9 Tantangan Mengasuh Anak di Rumah, Waspadai Konflik

Perhatian tapi cegah kelekatan yang tak aman

Sebelum anak masuk ke sekolah menengah pertama, ia menghabiskan lebih banyak waktunya di rumah. Apalagi anak usia prasekolah yang dari bangun sampai tidur lagi bersama orangtua. Walau tampaknya rumah menjadi tempat yang paling aman buat anak, masalah pengasuhan tak bisa diremehkan.

Orangtua dituntut untuk sangat berhati-hati dalam memantau kegiatan anak di rumah. Apa saja yang terjadi di rumah akan membentuk kebiasaan bahkan karakter anak dan menjadi bekalnya menghadapi dunia luar. Pasangan suami istri mesti saling membantu mengatasi sembilan tantangan mengasuh anak di rumah berikut ini agar tetap nyaman dan aman.

1. Memenuhi rasa ingin tahu anak secara baik

9 Tantangan Mengasuh Anak di Rumah, Waspadai Konflikilustrasi anak perempuan (pexels.com/Antoni Shkraba)

Anak dan keingintahuannya yang tinggi harus disikapi orangtua dengan antusiasme yang sama. Jangan anak bersemangat bertanya, tetapi orangtua ogah-ogahan dalam memberikan jawaban. Bahkan beberapa orangtua suka menjawabnya asal-asalan yang membuat pemahaman anak juga menjadi keliru.

Orangtua mesti berwawasan luas dan selalu memiliki semangat belajar di tengah berbagai kesibukan. Dengan begitu, jawaban orangtua tepat serta bijaksana disesuaikan dengan usia anak. Hindari menjawab ngawur sekalipun maksud orangtua hanya bercanda. Anak belum mengerti perbedaan candaan orangtua dengan jawaban yang benar untuk pertanyaannya.

Baca Juga: 5 Tips Menghadapi Saudara Kandung yang Toxic, Beri Batasan!

2. Mengawasi anak yang sangat aktif

9 Tantangan Mengasuh Anak di Rumah, Waspadai Konflikilustrasi anak memanjat (pexels.com/Yan Krukau)

Ada anak yang lebih tenang, gak bergerak ke sana kemari, dan lebih suka berjalan daripada berlari. Tapi ada pula anak yang aktif sekali. Dia tidak hanya berlarian di dalam dan luar rumah, melainkan juga sering memanjat segala benda. Anak tipe ini memerlukan pengawasan ekstra.

Keaktifannya memperbesar kemungkinan terjadinya kecelakaan yang berbuntut cedera. Walaupun kelihatannya langkah anak pendek-pendek dibandingkan orang dewasa, mengikutinya ke sana kemari amat melelahkah. Akan lebih mudah buatmu mengawasi anak apabila membatasi area bermainnya di rumah, misalnya dengan menyediakan satu ruangan khusus yang aman untuknya. Anak menjadi tidak bermain-main di tangga rumah atau balkon yang berbahaya.

3. Tahu kapan menegakkan peraturan dan bersikap toleran

9 Tantangan Mengasuh Anak di Rumah, Waspadai Konflikilustrasi ibu dan putrinya (pexels.com/Nicola Barts)

Di rumah mesti tetap ada peraturan agar anak belajar hidup dengan disiplin serta keteraturan. Jangan sampai peraturan ada hanya untuk dilanggar. Kamu dan pasangan kudu bareng-bareng menegakkan aturan tersebut. Misalnya, aturan mengembalikan setiap benda yang diambil ke tempat semula.

Gak cuma anak yang harus mengembalikan mainannya ke kotak penyimpanan setelah selesai bermain. Orangtua juga mesti menerapkannya ketika mengambil koran, buku, dan sebagainya. Akan tetapi, apa pun peraturannya hendaknya tak terlalu kaku mengikat. Sebagai contoh, dalam keadaan sehat anak makan di meja makan. Namun, bila ia sedang sakit yang cukup berat boleh makan di tempat tidur.

4. Membentuk pola makan dan tidur yang baik

9 Tantangan Mengasuh Anak di Rumah, Waspadai Konflikilustrasi makan donat (pexels.com/Elina Fairytale)

Sebelum anak mulai bersekolah, pola makan dan tidurnya mesti terjaga. Pasalnya, begitu ia bersekolah akan mengenal banyak sekali jajanan. Kalau pola makan yang baik belum terbentuk di rumah, anak bakal kesulitan mengendalikan diri saat jajan. Dia makan sembarangan bahkan jajanan di sekitar sekolah menggantikan makanan utama di rumah.

Pola tidur anak pun perlu ditata sejak dini. Misalnya, anak harus sudah naik ke tempat tidur pukul 21.00. Ia juga wajib tidur siang 1,5 sampai 2 jam. Pola tidur yang baik membantunya beradaptasi ketika masuk sekolah nanti. Anak tak sulit dibangunkan pada pagi hari sebab tidur malamnya telah cukup. Ia juga bisa fokus belajar di sore hari sampai tiba waktunya tidur malam lantaran telah tidur siang.

5. Membangkitkan semangat belajar dan berlatih yang menurun

9 Tantangan Mengasuh Anak di Rumah, Waspadai Konflikilustrasi mogok latihan (pexels.com/MART PRODUCTION)

Penurunan semangat dapat dialami di segala usia. Orang dewasa tak jarang merasa malas menjalankan rutinitas seperti bekerja. Begitu pula anak yang bisa mendadak enggan belajar atau mengikuti latihan. Penyebabnya bisa kelelahan, rasa bosan, mengalami kesulitan, atau ada masalah dengan guru dan teman.

Di titik terendah semangat anak, ia akan mogok sekolah atau les. Kamu kudu tetap tenang menghadapi situasi begini. Gali alasan anak tidak mau lagi melakukannya, diskusikan solusinya, serta berikan motivasi dan bukan tekanan. Anak mungkin butuh refreshing. Orangtua juga perlu memberikan gambaran yang lebih jelas tentang manfaat dari belajar serta berlatih dengan tekun.

6. Menjaga kerukunan antarsaudara

9 Tantangan Mengasuh Anak di Rumah, Waspadai Konflikilustrasi bersama anak-anak (pexels.com/Mikhail Nilov)

Sisi menyenangkan memiliki lebih dari satu buah hati di antaranya suasana rumah menjadi lebih hidup. Anak punya saudara sebagai teman bermain di dalam rumah. Kakak juga dapat berperan sebagai contoh buat adiknya. Akan tetapi, dramanya pasti ada seperti seringnya mereka bertengkar tentang apa saja.

Hal ini disebabkan keduanya sama-sama masih kecil sehingga belum matang secara emosi. Masing-masing ingin menang sendiri dan meminta perhatian penuh dari orangtua. Tapi dengan kerja sama suami istri dalam mengajarkan nilai-nilai kerukunan antarsaudara perlahan-lahan mereka pasti mengerti dan kian jarang bertengkar.

7. Menjaga stok kesabaran terutama saat orangtua ada masalah

9 Tantangan Mengasuh Anak di Rumah, Waspadai Konflikilustrasi bermain dengan anak (pexels.com/Kampus Production)

Menghadapi berbagai tingkah anak setiap hari saja kadang tidak mudah. Apalagi ketika orangtua sedang ada masalah yang menyita pikiran, biasanya tambah sulit untuk bersabar. Bahkan anak tak melakukan apa pun yang mengganggu juga bisa bikin emosi orangtua meledak.

Ini yang wajib menjadi bagian dari komitmenmu bersama pasangan. Lindungi fisik serta psikis anak dari persoalan orang dewasa. Sekalipun kamu dan pasangan lagi kurang harmonis, di depan anak mesti tetap bermanis-manis. Hak anak atas kasih sayang kedua orangtua tak berkurang apa pun yang terjadi pada kalian.

8. Memastikan anak bermain sambil belajar

9 Tantangan Mengasuh Anak di Rumah, Waspadai Konflikilustrasi menemani anak (pexels.com/Karolina Grabowska)

Jika sekadar membiarkan anak bermain tentu mudah. Anak juga mungkin tenang-tenang saja ditinggalkan bermain sendirian. Misalnya, kamu memberinya gadget agar dirimu bisa fokus mengerjakan tugas yang lain. Tapi ingat bahwa usia emas anak gak terulang.

Mestinya di usia ini semua permainannya mengandung sisi edukasi. Memori anak akan merekam dengan baik segala rangsangan. Pastikan kamu selektif terhadap permainan dan hiburan anak. Pilih permainan serta hiburan yang membantu anak mengenal warna, nama-nama, huruf, angka, budi pekerti, dan sebagainya. Bukan sekadar agar ia berhenti mengikutimu yang lagi repot.

9. Mencegah kelekatan yang tidak aman

9 Tantangan Mengasuh Anak di Rumah, Waspadai Konflikilustrasi menggendong anak (pexels.com/Anna Shvets)

Anak memang mudah sekali lekat pada siapa pun yang mengasuhnya. Kedekatan anak dengan orangtua juga amat penting untuk perkembangan emosinya. Akan tetapi, kelekatan yang tidak aman akan menjadi masalah di kemudian hari. Kelekatan yang tak aman ini ditandai dengan anak sama sekali gak mau berpisah dari orangtua.

Nanti sulit sekali untuknya saat harus mulai bersekolah. Orangtua sudah menunggui di depan ruang kelas pun anak tetap tidak bisa tenang dalam belajar bahkan mengamuk dan minta pulang. Kamu serta pasangan perlu secara bertahap mengenalkan anak pada orang lain. Juga sesekali meninggalkannya bersama orang yang tepercaya plus mendorongnya bermain dengan teman sebaya.

Walau ada tantangan mengasuh anak di rumah, namun tanggung jawab orangtua dalam pengasuhan anak amat besar. Ini sebabnya tugas mengasuh anak di rumah tidak dapat diberikan hanya pada satu orang. Selama orangtua masih lengkap, suami dan istri mesti bersama-sama dalam mengasuh anak. Begitu pula bila menggunakan jasa pengasuh anak, bukan berarti kedua orangtua melepas tanggung jawabnya.

Baca Juga: 5 Tips Mengasuh Saudaramu yang Masih Balita, Praktikkan!

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya