5 Tips Membimbing Anak yang Suka Cari Uang, Kecil-kecil Produktif!

Gak usah dilarang tapi diarahkan dengan baik

Setiap anak akan mengembangkan minatnya masing-masing. Ada anak yang suka sekali belajar, berolahraga, ikut berbagai kegiatan, atau mencari uang. Anak dengan kegemaran mencari uang sendiri memang hanya sedikit. Biasanya orang baru tergerak mencari tambahan uang saku setidaknya saat remaja.

Namun, memang ada anak yang memiliki banyak ide buat menghasilkan uang. Ini juga tidak selalu didorong oleh keterbatasan ekonomi kedua orangtua. Sekalipun dirimu telah memberikan uang saku yang cukup dan memenuhi berbagai kebutuhannya, anak tetap ingin mencari uang sendiri.

Minat anak ini sebaiknya tak dipadamkan terlalu dini. Ada banyak manfaat dari kegemarannya memikirkan potensi ekonomi dari berbagai hal yang dapat dilakukannya. Hitung-hitung dia latihan bekerja supaya di masa dewasanya tidak kaget. Ada beberapa tips dalam membimbing anak yang suka cari uang, kamu bisa ikuti caranya di bawah ini.

1. Memperbolehkannya asal tidak meminta-minta

5 Tips Membimbing Anak yang Suka Cari Uang, Kecil-kecil Produktif!ilustrasi ibu dan putrinya (pexels.com/Kamaji Ogino)

Ada yang lebih penting dari sekadar anak berhasil mendapatkan uang atau tidak. Yaitu, caranya dalam menghasilkan uang. Jangan sampai anak gak bisa membedakan cara yang baik dari cara yang buruk untuk mencapai keinginannya. Ketertarikannya yang tinggi terhadap uang mesti diikuti dengan pemahaman bahwa dia gak boleh meminta-minta pada siapa pun.

Tak terkecuali ia meminta uang pada kakek dan neneknya, om serta tantenya, apalagi memalak kawan di sekolah. Juga tidak dengan anak memaksa temannya membeli dagangannya. Anak harus mengumpulkan uang dengan cara-cara yang baik. Seperti berjualan jajanan, menyewakan koleksi bukunya yang telah selesai dibaca, dan sebagainya.

Dengan memberi batasan tentang cara memperoleh uang, anak terhindar dari sifat materialistis yang menyasar orang lain. Bentuk harga diri anak agar tak menadahkan tangannya pada siapa pun. Ia hanya boleh menerima uang untuk pembayaran sesuatu, bukan secara cuma-cuma. Meski hasilnya tidak banyak, beri tahu anak bahwa itu jauh lebih baik ketimbang sekadar meminta-minta.

Baca Juga: 5 Cara Memanfaatkan Pelatihan Kerja dengan Maksimal, Catat!

2. Jangan sampai mengganggu tugas utamanya belajar

5 Tips Membimbing Anak yang Suka Cari Uang, Kecil-kecil Produktif!ilustrasi ibu dan putrinya (pexels.com/Nicola Barts)

Kalau anak sudah asyik dengan kegiatan apa pun, ia bisa mencurahkan terlalu banyak waktu dan energinya di situ. Begitu pula ketika anak bersemangat sekali untuk menghasilkan uang sendiri. Sedikit demi sedikit hasil yang diperolehnya seakan-akan makin mengobarkan semangatnya dalam mencari uang.

Anak dapat lupa belajar atau kurang berkonsentrasi dan membuat nilai-nilainya turun. Maka begitu anak tampak menikmati aktivitasnya mencari uang sendiri, segera ingatkan bahwa tugas utamanya ialah belajar. Mencari uang dengan beragam cara yang positif sifatnya hanya sampingan. Juga tak boleh membuat anak tidak mengikuti satu pun kegiatan ekstrakurikuler.

Di rumah, anak mesti serius belajar di jam-jam yang sudah ditentukan. Demikian pula ia mengikuti les kalau diperlukan. Di waktu luang baru anak diperbolehkan mempersiapkan dagangannya, menghitung uang yang dihasilkannya, dan sebagainya. Dalam seluruh kegiatan tersebut juga ada nilai edukasinya. Namun, urusan akademik anak gak boleh terlupakan.

