Kisah Tri Lakmawati, Pemimpin Perempuan Inspiratif di Sektor Keamanan

Ia masuk jajaran 30 TOP Women in Security ASEAN Region 2021

Jakarta, IDN Times - Industri keamanan sangat erat dan rentan dengan kejahatan. Gak heran bila bidang ini didominasi oleh laki-laki. Namun kini, kontribusi perempuan di sektor keamanan semakin menonjol sehingga bisa menginspirasi perempuan lain dalam menjaga keamanan diri sendiri dan lingkungannya.

Di tengah dominasi laki-laki, Tri Lakmawati memberikan 'angin segar' sebagai Training Operation Leader Nawakara. Melalui wawancara dengan IDN Times, ia membagikan bagaimana pengalamannya membawa perubahan positif di industri keamanan melalui training-training.

1. Banting setir berkarier dari bidang manufaktur ke jasa keamanan justru membuatnya jatuh cinta dengan pekerjaannya saat ini

Kisah Tri Lakmawati, Pemimpin Perempuan Inspiratif di Sektor KeamananTri Lakmawati, Training Operation Leader Nawakara (dok. Nawakara)

Sejak tahun 1995 sampai 2013, Tri bekerja sebagai personalia atau HRD di perusahaan manufaktur. Belum terbesit di pikirannya bahwa ia akan mengenal bahkan mendalami sektor keamanan. Namun, pandangannya terhadap sektor keamanan semakin luas ketika ia memutuskan untuk banting setir dari dunia manufaktur ke jasa pengamanan.

“Ternyata jasa pengamanan itu lebih luas. Kalau di pabrikan, saya cuma menangani satpam. Satpam itu ya tukang buka gerbang, tukang terima tamu. Ternyata setelah saya masuk di perusahaan jasa pengamanan, ya ternyata seluas itu,” ujarnya.

Selama 10 tahun berada di perusahaan yang menawarkan jasa pengamanan, Tri pernah menjabat dari HR hingga GM Operation. Akhirnya di 2023, ia memutuskan bergabung dengan Nawakara, salah satu Badan Usaha Jasa Pengamanan (BUJB) ternama di Indonesia. 

"Pengoptimalan fungsi satpam sendiri bagi saya sangat penting dilakukan agar mereka bisa menjalankan fungsinya dengan baik. Saya bertekad untuk menciptakan perubahan dan memperkuat strategi keamanan dengan pendekatan yang lebih inklusif. Dengan berpartisipasi di Badan Usaha Jasa Pengamanan (BUJP) seperti Nawakara, saya berharap bisa memberi kontribusi positif hingga membesarkan training center Nawakara,” ujarnya. 

Partisipasinya bisa menjadi langkah strategis dalam mengimplementasikan program pencegahan kekerasan. Profesinya juga memberikan perspektif baru bahwa perempuan juga bisa memberikan inovasi dan memengaruhi keefektifan strategi pengamanan.

“Dedikasi profesi saya ya di industri keamanan sekarang. Mari kita selesaikan dengan baik,” tegasnya.

2. Pengalaman kerjanya memberikan tantangan tersendiri untuk bisa memahami apa yang dibutuhkan oleh orang lain

Kisah Tri Lakmawati, Pemimpin Perempuan Inspiratif di Sektor KeamananTri Lakmawati, Training Operation Leader Nawakara (dok. Nawakara)

Di Nawakara, Tri memberikan training regulatory maupun non-regulatory untuk banyak pihak. Bukan sekadar internal Nawakara, melainkan juga institusi lain yang membutuhkan pengajaran darinya.

Training regulatory berarti ia bekerjasama dengan pihak regulator, misalnya kepolisian untuk memberikan training yang berkaitan dengan perizinan. Pasalnya, satpam baru bisa bekerja ketika mereka memiliki KTA yang dikeluarkan oleh kepolisian.

“Saya juga membuat training untuk simulasi penanganan unjuk rasa dan ancaman peledakan bom di PLN Pulo Gadung. Itu saya harus bikin skenario sendiri,” ceritanya. 

Pekerjaannya melibatkan banyak pihak baik secara internal maupun eksternal. Meski begitu, Tri sangat menyukai bidang pekerjaan ini. Ia tidak merasa ada penyesalan berkarier di sektor keamanan.

Baginya, berkarir di training security menjadi hal yang menyenangkan sekaligus tantangan tersendiri karena ia dapat mendengar kebutuhan orang-orang dan menemukan training sesuai yang dibutuhkan.

“Saya sudah punya pengalaman handle operation di lapangan. Jadi saya tahu kelemahan dan keunggulan security di proyek-proyek.” katanya.

Meski bekerja dengan orang dengan jabatan yang berbeda-beda, Tri selalu berusaha memberikan apa yang diminta oleh klien. Ia merasa setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, sehingga materinya pun menyesuaikan kondisi.

“Kalau kiat saya, di hari pertama pasti saya meluangkan waktu agak awal sedikit untuk mengenal mereka. Dari situ saya berusaha mingle sama mereka, artinya saya bisa dapat info-info. Nah begitu pelatihan berjalan, setidaknya 40 persen informasi sudah saya dapatkan. Jadi tinggal menyesuaikan aja ketika pelatihan itu berjalan,” sambung Tri.

Tantangannya adalah bagaimana bisa menerjemahkan kebutuhan klien menjadi training yang baik dan benar. Contohnya, ada pimpinan yang tidak tahu cara coaching dan counseling. Pimpinan tersebut tidak mengerti bahwa dirinya adalah management representative tingkat bawah perusahaan, yang berarti dia tidak mengerti apa yang jadi kewenangan atau otonomi sebagai pimpinan.

Melihat kasus tersebut, Tri mengatakan, “Nah, itu harus saya terjemahkan sendiri. Jadi setiap training itu berbeda-beda. Pasti klien minta requirement yang berbeda-beda.”

Beberapa tema training telah ia lakukan, antara lain simulasi keamanan di area objek vital nasional saat terjadi ancaman bom hingga menginisiasi training untuk "Basic Survival" yang menggandeng Survivor Pecinta Alam dan Sioux Indonesia (Snake Handling). Ia bahkan menginisiasi kopdar satpam dengan beberapa tema, antara lain Sexual Harassment, Strategi Keamanan Menghadapi Tahun Politik sekaligus beberapa Kopdar yang dihadiri oleh Para Satpam lintas BUJP, Client, Satpam Hotel dan Apartemen.

3. Apa suka dukanya?

Kisah Tri Lakmawati, Pemimpin Perempuan Inspiratif di Sektor Keamananilustrasi perempuan bekerja (unsplash.com/Jason Goodman)

Pekerjaan yang didominasi laki-laki tak menyurutkan semangat Tri Lakmawati (50) untuk memberikan yang terbaik selama bekerja. Bahkan, ia tidak merasa ada duka selama berkarier di dunia yang minim partisipasi perempuan.

Sebagai Training Operation Leader Nawakara, pekerjaan mengharuskannya bertemu dengan beragam karakteristik orang. Namun hal tersebut ternyata memberikan kebahagiaan untuknya.

Ia mengatakan, “Saya banyak senangnya karena ketemu banyak orang dengan karakter yang berbeda. Jadi ya saya senang aja malah banyak teman, banyak saudara gitu.”

Terkait keterlibatan perempuan, Tri memandang tidak terlalu banyak perempuan yang menjadikan pekerjaan di sektor keamanan ini sebagai pilihan utama. Hal ini dilatarbelakangi oleh faktor risiko yang sangat tinggi sehingga sektor ini masih didominasi oleh laki-laki.

Gender bukan penghalang bagi seseorang untuk bisa mencoba hal-hal baru, termasuk bekerja di sektor keamanan. Hanya ada sekitar 20 persen perempuan yang memilih bidang ini, tetapi Tri melihat semuanya profesional bahkan kadang lebih tangguh daripada laki-laki.

“Perempuan justru kalau di bidang pengamanan, dikasih jabatan yang tinggi itu lebih killer daripada laki-laki. Mereka lebih rigid, attention to detail-nya itu lebih dibanding laki-laki. Jadi saya gak melihat ada kesulitan,” ujarnya pada IDN Times pada Jumat (19/7/2024).

