#MahakaryaAyahIbu: Dengan Keterbatasan yang Kumiliki, Aku Masih Bisa Membuat Kalian Bangga

Karena kalian aku bisa melihat dunia ini lagi, bisa membuat kalian bangga meskipun dengan hidupku yang penuh keterbatasan.

Artikel ini merupakan karya tulis peserta kompetisi storyline "Mahakarya untuk Ayah dan Ibu" yang diselenggarakan oleh IDNtimes dan Semen Gresik. 


Di awal cerita perkenalkan nama saya adalah Tri Juhari, saya seorang mahasiswa semester 3 di salah satu perguruan tinggi di Jakarta. Saya berasal dari sebuah  kampung nan jauh  tepatnya di desa Haurgeulis kabupaten Indramayu. Pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi cerita tentang  Mahakarya untuk ibu dan bapak di kampung.

Ibu dan bapak merupakan sosok yg penting bagi saya. Dari kecil hingga dewasa mereka selalu mengajarkan hal hal yg penting untuk kehidupan saya kelak di masa depan. Meskipun ibu dan bapak saya tak pernah merasakan bangku sekolah, namun mereka sangat peduli terhadap pendidikan anak anaknya. Bagi mereka pendidikan itu amat penting, mereka tidak ingin anak anaknya seperti orangtuanya yang hanya menjadi seorang petani.

Dari kecil hingga dewasa saya selalu saja merepotkan kedua orang tua. Dimulai umur kurang dari setahun saya sudah sakit-sakitan, hingga dewasapun masih juga  sakit-sakitan. Namun mereka tetap sabar dan sayang  dalam merawat saya. Meskipun saya sering sakit-sakitan, tapi saya tergolong anak yang rajin di sekolah, saya juga selalu mendapatkan ranking di kelas.

Saat itu terjadilah hal yg paling menyedihkan dalam hidup saya yaitu saat saya mengalami sakit yg begitu parah. Kejadian itu terjadi setelah 3 hari Ujian Nasional SMP. Saat itu pembuluh darah di otak saya mengalami pendarahan yg mengakibatkan kepala saya harus dioperasi. Pada saat itu saya dirawat di rumah sakit selama 2 bulan dan selama 2 bulan itu saya terbaring tidur bahkan untuk dudukpun tidak diperbolehkan karena ditakutkan belum keringnya bekas operasi di kepala saya.

dm-player

Selama  itupun mereka dengan cinta dan kasih sayang merawat saya di rumah sakit. Akibat dari sakit parah itu, anggota badan sebelah kanan saya seperti mati rasa dan kaku, tangan dan kaki  kanan saya tidak seperti dulu lagi, untuk berjalan saja awalnya sangat sulit sekali apalagi untuk menulis. Untuk  menulispun  tangan kanan saya sangat sulit untuk dilakukan.

Karenanya juga saya suka mengeluh, saya merasa tangan dan kaki kanan saya itu cacat. Kadang saat saya mengatakan tangan dan kaki kanan saya cacat, ibu selalu menangis dan ibu selalu menyalahkan dirinya sendiri atas apa yg telah terjadi pada saya dan bapak juga selalu menyalahkan dirinya sendiri.

Saat semangat hidup mulai muncul lagi dalam diri saya, pada saat itulah saya mulai bertekad untuk tidak mengeluh lagi dan tidak membuat bapak dan ibu saya menangis, membuktikan pada mereka bahwa meskipun dengan keterbatasan, saya masih bisa berprestasi, masih bisa membuat mereka bangga.

Sayapun mulai berlatih menulis dengan tangan kanan lagi, namun semakin lama malahan tidak ada perubahan, akhirnya sayapun memutuskan untuk belajar menulis dengan tangan kiri. Alhamdulillah, karena kebesaran Allah sayapun bisa menulis lagi, meskipun  dengan  menggunakan tangan kiri. Semangat untuk bersekolahpun mulai tumbuh dalam diri saya.  Akhirnya saya mendaftar SMA di kota Cirebon. Alhamdulillah karena kerja keras dan tekad kokoh tak tertandingi, di masa SMA  saya  bisa berprestasi meskipun dengan keterbatasan.

Kemudian sayapun lulus dari SMA dengan nilai yang cukup memuaskan, saya mulai memberanikan diri merantau ke Jakarta untuk berkuliah dan untungnya di Jakarta juga ada kakak saya yang tinggal  disana, namun meskipun ada kakak, saya tetap memilih untuk ngekost. Alhamdulillah juga  karena  kerja keras di perkuliahan, saya bisa mendapatkan beasiswa untuk lanjut S2 di kampus tersebut. Saat ibu dan bapak tahu kalau saya mendapatkan beasiswa, mereka langsung bahagia sekali, pancaran matanya menyimpan kebanggan kepada saya.

Untuk bapak dan ibu, untuk saat ini hanya ini Mahakarya yang bisa saya berikan. Insyaallah dimasa depan sebelum kalian wafat saya akan memberikan mahakarya-mahakarya yg lain yg dapat membuat kalian lebih bangga terhadap saya meskipun dengan keterbatasan. Terimakasih untuk bapak dan ibu yang selalu sabar dan sayang dalam merawat  saya dan membuat saya bisa melihat dunia ini lagi. Maafkan apabila dulu pernah membuat kalian menangis.

kokku Photo Writer kokku

keterbatasan bukanlah penghalang, namun jadikan keterbatasan itu menjadi sebuah motivasi tinggi

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya