6 Tips agar Anak Tak Menangis Saat Ditegur, Perhatikan Nada Bicaramu

Kalau ia keburu nangis, pesanmu gak sampai

Tugas orangtua memang mengarahkan anak agar bisa berperilaku dengan baik. Maka kamu pun gak boleh membiarkan saja sikap anak yang tak sopan, teledor, apalagi menakali temannya. Akan tetapi, menegur anak tidak bisa disamakan dengan orang dewasa. Saat dirimu menegur teman, kamu dapat langsung saja mengatakan poinnya.

Orang yang ditegur juga cukup mampu menerimanya dan fokus pada kebenaran teguranmu. Namun, menghadapi anak sering tak semudah ini. Bukannya memperhatikan isi teguranmu, dia justru dapat tiba-tiba menangis. Padahal dirimu baru mengatakan beberapa patah kata.

Bila anak telanjur menangis, dia bisa sukar ditenangkan. Pun kamu dapat larut dalam perasaan tidak tega sehingga urung menegakkan peraturan dan terlalu menoleransi perilaku negatifnya. Akibatnya, kesalahan yang sama akan terus dilakukannya. Supaya anak kuat menerima teguranmu serta mau berubah, perhatikan cara menyampaikannya berikut ini.

1. Jangan dilakukan di depan banyak orang, kecuali amat mendesak

6 Tips agar Anak Tak Menangis Saat Ditegur, Perhatikan Nada Bicaramuilustrasi menegur anak (pexels.com/August de Richelieu)

Sama sepertimu, anak juga mempunyai rasa malu. Bedanya, respons orang dewasa yang malu belum tentu menangis. Kadang emosi yang dirasakan lebih ke marah atau akhirnya menangis juga, tetapi ini dilakukan saat sendirian saja. Sementara itu, ledakan air mata anak umumnya terjadi begitu teguran diberikan.

Kalau kamu hanya berdua saja dengan anak saat menegur perilaku atau perkataannya, kecil kemungkinan anak menangis. Paling dia cuma cemberut atau berani sedikit mendebatmu karena rasa tidak terima. Ini dapat menjadi kesempatan untukmu menjelaskan akibat dari perilakunya yang kurang baik sehingga anak lebih mengerti.

Namun, saat teguran keras disampaikan di depan banyak orang, anak merasa dipermalukan. Dia terlalu takut menghadapi tatapan mereka sehingga air mata pun tak terbendung.

Kamu cuma diperbolehkan menegur anak saat itu juga apabila penundaan akan berakibat lebih buruk. Contohnya, anak memukul kawannya. Tanpa teguran spontan, dia mungkin kembali melakukan pemukulan dan makin lama makin keras.

2. Turunkan nada suara biar gak terkesan membentak-bentak

6 Tips agar Anak Tak Menangis Saat Ditegur, Perhatikan Nada Bicaramuilustrasi menegur anak (pexels.com/Monstera Production)

Anak paling takut dibentak oleh orang dewasa. Meski kamu gak bermaksud membentaknya, tinggi nada suaramu menunjukkan hal tersebut. Rasa takutnya yang sontak memuncak akan membuatnya gak fokus lagi dengan inti perkataanmu. Dia telanjur menangis dan boleh jadi ini membuatmu sungguh-sungguh marah padanya.

Biar teguranmu tak berujung drama antara orangtua dengan anak, perhatikan nada suaramu. Kontrol emosimu supaya kata-kata yang keluar tidak dalam nada tinggi. Yakini bahwa segalanya dapat dibicarakan baik-baik. Bahkan penggunaan nada suara yang lebih bersahabat memudahkan anak buat mencernanya.

Satu kali teguran saja bisa membuatnya mengerti. Ketimbang kamu berteriak-teriak yang membuatnya ketakutan dan menangis histeris. Dengan cara bicaramu yang gak ngegas tetapi tetap tegas, anak akan berani bertanya bila ada hal-hal yang belum dia mengerti dari teguranmu. Ini membuka ruang diskusi di antara kalian dan ia makin memahaminya.

Baca Juga: 6 Cara Menegur Anak yang Berebut Mainan dengan Temannya, Tegas? 

3. Puji dulu sebelum mengkritik

6 Tips agar Anak Tak Menangis Saat Ditegur, Perhatikan Nada Bicaramuilustrasi menegur anak (pexels.com/Anete Lusina)

Teguran sama dengan kamu menyampaikan kritik atas tindakan atau perkataan anak yang salah. Tapi di samping kesalahan yang dilakukannya itu, boleh jadi ada hal baik yang tidak boleh diabaikan. Misalnya, anak bermaksud baik dengan mengajak temannya yang penyendiri untuk bermain bersama.

Hanya saja, anak tidak memperhatikan waktu ketika datang ke rumahnya. Seperti siang-siang saat kawannya kudu tidur. Atau, anakmu seolah-olah memaksanya dengan bilang temannya sombong jika menolak ajakannya untuk bermain. Sebelum kamu menegur kekeliruannya, berikan apresiasi dulu atas maksud baiknya.

Puji kepedulian anak pada temannya supaya ia mampu berbaur. Katakan bahwa kepedulian seperti ini mesti diteruskan. Akan tetapi, ke depan caranya kudu lebih baik. Minta anak untuk datang ke rumah temannya pada sore hari atau di akhir pekan. Jika dia gak langsung mau diajak main, sampaikan harapan kalau kapan-kapan ia mau bermain bersama tinggal bilang saja.

4. Berikan solusi efektif atas kesalahannya

6 Tips agar Anak Tak Menangis Saat Ditegur, Perhatikan Nada Bicaramuilustrasi menegur anak (pexels.com/Keira Burton)

Dengan keterbatasan pengetahuan anak, ia belum terlalu mengerti perilaku yang baik dengan buruk. Apalagi cara untuk memperbaiki kesalahan yang telanjur dilakukannya. Maka tugasmu tidak berhenti hanya pada memberikan teguran. Tak kalah penting dari itu adalah kamu memberitahukan solusi terbaik atas tindakannya.

Misalnya, dia tadi merebut mainan adiknya sampai adik menangis. Arahkan anak untuk mengembalikan mainan tersebut dan meminta maaf pada adik. Di lain pihak, adik juga didorong buat memaafkan kakaknya. Jika mereka sudah saling memaafkan meski tampak ada raut keterpaksaan, masalah jangan diperpanjang lagi.

Cairkan suasana yang sempat tegang dengan dirimu bermain bersama keduanya. Solusi yang efektif penting agar anak yang bersalah tidak terlalu lama tertekan selepas kena teguran. Jika kamu membiarkannya memikirkan solusinya sendiri, kebingungan akan membuatnya menangis dan menjadi masalah baru.

5. Tekankan bahwa kamu bukannya tak menyayanginya

6 Tips agar Anak Tak Menangis Saat Ditegur, Perhatikan Nada Bicaramuilustrasi mengasuh anak (pexels.com/KATRIN BOLOVTSOVA)

Anak yang belum terbiasa ditegur biasanya sensitif sekali. Apalagi jika ia anak tunggal sehingga tak pernah melihatmu menegur anak lain. Sedikit saja teguran darimu seakan-akan telah meruntuhkan seluruh dunianya. Dia merasa kamu gak sayang lagi padanya karena kesalahan tersebut.

Meski anak tidak menyatakan ketakutannya itu, penting untukmu langsung menegaskan bahwa kamu bukannya tak menyayanginya. Malah teguran itu menjadi tanda besarnya kasih sayangmu padanya. Dirimu tidak ingin anak mengulang kesalahan serupa apalagi lebih buruk daripada itu.

Pun jika orangtua gak menegurnya, nanti malah orang lain yang melakukannya. Anak pasti bakal lebih terpukul kalau itu sampai terjadi. Setelah anak mampu menerima penjelasanmu, segera peluk dia untuk meyakinkannya bahwa kasih sayangmu padanya sama sekali gak berkurang. Terpenting anak telah menyadari dan menyesali perbuatannya serta berjanji tidak mengulanginya.

6. Jangan terkesan membela atau membandingkannya dengan anak lain

6 Tips agar Anak Tak Menangis Saat Ditegur, Perhatikan Nada Bicaramuilustrasi keluarga (pexels.com/Kindel Media)

Saat kesalahan anak berkaitan dengan anak lainnya, penting sekali untukmu memperhatikan perasaannya. Sebab di usia ini anak mudah sekali cemburu pada teman sebaya. Begitu kamu terdengar lebih membela anak lain, ia merasa amat terluka. Rasanya seolah-olah dirimu lebih menyayangi anak itu daripada dirinya.

Contohnya, anak sembarangan mengambil mainan temannya. Alih-alih kamu berkata kasihan kawannya atau seharusnya dia meniru anak lain yang gak nakal, fokus saja pada anakmu. Sampaikan bahwa mainan itu bagaimanapun juga bukan miliknya. Barang milik orang lain hanya boleh dipinjam dengan izin. Anak kudu mengembalikannya serta meminta maaf.

Kalau teguranmu fokus ke anak saja, lebih mudah untuknya menerimanya. Dia tidak merasa kehilangan perhatianmu. Tapi bila kamu seperti membela atau membandingkannya dengan anak lain, bisa jadi anakmu gak cuma menangis. Namun juga tiba-tiba lari meninggalkanmu dan temannya dengan perasaan marah. 

Orangtua harus berani menegur anak jika ada perilaku atau ucapannya yang gak baik. Tapi dalam kamu melakukannya perlu strategi karena perasaan anak masih rapuh. Buat anak memahami kekeliruannya serta cara untuk memperbaikinya. Hindari menyebabkannya frustrasi lantaran menghadapi kemarahanmu.

Baca Juga: 5 Perilaku Anak Usia Prasekolah yang Tidak Boleh Diabaikan, Ketahui!

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi

Berita Terkini Lainnya