4. Menurut Tri, kualitas seseorang gak bisa dilihat dari gender tetapi bagaimana ia bisa menunjukkan kualitas terbaiknya sebagai pemimpin

Kisah Tri Lakmawati, Pemimpin Perempuan Inspiratif di Sektor Keamananilustrasi pemimpin di kantor (pexels.com/fauxels)

“Mungkin pertama ketemu klien, ada omongan ‘ini GM Operation atau orang training kok perempuan?’. Kadang pertama itu kaya gimana gitu kan, dari gesture-nya udah ketahuan. Tapi begitu kita meeting dan presentasi, mereka baru menyadari bahwa saya punya kompetensi yang sesuai jabatan saya. Saya sih percaya diri saja dengan yang saya miliki. Lalu saya jawab challenge klien atau teman-teman bahwa saya bisa equal dengan kalian yang laki-laki,” lontar Tri.

Kuat mental adalah hal utama yang harus dimilikinya. Untuk itu, ia juga mempelajari taewondo dan bela diri. Setidaknya, ia tahu apa yang harus dilakukan ketika berhadapan dengan pelaku kejahatan.

Sebagai pemimpin, ia merasa soft skill dan hard skill harus lebih tinggi daripada anggotanya. Ada banyak hal kriteria atau aspek yang harus dimiliki untuk terjun ke dunia keamanan

Ia juga menuturkan, “Mentalnya harus kuat. Leadership-nya juga harus kuat. Terus berani mengambil risiko dengan analisa yang tepat. Terus kalau perempuan biasanya lebih fokus kepada achievement dan targetnya apa.”

Kunci untuk bisa percaya diri sebagai pemimpin adalah berani memulai terlebih dulu. Dari apa yang kita mulai atau inisiasi, orang lain bisa melihat bagaimana cara kita bekerja dan apakah kita termasuk orang yang bisa diandalkan.

Tri mengatakan apa yang selama ini ia lakukan harus benar-benar dirasakan manfaatnya. Jadi, pekerjaannya punya adding value untuk orang lain dan komunitas. Ia juga selalu membuka tangannya untuk teman-teman yang perlu bantuan.

“Jadi, apa pun nanti ke depannya yang saya lakukan itu mereka akan support. Jadi mereka akan melihat bukan hanya yang saya omongin tapi apa yang saya lakukan," ungkapnya.

Baca Juga: Upaya Lita Era Prastiwi Dukung Perempuan High Value lewat Be Women

5. Halang rintang di dunia industri keamanan

Kisah Tri Lakmawati, Pemimpin Perempuan Inspiratif di Sektor Keamananilustrasi perempuan di industri keamanan (unsplash.com/Ann Fossa)

Dunia keamanan tak lagi memandang gender, yang terpenting adalah strategi dalam memecahkan masalah. Sebagai perempuan, tak jarang Tri merasa insecure dengan "medan perang" yang harus dihadapi. Namun, Tri berhasil menggaet perhatian lewat pendekatan yang menampilkan sisi keibuan untuk menghadapi situasi yang ada di lapangan.

Salah satunya saat menghadapi demo ibu-ibu penambang liar di salah satu proyek tambang di Jambi. Secara logika, mungkin bukan pekerjaan yang lazim dilakukan perempuan untuk blusukan ke berbagai daerah untuk melakukan monitoring. 

“Awalnya orang banyak yang mengira ibu-ibu bisa dipermainkan dan dikelabui. Sebagai pimpinan yang memimpin ribuan laki-laki, sikap tegas harus dimiliki untuk mengambil keputusan di kondisi apa pun. Kalau tidak, habislah kita. Sebagai orang lapangan, sangat penting menguasai strategi analitik. Jangan sampai kita hanya jadi tukang buka akses kontrol dan buka palang pintu. Saya ingin perempuan berani bersaing dengan ribuan laki-laki,” imbau Tri.

Mental baja yang mendorongnya untuk mau dan mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan berisiko tinggi. Tri menunjukkan bahwa perempuan punya potensi yang gak bisa diremehkan. Perempuan punya kekuatan untuk bisa menggapai apa yang diharapkan.

6. Prinsip yang dipegangnya membuat Tri tetap bertahan berkarier di sektor keamanan meski penuh tantangan dan berisiko tinggi

Kisah Tri Lakmawati, Pemimpin Perempuan Inspiratif di Sektor Keamananilustrasi perempuan (unsplash.com/CoWomen)

“Feel the fear and do it anyway”

Prinsip itulah yang selalu dipegang Tri dalam melakukan apa pun. Kata-kata ajaib itu yang menjadi kekuatannya selama bekerja. Terlepas dari seberapa berat pengalamannya di lapangan, itulah yang membuatnya semakin berkembang menjadi perempuan yang sanggup bersaing dengan laki-laki di dunia industri pengamanan ini.

“Di Nawakara sendiri ada satu kandidat perempuan juga, yang mungkin saya berharap dia bisa meneruskan jejak saya ya. Artinya buat perempuan-perempuan, bangun diri kalian, pedenya dibangun dengan menuhin standar kompetensi yang memadai,” tegasnya.

Tri mengingatkan betapa pentingnya kita untuk bisa menguasai kompetensi dan percaya diri. Kalau sudah masuk dunia keamanan, gak ada kata tanggung. Semangat yang kita punya bisa menentukan apakah orang lain akan melihat kita atau tidak.

“Jadi kalau harus memimpin pasukan, harus ngomong kenceng, nyuruh mereka mundur atau mereka maju, itu kan komennya ada di mulut kita.  Pokoknya harus ya, jadi anak buah harus siap dan siap salah ya, gitu kan. Itu harus benar-benar saya pelajari gitu loh. Bagaimana biar orang, biar anggota saya bisa dengerin saya seperti apa. Oh, berarti pertama, emang suara saya harus kenceng, mereka harus dengar saya,”imbuhnya.

Kepercayaan anggota kepada pemimpin bisa hilang ketika pemimpin tidak bisa menjawab atau memberikan referensi yang benar. Sebabnya, kepercayaan diri dalam melakukan apa pun adalah aspek yang perlu terus dipertahankan.

7. Tri Lakmawati masuk jajaran 30 TOP Women in Security ASEAN Region 2021

Kisah Tri Lakmawati, Pemimpin Perempuan Inspiratif di Sektor KeamananTri Lakmawati, Training Operation Leader Nawakara (dok. Nawakara)

Berkat ketangguhan dan kegigihannya, Tri masuk dalam jajaran 30 Top Women in Security ASEAN Region pada tahun 2021. Ia tidak pernah menyangka bahwa pekerjaannya ternyata memberikan dampak yang begitu luas. Penghargaan tersebut adalah bukti dari dari dampak signifikan yang telah beliau ciptakan, baik dalam skala nasional maupun internasional.

“Security itu more than want you can think of and beyond your imagination,” sebutnya.

Maka dari itu, Tri sangat berharap perempuan Indonesia bisa lebih percaya diri. Menurutnya, penting untuk menunjukkan martabat sebagai perempuan yang punya kompetensi sama dengan laki-laki. Bukan cuma omong kosong, tapi benar-benar membawa dirinya lebih baik lagi secara nyata.

Meneladani sosok Retno Marsudi dan Susi Pudjiastuti, Tri ingin membuka jalan yang lebih besar bagi perempuan untuk aktif terlibat bahkan memimpin dalam industri keamanan. 

"Perempuan harus sudah mulai tampil di depan dan berani menantang diri sendiri hingga bangun rasa percaya diri. Mereka juga harus tampil luwes di bidang Satuan Pengamanan. Perempuan sendiri sebetulnya mampu bersaing dengan laki-aki di industri keamanan," tambahnya.

Ia menutupnya dengan pesan bahwa, “Perempuan hebat itu terlihat dari bagaimana ia bekerja nyata. Ia juga mau berbagi dan tetap rendah hati.”

Baca Juga: Kisah di Balik Layar Sarah Rizkina, Film Debutnya Sukses di BIFAN 2024

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya