Hat-hati! 5 Bahaya Pola Asuh Over Protektif Terhadap Perkembangan Anak

Pola asuh ini memberikan dampak buruk kepada anak

Dengan niatan menjaga anak dari dampak buruk pergaulan bebas, terkadang masih banyak orang tua yang menerapkan pola asuh over protektif. Di mana mereka membatasi anak untuk bergaul ataupun bersosialisasi dengan teman 'sebaya' mereka.

Namun di balik itu, pola asuh over protektif ini memiliki beberpa dampak negatif yang mengintai sang anak. Pola asuh ini dapat mempengaruhi emosi anak, menimbulkan kecemasan, kesulitan dalam pengambilan keputusan, dan rendahnya rasa percaya diri.

Penelitian lain oleh Johnson et al. (2020) menyimpulkan bahwa pola asuh over protektif dapat menghambat perkembangan sosial anak. Anak-anak tersebut mungkin memiliki keterbatasan dalam berinteraksi dengan teman sebaya atau membangun keterampilan sosial yang diperlukan untuk beradaptasi dalam lingkungan sosial yang lebih luas.

Dari beberapa dampak tersebut, mari kita telaah lebih dalam tentang bahaya-bahaya pola asuh over protektif yang dapat memengaruhi perkembangan anak dalam jangka panjang.

1. Ketergantungan dan keterbatasan

Hat-hati! 5 Bahaya Pola Asuh Over Protektif Terhadap Perkembangan AnakIlustrasi anak sedang belajar bersama orang tua (pixels.com/Mikhail Nilov)

Dalam pola asuh over protektif, ketergantungan dan keterbatasan menjadi dua hal yang dapat menghambat perkembangan anak secara signifikan. Ketergantungan terjadi ketika anak terlalu bergantung pada orang tua untuk melakukan hal-hal sehari-hari atau mengambil keputusan penting

Mereka tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan kepercayaan diri karena selalu ada orang tua yang terlalu melindungi mereka. Keterbatasan juga muncul karena anak tidak diberi kesempatan untuk mengeksplorasi, belajar dari pengalaman, atau menghadapi tantangan mereka sendiri.

Akibatnya, anak mungkin kesulitan menghadapi tekanan dan tantangan di dunia nyata, serta mengembangkan keterampilan sosial dan kemampuan memecahkan masalah.

Dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengatasi tantangan dengan bimbingan yang tepat, mereka dapat mengembangkan kemandirian, percaya diri, dan kemampuan untuk menghadapi berbagai situasi kehidupan dengan lebih baik.

2. Rendahnya kemandirian

Hat-hati! 5 Bahaya Pola Asuh Over Protektif Terhadap Perkembangan AnakIlustrasi anak sedang memakai topeng (pixels.com/Artem Podrez)

Rendahnya kemandirian adalah salah satu dampak negatif yang sering terjadi pada anak yang dibesarkan dengan pola asuh over protektif. Anak akan kehilangan kesempatan untuk mengembangkan kemandirian dan keterampilan hidup.

Kebiasaan orangtua yang selalu mengarahkan anak dengan paksaan membuat anak tidak memiliki perkembangan kemandirian secara baik. Mereka terbiasa dibantu oleh orangtua dalam mengambil keputusan dan menyelesaikan masalah.

Untuk mengatasi dampak negatif pola asuh over protektif terhadap kemandirian anak, penting bagi orangtua untuk memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar mandiri dengan memberikan tanggung jawab yang sesuai dengan usia mereka. Orangtua perlu memberikan bimbingan yang tepat namun juga memberikan ruang bagi anak untuk mengatasi tantangan dan mengambil keputusan sendiri

Melalui pengalaman dan pembelajaran mandiri, anak akan dapat membangun rasa mandiri dan percaya diri, serta lebih siap dalam menghadapi berbagai situasi dan permasalahan di masa depan.

Baca Juga: 4 Kebiasaan Sederhana yang Berpengaruh Besar pada Perkembangan Anak

3. Rasa percaya diri yang rendah

Hat-hati! 5 Bahaya Pola Asuh Over Protektif Terhadap Perkembangan AnakIlustrasi anak sedang bersembungi dalam bantal (pixels.com/Pixabay)

Tentunya dengan pola asuh over protektif, dampak yang sering terlihat adalah kurangnya rasa percaya diri sang anak. Entah itu dalam menghadapi masalah atau sekadar menentukan pilihan akan suatu hal. Membuat mereka menjadi ragu dalam menghadapi masalah akan berdampak juga pada perkembangan mental anak tersebut.

Dan kembali lagi ini karena pola didik yang selalu mengarahkan anak untuk memilih sesuatu dengan tuntutan orang tua. Tidak memberikan kebebasan anak dalam menentukan keputusan adalah awal dari penurunan kepercayaan diri sang anak.