3. Ajarkan cara mengelola keuangan yang simpel

5 Tips Membimbing Anak yang Suka Cari Uang, Kecil-kecil Produktif!ilustrasi anak perempuan (pexels.com/RDNE Stock project)

Ketertarikan anak yang lebih dini pada kegiatan yang menghasilkan uang juga perlu ditindaklanjuti dengan pendidikan finansial. Tentu cara penyampaiannya berbeda dengan ketika kamu mengedukasi diri sendiri atau orang yang sudah dewasa. Akan tetapi, garis besarnya masih sama. Yaitu, uang yang diperoleh anak tak boleh dihamburkan.

Anak mesti sejak dini belajar mengontrol pemakaian uangnya dan memilih menggunakannya buat hal-hal penting saja. Ingatkan anak bahwa ia mendapatkan uang itu dengan susah payah, tak sekadar menadahkan telapak tangan. Maka anak perlu merasa sayang kalau hasil kerja kerasnya lenyap dalam sekejap.

Konsep menabung mesti diajarkan secara konsisten. Anak juga diarahkan agar mempunyai tujuan yang jelas. Seperti jika uangnya telah banyak hendak dipakai buat apa saja? Bila anak belum memiliki tujuan, bantu ia mendapatkan gambaran. Misalnya, memilih di antara opsi uangnya akan terus ditabung sampai anak lebih besar, beli sepatu, atau lainnya.

4. Harus tetap tahu kapan melakukan sesuatu tanpa bayaran

5 Tips Membimbing Anak yang Suka Cari Uang, Kecil-kecil Produktif!ilustrasi dua anak (pexels.com/Mikhail Nilov)

Anak yang sejak kecil sudah sangat tertarik dengan uang juga bisa kesulitan melakukan apa pun tanpa bayaran. Dia menjadi kurang memiliki kepekaan serta rasa tanggung jawab sosial. Ia baru mau membantu teman bahkan orangtua apabila dijanjikan upah berupa uang. Dampak negatif begini tentu tidak kamu harapkan.

Oleh sebab itu, batasi kegiatan anak dalam mencari uang. Misalnya, untuk sekarang hanya dengan ia berjualan jajanan di jam istirahat sekolah. Berarti di luar situasi anak sedang berdagang di jam istirahat sekolah, ia harus siap membantu orang lain tanpa upah sepeser pun. Siap-siap dengan pertanyaan anak. Kenapa dia gak boleh selalu meminta upah atas setiap hal yang dikerjakannya buat orang lain?

Jawablah sama seperti orangtua yang bekerja, di luar urusan pekerjaan kamu dan pasangan juga tetap bergotong royong dengan tetangga serta siap membantu saudara kapan saja. Jangan sampai adiknya minta diajari PR saja, ia minta diberi uang dulu. Anak kudu tetap tumbuh dengan jiwa sosial sekalipun dia gemar mencari uang sendiri.

5. Asah kreativitasnya

5 Tips Membimbing Anak yang Suka Cari Uang, Kecil-kecil Produktif!ilustrasi ibu dan putrinya (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Terkadang anak juga mengalami kebuntuan terkait cara menghasilkan uang. Idenya yang semula terlihat bagus ketika diterapkan lambat laun bisa kurang diminati. Misalnya, penyewa bukunya lama-lama hanya sedikit. Teman-temannya sekarang lebih suka pergi ke toko buku di akhir pekan dan membeli bacaannya sendiri.

Pendapatan anak menjadi menurun. Atau, dia kesulitan menagih buku yang dipinjam kawan sehingga ia lebih sering kesal daripada senang. Biaya sewa yang diterimanya tak sepadan dengan risiko buku koleksinya rusak bahkan hilang. Tanpa kreativitas, anak akan mudah menyerah dan gak mau lagi meneruskan usahanya yang sebetulnya positif.

Beri tahu anak bahwa selain dengan menyewakan, buku-bukunya yang sudah selesai dibaca juga bisa dijual kembali. Kalian dapat membawanya ke kios buku bekas untuk ditukar dengan sejumlah uang. Atau, kamu membuat toko online agar anak bisa menjual buku-bukunya di sana. Gak ada lagi risiko buku hilang atau rusak seperti saat disewa teman.

Tingginya minat anak pada aktivitas yang menghasilkan uang harus dibina tidak hanya ketika ia masih kecil. Sampai remaja pun orangtua harus membimbing anak yang suka cari uang dengan cara memantau dan mengarahkannya. Bisa saja dia bertemu orang jahat yang mengiming-iminginya uang lebih besar, tetapi caranya amat buruk seperti dengan mengeksploitasinya secara seksual. Pastikan anak selalu tahu cara memperoleh uang yang baik.

Baca Juga: 6 Tips Memotivasi Anak Pemalu untuk Ikut Lomba 17 Agustus

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya