5 Tips Meningkatkan Peran Ayah dalam Kehidupan Anak, Mulai dari Rumah

Kasihan anak rindu figur ayah, padahal serumah

Fenomena fatherless atau kurangnya peran ayah yang dirasakan dalam kehidupan anak jangan disikapi dengan sinis. Seolah-olah anak yang pada masa dewasanya merasa kekurangan kasih sayang ayahnya berarti tidak menghargai ayah. Ia timpang dalam menyayangi kedua orangtuanya.

Anak lebih memuja sosok ibu daripada ayahnya. Pemujaan seperti ini tentu ada latar belakangnya. Anak terlahir dengan perasaan yang netral. Secara alami dia berpotensi untuk dekat dengan siapa saja, baik ibu maupun ayah bahkan orang yang tidak memiliki hubungan darah dengannya. Namun, apabila seiring berjalannya waktu peran ayah dalam kehidupannya sangat kecil, anak tentu menjadi hanya dekat dengan ibunya. 

Ayah jangan merasa ini semata-mata disebabkan oleh kesibukan kerjanya di luar rumah. Di waktu luang pun, ayah belum tentu memiliki kesadaran buat membangun waktu yang berkualitas bersama anak.

Manfaatkan sebaik mungkin waktu yang dimiliki hari ini, karena setiap detiknya tidak dapat tergantikan di masa depan. Ibu dan ayah mesti bekerja sama supaya anak merasakan kasih sayang kedua orangtuanya secara imbang dengan lima cara berikut.

1. Ibu mendorong anak agar mau bersama ayah

5 Tips Meningkatkan Peran Ayah dalam Kehidupan Anak, Mulai dari Rumahilustrasi bermain bersama (pexels.com/Ron Lach)

Untuk situasi keluarga di mana anak telanjur lebih dekat dengan ibu ketimbang ayah tidak berarti gak ada usaha yang bisa dilakukan lagi. Keadaan ini masih dapat diperbaiki dengan dorongan dari ibu supaya anak tak takut-takut pada ayah. Sebagai contoh, ketika anak minta ditemani bermain.

Jika ibu sedang sibuk, tawarkan pada anak supaya ia bermain dengan ayah dulu. Ibu dapat menambahkan kalimat sugestif seperti ayah juga jago dalam suatu permainan. Bahkan ayah lebih menguasai permainan itu ketimbang ibu. Kalimat ini berfungsi untuk membangun rasa penasaran anak akan pengalaman bermain bersama ayah.

Jika anak sudah mau bermain dengan ayahnya, ibu tidak perlu terburu-buru menyusul. Beri mereka waktu lebih lama buat membangun kedekatan. Kalau ibu datang terlalu cepat, anak bisa-bisa langsung menghentikan permainannya dengan ayah dan kembali lekat pada ibu saja. Biarkan perhatian anak sepenuhnya tertuju pada permainan serta ayahnya buat sementara waktu.

2. Ayah mengajukan diri untuk membantu dan menemani anak

5 Tips Meningkatkan Peran Ayah dalam Kehidupan Anak, Mulai dari Rumahilustrasi ayah dan anak (pexels.com/Josh Willink)

Usaha ibu untuk mendorong anak supaya dekat dengan ayah akan sia-sia apabila pasangannya acuh tak acuh. Anak mampu membaca tingkat keinginan ayah untuk berinteraksi dengannya. Kalau ayah tidak terlebih dahulu menunjukkan antusiasmenya untuk menemani dan bermain bersama anak, dia pun enggan mendekat.

Ayah harus punya inisiatif buat menjadi yang pertama mendekati buah hati. Masih dengan contoh anak minta ditemani ibunya untuk bermain, ayah yang mendengar dapat langsung mendekat serta mengajaknya bermain. Bawa beberapa mainan anak biar ia tahu kalau ayah serius mau bermain dengannya. 

Begitu pula ketika anak mengalami kesulitan yang tak dapat diatasinya sendiri, segeralah membantunya walau belum diminta. Contohnya, ketika anak pulang main dengan sepeda yang rusak. Ayah jangan bersikap terlalu kaku dengan hanya mau membantu anak setelah dia meminta tolong dengan benar serta sopan. Bertindaklah berdasarkan apa yang terlihat agar anak mengerti bahwa ada ayah yang selalu siap membantunya sehingga ia gak perlu terlampau cemas.

Baca Juga: 9 Sikap Ayah yang Dibenci Anak Perempuan, Ada Susah Minta Maaf!