Dampak rendahnya kepercayaan diri anak ini tidak bisa langsung kita lihat, ini akan terjadi secara bertahap. Ketika mereka sudah mulai beranjak dewasa dan waktunya mereka menentukan pilihan mereka sendiri, sang anak akan merasa tidak percaya diri di setiap langkah yang mereka ambil.

Denga memberikan kepercayaan terhadap anak untuk menentukan pilihan, otrang tua akan ikut andil untuk mengembangkan kepercayaan diri anak. Di sisi lain mereka juga akan belajar untuk bertanggungg jawab atas pilihan yang sudah mereka ambil sendiri.

4. Keterbatasan pengalaman sosial

Hat-hati! 5 Bahaya Pola Asuh Over Protektif Terhadap Perkembangan AnakIlustrasi anak sedang berseteru (pixels.com/Vika Glitter)

Keterbatasan pengalaman sosial juga menjadi aspek penting yang terdampak dari pola didik over protektif ini. Dengan banyaknya batasan pergaulan mereka, secara tidak langsung orang tua akan memutus berbagai rantai sosial yang sudah sang anak bangun.

Hal ini membuat anak tidak dapat bergaul dan bersosialisasi dengan baik dengan rekan ataupun teman sebaya mereka. Dimana masa kecil yang selalu berkaitan dengan kegembiraan bermain bersama teman tidak akan bisa dirasakan oleh sang anak.

Dampak lain yang akan dirasakan anak dengan keterbatasan pengalaman sosial adalah mereka akan dikucilkan oleh teman sebaya mereka. Membuat sang anak menjadi pribadi yang sulit mendapatkan teman, tidak suka bergaul, dan lebih suka menyendiri.

Sebagai orangtua, yang harus dilakukan bukanlah membatasi pergaulan anak melainkan mengawasi pergaulan mereka. Dengan melakukan pengawasan, kita menjadi tahu seperti apa pergaulan sang anak di lingkungan sosial mereka. Serta, jika ada masalah yang mungkin sang anak hadapi di lingkungan sosialnya

Oangtua harus senantiasa menjadi support system untuk sang anak dan memberikan beberapa saran tanpa harus kita membatasi pergaulan mereka, membiarkan mereka menghadapi masalah sosial mereka secara menadiri juga akan menjadi investasi baik untuk sang anak di masa depan.

5. Kurangnya ketrampilan penyesuaian

Hat-hati! 5 Bahaya Pola Asuh Over Protektif Terhadap Perkembangan AnakIlustrasi anak sedang memandang ke jendela (pixels.com/Quang Nguyen Vinh)

Hal terakhir yang menjadi dampak negatif dari pola asul over protektif adalah kurangnnya ketrampilan penyesian. Ketika anak dibesarkan dengan perlindungan yang berlebihan, akan membuat ketrampilan penyesuaian mereka menjadi rendah.

Ketika anak beranjak dewasa dan mulai menghadapi dunia nyata tanpa perlindungan orang tua, anak akan merasa kuwalahan menghadapi semua tekanan dan tuntutan. Membuat mereka tidak percaya diri akan pilihan dan jalan yang mereka ambil

Kecemasan berlebih juga akan dirasakan anak ketika mereka mulai dewasa dan dituntut untuk mandiri, akibat tidak adanya perlindungan orang tua, anak merasa khawatir ketika menghadapi tantangan.

Pembatasan-pembatasan inilah yang membuat rendahnya ketrampilan anak. Mulai dari ketrampilan bersosialisasi, ketrampilan dalam menghadapi masalah, ataupun ketrampilan dalam mengolah konsekuensi dari pilihan yang sang anak itu ambil.

Dengan mengetahui beberapa dampak negatif dari pola asuh over protektif ini, mungkin dari kalian yang sudah menjadi orangtua harus memikirkan ulang jika ingin menerapkan pola asuh yang satu ini. Dampak dari pola asuh ini tidak akan dirasakan orangtua secara langsung, namun seperti halnya investasi, dampaknya akan dirasakan ketika anak sudah mulai beranjak dewasa.

Setiap orang tua menginginkan hal yang  terbaik untuk anaknya, namun kadang, hal yang dianggap baik oleh orangtua, memiliki dampak yang buruk di kemudian hari bagi sang anak.

Baca Juga: Apa Itu Pola Asuh Otoriter? Kenali Ciri dan Dampaknya untuk Anak 

Sandria Barqi Habib Asmartha Zam Zam Photo Verified Writer Sandria Barqi Habib Asmartha Zam Zam

Writer IDN Times Hal yang disukai : Tidur [Hal yang gak disukai : Ketika tidur saya di ganggu] IG : @sandriabhazz

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi

Berita Terkini Lainnya