5 Alasan Mengapa Emosi Tidak Boleh Dipendam, Gak Baik untuk Mental
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap orang pasti pernah merasakan emosi, entah itu marah, kecewa, ataupun sedih. Banyak di antara kita yang memilih untuk menahan atau memendam emosi tersebut daripada mengungkapkannya. Memendam emosi seringkali dianggap sebagai cara untuk menjaga perdamaian atau menghindari konflik. Namun, pada kenyataannya memendam perasaan itu bisa berdampak buruk, baik bagi kesehatan fisik maupun mental.
Apa saja bahaya dari memendam emosi? Berikut ini lima alasan mengapa kamu tidak boleh terus-terusan memendam perasaanmu.
1. Mengganggu kesehatan mental
Saat memendam emosi, otak terus bekerja keras untuk menahan ledakan dari perasaan tersebut, yang akhirnya membuat pikiran menjadi sangat berat dan stres juga bertambah. Jika terlalu sering menahan perasaan, lama-lama kamu bisa merasa tertekan atau bahkan cemas tanpa alasan yang jelas. Kamu mungkin mulai merasa gelisah, sedih, atau bahkan terisolasi karena menolak untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya kamu rasakan.
Dalam jangka panjang, memendam emosi bisa menyebabkan gangguan mental yang lebih serius, seperti gangguan kecemasan, burnout atau bahkan depresi.
2. Menurunkan produktivitas
Memendam emosi itu memerlukan dua kali lipat energi yang lebih banyak, sehingga emosi yang tertahan itu nggak cuma memengaruhi perasaan, tapi juga produktivitas.
Ketika pikiranmu penuh dengan perasaan-perasaan yang nggak tersampaikan, kamu jadi kesusahan untuk fokus. Bahkan, kamu bisa merasa kelelahan secara emosional, yang akhirnya berdampak juga ke fisik. Alhasil, kamu jadi nggak produktif, kerjaan semakin numpuk, dan kamu malah merasa lebih tertekan lagi.
Baca Juga: 7 Hal yang akan Menguras Emosi di Fase Quarter Life Crisis, Catat!
3. Menyulitkan hubungan dengan orang lain
Editor’s picks
Emosi yang tertahan nggak cuma berdampak pada dirimu sendiri, tapi juga bisa mempengaruhi hubunganmu dengan orang lain.
Ketika kamu memilih untuk menyimpan perasaanmu, orang-orang di sekitarmu akan sulit memahami apa yang sebenarnya kamu rasakan. Hal ini bisa menyebabkan kesalahpahaman atau konflik yang seharusnya bisa dihindari jika kamu mau jujur tentang perasaanmu sejak awal.
4. Emosi bisa 'meledak' di waktu yang salah
Ketika kamu terus-terusan memendam emosi, perasaan itu tidak akan hilang begitu saja. Sebaliknya, emosi tersebut justru akan terus menumpuk dan semakin penuh, sampai pada akhirnya pasti akan meledak.
Emosi terpendam yang sudah penuh menyebabkan kamu bereaksi berlebihan, sehingga ketika kamu merasa sudah nggak mampu lagi untuk menahannya, emosi-emosi yang terpendam itu bisa keluar di waktu yang salah, sekalipun saat kamu sedang di tengah situasi yang sangat penting.
5. Merusak kesehatan fisik
Tidak hanya berdampak buruk bagi kesehatan mental, memendam emosi juga ternyata bisa mempengaruhi kesehatan fisik. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa emosi negatif yang terpendam bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan fisik, seperti gangguan tidur, gangguan pencernaan, sakit kepala, hingga masalah jantung.
Ketika kamu memendam perasaan marah atau stres, tubuhmu akan memproduksi hormon stres, seperti kortisol, dalam jumlah yang berlebihan. Dalam jangka panjang, hormon ini bisa merusak sistem kekebalan tubuhmu dan membuatmu lebih rentan terhadap penyakit.
Memendam emosi mungkin tampak seperti solusi sementara untuk menghindari berbagai macam konflik, tapi dampaknya justru sangat berbahaya, baik untuk kesehatan mental maupun fisik. Lebih baik belajarlah untuk mengekspresikan perasaan secara sehat dan terbuka. Karena dengan begitu, kamu tidak hanya menjaga kesehatan diri sendiri, tetapi juga menjaga hubungan baik dengan orang-orang di sekitarmu.
Baca Juga: 5 Tips Efektif Mengendalikan Emosi Saat Berdebat, Hindari Eskalasi!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.