5 Tips Membimbing Anak yang Ingin Jadi Content Creator

Tekankan pentingnya menjaga privasi

Sejak munculnya media sosial, profesi content creator menjadi spotlight di kalangan masyarakat. Kalau dulu anak-anak menyebutkan dokter atau insinyur saat ditanya cita-cita, kini banyak yang lebih tertarik menjadi content creator karena terinspirasi dari kesuksesan idolanya di platform, seperti YouTube, TikTok, dan Instagram.

Namun, mengizinkan anak terjun ke dunia digital bak dua sisi mata pisau. Di satu sisi, anak bisa mengasah kreativitas dengan berkarya, mengekspresikan diri, atau bahkan menghasilkan uang dari konten yang dibuat. Di sisi lain, ada risiko yang mengancam keamanannya.

Untuk itu, peran orangtua diperlukan untuk membimbing anak yang ingin menjajal dunia content creator. Tips berikut bisa diterapkan agar tidak privasi dan keselamatannya tetap terjaga. Mari disimak sampai tuntas.

Baca Juga: 5 Mindset yang Harus Diterapkan Content Creator Pemula

1. Ajarkan privasi sejak dini

5 Tips Membimbing Anak yang Ingin Jadi Content Creatorilustrasi anak membuat konten (pexels.com/Julia M Cameron)

Anak-anak dikenal dengan kepolosannya. Mereka sering mengungkapkan apa yang ada di pikiran tanpa menyadari apakah hal tersebut pantas untuk dibicarakan atau tidak. Penting bagi anak untuk memahami bahwa tidak semua hal bisa dibagikan secara online, karena hal ini bisa memicu situasi yang tidak diinginkan.

Contohnya, jika anak memberikan alamat rumahnya, banyak orang bisa datang dan mengganggu kenyamanan. Bahkan bukan tak mungkin di antara mereka ada yang memiliki niat jahat, seperti mencuri atau menculik.

Informasi pribadi anak, seperti alamat rumah, nomor telepon, dan detail identitas lainnya, harus dijaga kerahasiaannya. Dengan mengajarkan hal ini sejak dini, anak akan lebih berhati-hati dalam berbagi informasi di dunia maya.

2. Pantau dan batasi aktivitas anak di media sosial

5 Tips Membimbing Anak yang Ingin Jadi Content Creatorilustrasi anak membuat konten (freepik.com/freepik)

Meskipun memberi kebebasan pada anak dalam berkreasi itu penting, orangtua tetap perlu memantau aktivitas mereka di media sosial. Pastikan bahwa anak menggunakan platform yang sesuai dengan usianya. Di beberapa platfrom, terdapat mode kids yang bisa orangtua terapkan untuk anak. Namun begitu, pemantauan berkala tetap dibutuhkan.

Jangan lupa membuat aturan mengenai kapan dan berapa lama anak boleh menggunakan media sosial. Sebab jika kecanduan, khawatir anak akan kesulitan fokus dan berkonsentrasi di sekolah. Walau anak sudah berpenghasilan lewat media sosial, tetap tanamkan mindset bahwa edukasi adalah prioritas utama. 

3. Libatkan diri dalam proses pembuatan konten

5 Tips Membimbing Anak yang Ingin Jadi Content Creatorilustrasi orangtua membuat vlog dengan anak (pexels.com/MART PRODUCTION)

Orangtua boleh, bahkan sangat dianjurkan, untuk membebaskan anak berkreasi dan berkarya lewat konten. Namun, ini bukan berarti orangtua dapat membiarkan anak tanpa pengawasan yang ketat. Anak-anak mungkin belum memahami konsep benar dan salah, sehingga mereka cenderung membuat konten yang viral tanpa pemikiran rasional.

Jika tren di media sosial ternyata membahayakan keselamatannya, tentu orangtua harus memberikan pengertian. Misalnya tren ice bucket challenge atau tantangan menyiram ember berisi es ke diri sendiri. Ada pula the chocking game, permainan mencekik diri sendiri sampai pingsan. Tak sedikit nyawa terenggut akibat tren berbahaya di internet.  

Sebagai gantinya, orangtua bisa mengarahkan anak untuk membuat konten yang positif. Dorong mereka untuk membuat konten yang tak hanya menghibur, tetapi juga mendidik atau menginspirasi orang lain. Dengan ini, anak tak hanya membangun citra yang baik, tetapi juga menciptakan dampak yang positif di dunia digital.

Baca Juga: 5 Kesalahan Umum yang Dilakukan Content Creator Pemula, Hindari!

4. Tekankan pentingnya etika digital

5 Tips Membimbing Anak yang Ingin Jadi Content Creatorilustrasi anak membuat konten (pexels.com/Mikhail Nilov)

Menjadi content creator bukan hanya soal membuat konten, tapi juga tentang bagaimana berinteraksi dengan audiens. Anak mungkin belum memahami sepenuhnya tentang bagaimana interaksi yang sehat di dunia digital. 

Karena itu, ajarkan anak tentang etika digital, seperti bagaimana berkomentar dengan sopan, menghormati orang lain, dan tak menyebarkan informasi yang menyesatkan. Ini akan membantu anak menjadi content creator yang bertanggung jawab dan disukai oleh audiens.

5. Bicarakan tentang risiko dunia digital

5 Tips Membimbing Anak yang Ingin Jadi Content Creatorilustrasi anak membuat konten (freepik.com/freepik)

Dunia digital juga menyimpan banyak risiko, seperti cyberbullying, penipuan, dan eksploitasi. Pastikan anak memahami risiko-risiko ini dan bimbing mereka cara menghadapinya dengan bijaksana. Arahkan mereka untuk melaporkan konten yang tak pantas.

Jangan lupa juga selalu ingatkan mereka agar terbuka dan mau meminta bantuan jika menghadapi situasi yang kurang nyaman. Ini akan membekali dan membentengi mereka jika ada hal yang tak diinginkan, seperti mendapatkan komentar negatif dari audiens.

Menjadi content creator bisa menjadi pengalaman yang sangat mendidik bagi anak. Namun, penting bagi orangtua untuk tetap hadir dan membimbing mereka dalam perjalanan ini. Dengan memperhatikan privasi dan memberikan dukungan yang tepat, anak bisa mengembangkan kreativitas mereka dengan aman dan nyaman.

Jika anak menghadapi masalah, seperti cyberbullying, yang mengganggu mental anak, segera jauhkan dari media sosial dan dampingi mereka sampai merasa lebih baik. Orangtua juga bisa berkonsultasi dengan psikolog anak untuk membantunya pulih dari trauma akibat kejahatan digital. 

Baca Juga: 3 Positive Parenting dalam Mendidik Anak Masa Kini 

Nadhifa Arnesya Photo Verified Writer Nadhifa Arnesya

There's art in (art)icle. Hence, writing an article equals to creating an art.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Naufal Al Rahman

Berita Terkini Lainnya