3. Diskusi masalah anak melibatkan ibu dan ayah

5 Tips Meningkatkan Peran Ayah dalam Kehidupan Anak, Mulai dari Rumahilustrasi keluarga (pexels.com/Annushka Ahuja)

Masalah anak adalah persoalan orangtuanya juga. Sudah seharusnya bukan cuma ibu yang mengetahuinya dan dimintai pendapat oleh anak. Ayah pun perlu mengerti sehingga biasakan untuk mengadakan diskusi di rumah. Kalau bisa setiap hari, misalnya setelah makan malam.

Tanyakan pada anak tentang ada atau tidaknya persoalan di sekolah atau dalam interaksinya dengan siapa pun. Ayah juga jangan cuma menjadi pendengar pasif. Berikan pandangan atau pertanyaan lebih lanjut jika ada informasi yang belum jelas. Ini akan membentuk obrolan dari dua arah antara ayah dengan anak.

Karena masalah baru diketahui orangtua saat itu, ada kemungkinan ayah dan ibu bakal berbeda pendapat. Ini tidak masalah sebab pendapat yang berlainan akan saling melengkapi. Terpenting perbedaan pandangan gak bikin orangtua malah ribut sendiri dan mengabaikan anak yang menantikan solusi.

Ayah juga jangan begitu santai dengan mengandalkan pasangan buat membantu anak mengatasi masalah-masalahnya. Atau, ayah puas hanya dengan mendengar cerita pasangan tentang anak mereka. Sebisa mungkin ketiganya berinteraksi secara langsung ketika anak perlu teman bicara.

4. Ayah berperan aktif dalam pendidikan karakter dan akademik anak

5 Tips Meningkatkan Peran Ayah dalam Kehidupan Anak, Mulai dari Rumahilustrasi ayah dan anak (pexels.com/Kampus Production)

Walaupun anak belajar di sekolah yang terbaik, peran orangtua mutlak diperlukan. Tidak hanya peran ibu, melainkan juga peran ayah dalam mendidik karakter anak maupun sisi akademiknya. Buat jadwal anak belajar bersama ayah. Bila tidak dapat setiap hari lantaran terkadang ayah mesti lembur di kantor, sebisanya saja.

Poinnya adalah ayah jangan melemparkan tugas mendidik anak cuma pada ibu, guru di sekolah, atau guru lesnya. Baik anak laki-laki maupun perempuan sama-sama membutuhkan pendampingan dari ayahnya. Anak laki-laki memerlukan role model agar ia tumbuh menjadi pria yang bertanggung jawab dan mampu menjalankan perannya dengan baik.

Sementara anak perempuan juga butuh belajar dari perspektif lawan jenisnya dalam menghadapi berbagai hal. Anak yang memperoleh pendampingan kedua orangtuanya lebih mungkin tumbuh sebagai pribadi dewasa yang tidak ragu-ragu dalam mengambil keputusan, realistis, sekaligus penuh empati. Caranya melihat persoalan juga lebih luas karena terbiasa mendengarkan ayah serta ibu.

5. Sikap ayah pada teman anak jangan kaku dan berjarak

5 Tips Meningkatkan Peran Ayah dalam Kehidupan Anak, Mulai dari Rumahilustrasi keluarga (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Maksud ayah barangkali melindungi anak sendiri dari kemungkinan teman-temannya yang kurang baik. Akan tetapi, boleh jadi sikap ayah yang tidak ramah bikin anak tertekan setiap teman-temannya main ke rumah. Apalagi jika ayah bersikap lebih keras pada teman anak yang lawan jenis.

Anak menjadi malu dan gak mau lagi membawa kawan-kawannya ke rumah. Padahal penting untuk orangtua mengenal teman-teman anak dengan baik. Mereka tahu banyak mengenai pergaulan anak bahkan kemungkinan anak sempat berinteraksi dengan orang asing saat di luar rumah.

Kalau ayah keliru dalam melakukan pendekatan dengan kawan-kawan anak, bisa-bisa sulit mengetahui informasi berharga terkait keselamatan anak. Meski sebagian ayah merasa canggung berhadapan dengan banyak anak, kemampuan ini dapat dilatih. Teknik amati, tiru, serta modifikasi juga dapat diterapkan di sini dengan sikap pasangan terhadap teman-teman anak sebagai teladannya.

Kurangnya peran ayah akan menciptakan lubang dalam kehidupan anak sampai masa dewasanya. Mumpung sosok ayah masih hidup serta dalam keadaan sehat, hadirlah dalam kehidupan anak secara penuh. Tidak hanya secara fisik, melainkan ayah juga mesti terhubung secara batin dengan anak.

Baca Juga: 7 Peran Ayah dalam Mendidik Anak Lelaki Menjadi Tangguh

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Inaf Mei

Berita Terkini Lainnya