkan dengan perilaku narsistik. Mereka yang narsistik biasanya memiliki self esteem yang tinggi dan terus menerus menilai diri sendiri tanpa henti.

Self compassion sangat berbeda dengan narsistik. Self compassion itu jalan untuk menerima dan merasa nyaman dengan dirimu sendiri, terutama ketika kamu mengalami kegagalan. Narsistik membuat kamu merasa lebih tinggi dibanding yang lain, sedangkan self compassion memahami kalau kamu itu gak sempurna.

5. Self compassion itu egois 

5 Mitos Mengenai Self Compassion, Jangan Sampai Keliruilustrasi seorang laki-laki sendiri (pexels.com/Jeswin Thomas)

Hal apa pun yang kita lakukan untuk diri kita sendiri dan bukan untuk orang lain sering dianggap sebagai perbuatan egois oleh katamata orang lain. Melakukan hal untuk diri kita sendiri berarti kita mengabaikan orang lain. Padahal, dengan menerima diri kita apa adanya, kita akan lebih bisa memahami sesama kita dan lebih bisa membantu.

Dilansir Greater Good Magazine, menurut penelitian yang dilakukan oleh Dr. Neff, orang-orang dengan self compassion biasanya lebih perhatian dan bisa menerima pasangannya apa adanya. Mereka merasa aman berada dalam hubungan dengan orang-orang itu. Ketika kita telah menerima diri kita apa adanya, kita akan bisa memahami sesama dengan lebih baik.

Itulah dia 5 mitos mengenai self compassion. Jangan salah, mengasihani diri sendiri bukanlah kelemahan atau berarti kamu itu egois. Gak ada salahnya untuk mulai memahami dan menerima diri kita apa adanya, segala kekurangan dan kelemahan kita. Gak ada manusia yang sempurna. Self compassion membantu kita untuk bisa berubah dan memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi. Untuk itu, jangan malu untuk mulai menerima dirimu sendiri.

Baca Juga: 5 Kalimat Self-Talk Negatif Ini Beri Pengaruh Buruk Pada Self-Esteem

Agnes Z. Yonatan Photo Verified Writer Agnes Z. Yonatan

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya